REKLAMASI TELUK BENOA UNTUK MASA DEPAN BALI
OLEH : MADE MANGKU PASTIKA
GUBERNUR BALI
Pertama-tama Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak dan komponen masyarakat yang telah menghadiri Diskusi Terbuka pada hari Sabtu, 3 Agustus 2013 di Kantor Gubernur Bali, serta telah pula memberikan pandangan dan argumentasinya sesuai sudut pandang dan kepakaran masing-masing. Opini yang selama ini terbentuk melalui media massa, akhirnya menjadi jelas dalam pertemuan ini, termasuk pendapat dari para tokoh dan masyarakat dari daerah di seputar kawasan Teluk Benoa.
Terima kasih pula Saya sampaikan kepada Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana yang telah mempresentasikan hasil kajiannya, walaupun belum final, yang sekilas telah dapat memberikan gambaran rencana pembangunan ini kepada masyarakat yang hadir, sehingga dapat meminimalisasi pemahaman-pemahaman yang sesat ataupun kurang jelas.
Saya sangat menghormati semua pendapat yang berkembang, dan akan mempertimbangkannya secara bijak, termasuk mengkaji secara komprehensif bersama pihak-pihak terkait, seperti DPRD dan para pakar di bidangnya, serta melalui kajian-kajian lainnya yang ilmiah dan obyektif. Saya melihat respon tersebut merupakan wujud kepedulian dan kecintaan seluruh masyarakat kepada Bali. Namun semua itu patut kita letakkan secara proporsional demi kemajuan Bali ke depan.
Latar Belakang Rencana Reklamasi
Pembangunan selalu berkembang yang ditandai dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi dan migrasi, serta pergeseran peruntukan lahan yang menyebabkan alih fungsi lahan meningkat setiap tahun. Terjadinya alih fungsi lahan tersebut disebabkan berbagai faktor antara lain: pelaksanaan tata ruang yang tidak konsisten, pengendalian yang lemah, serta kesadaran masyarakat dalam menaati rencana tata ruang yang masih rendah. Kemajuan menuntut perubahan. Perubahan inilah yang wajib menjadi pemikiran kita bersama.
Bali yang secara geografis sangat sempit, terus mengalami pengurangan lahan pertanian karena alih fungsi akibat kemajuan pembangunan. Untuk itu, kita harus memikirkan berbagai upaya terobosan dalam menjaga perkembangan pembangunan pariwisata kita sejalan dengan kelestarian pertanian sebagai nafas kebudayaan Bali. Konsep pariwisata budaya yang merupakan ikon pariwisata Bali, tidak bisa kita kembangkan hanya dengan mengandalkan apa yang ada dan apa yang kita miliki saat ini. Diperlukan berbagai program terobosan dalam pembangunan pariwisata, yang tetap mendukung kelestarian alam dan budaya Bali, sesuai slogan “Pariwisata untuk Bali”.
Di sisi lain, beberapa pantai di Pulau Bali merupakan daerah yang rawan bencana, khususnya bencana tsunami. Menjadi kewajiban kita untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana tersebut. Sejalan dengan kemajuan pembangunan di wilayah Bali selatan, eksploitasi yang berlebihan terhadap alam dan lingkungannya, harus diimbangi dengan upaya pelestarian lingkungannya.
Dipilihnya rencana reklamasi di kawasan Teluk Benua, mengingat kondisi di wilayah perairan tersebut yang salah satunya adalah keberadaan Pulau Pudut, sudah sangat terancam akibat perubahan iklim global.
Tujuan pemanfaatan kawasan Teluk Benoa antara lain untuk mengurangi dampak bencana alam dan dampak iklim global, serta menangani kerusakan pantai pesisir. Kebijakan rencana pengembangan Teluk Benoa adalah untuk meningkatkan daya saing dalam bidang destinasi wisata dengan menciptakan ikon pariwisata baru dengan menerapkan konsep green development, sebagai upaya mitigasi bencana, khususnya bahaya tsunami. Reklamasi ini akan menambah luas lahan dan luas hutan bagi Pulau Bali, yang tentu sangat prospektif bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Bali, apabila dikelola dengan tepat, arif dan bijak.
Saya menyadari pula bahwa akan muncul berbagai dampak apabila rencana tersebut dapat diwujudkan, antara lain masalah lingkungan, ketidak-nyamanan selama proses pembangunan, kemacetan, dan beberapa masalah lainnya, yang tentu dalam kajian final-nya nanti akan kita lihat, seberapa besar kerugiannya.
Reklamasi untuk Masa Depan
Pengelolaan wilayah perairan Teluk Benoa seluas 838 Ha, menurut rencana yang masih harus menunggu kajian final, sebagian besar diantaranya atau sekitar 438 Ha akan dibangun hutan mangrove. Sementara sekitar 300 Ha dibangun fasilitas umum seperti art centre, gedung pameran kerajinan, gelanggang olahraga, tempat ibadah, sekolah, dsb, dan hanya sebagian kecil atau sekitar 100 Ha dibangun akomodasi pariwisata. Kawasan tersebut sekaligus menjadi penyangga wilayah Bali selatan, yang dikembangkan tetap berdasarkan filosofi tri hita karana.
Dalam perkembangan pembangunan ke depan, reklamasi dan kehadiran pulau baru ini memiliki keuntungan bagi Bali sebagai berikut:
- Secara geografis, luas pulau Bali akan bertambah. Pulau baru yang dibangun investor di kawasan ini akan menjadi milik Bali, milik masyarakat Bali. Demikian pula luas hutan kita, khususnya hutan mangrove, akan bertambah. Keberadaan hutan bakau yang sangat luas di kawasan tersebut, akan sangat melindungi kawasan pesisir dari ancaman abrasi akibat iklim global, termasuk melindungi Bali dari bencana tsunami
- Dalam hal lapangan kerja, dibangunnya akomodasi pariwisata dan fasilitas umum akan memberikan peluang lapangan kerja bagi masyarakat Bali dalam 5 sampai 10 tahun mendatang. Diperkirakan sekitar 200.000 lapangan kerja baru akan tersedia di kawasan ini. Saat ini jumlah angkatan kerja, khususnya lulusan perguruan tinggi, terus bertambah. Sementara lapangan kerja mengalami stagnasi, karena sangat bergantung pada kondisi dan perkembangan pariwisata yang sangat rentan terhadap kondisi keamanan, dan kondisi sosial lainnya. Sebagai contoh, pada saat diskusi digelar, berlangsung upacara wisuda lulusan Universitas Udayana. Saat itu lebih dari 900 mahasiswa diwisuda, dari jenjang diploma hingga pasca sarjana. Mungkin sebagian dari jumlah itu sudah bekerja, sementara sebagian lainnya menjadi pengangguran. Belum lagi lulusan perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya di Bali yang berjumlah sekitar 40 buah, yang meluluskan mahasiswanya ratusan orang setiap tahun, bahkan ada perguruan tinggi yang melaksanakan wisuda dua sampai tiga kali dalam setahun. Dapat dihitung berapa lulusan perguruan tinggi yang berpotensi menganggur bertambah setiap tahun. Demikian pula lulusan SMA/SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka adalah angkatan kerja potensial yang belum tentu semuanya mendapatkan pekerjaan. Angka pengangguran kita di Bali saat ini memang terbaik di tanah air, tetapi itu tidak menjamin dalam tahun-tahun mendatang dapat bertahan, apabila kita tidak berupaya menyiapkan lapangan kerja baru seluas-luasnya.
Terlebih lagi tahun 2015 kita akan menjadi bagian dari Komunitas Tunggal ASEAN, sejalan dengan diberlakukannya ASEAN Free Trade Area (AFTA). Dalam masa tersebut, para pekerja dari luar negeri akan datang ke Bali untuk bersaing mendapatkan pekerjaan dalam seluruh bidang, mulai dari manager, sopir, sampai tukang sapu. Keberadaan lapangan kerja baru akan sangat membantu persaingan kerja bagi para tenaga kerja lokal Bali. Demikian pula para penari dan seniman lulusan SMK Kesenian, dan juga perguruan tinggi seni, akan mendapat kesempatan luas untuk tampil dengan dibangunnya art centre dan akomodasi pariwisata baru.
- Dalam mendukung pembangunan pariwisata, keberadaan pulau reklamasi akan menjadi destinasi wisata baru. Konsep pariwisata budaya mutlak diimplementasikan dalam membangun dan mengembangkan kawasan dan atraksi wisata di kawasan tersebut. Kejenuhan wisatawan asing atas atraksi dan obyek wisata yang ada saat ini, wajib diantisipasi untuk 5 sampai 10 tahun ke depan. Kita berharap pariwisata budaya kita menuju quality tourism, dalam arti wisatawan yang datang adalah yang memang berwisata dan berbelanja di Bali. Di sisi lain, kita tidak boleh menutup mata terhadap kemajuan yang dialami pariwisata negara-negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Kita tidak boleh malu belajar dari kemajuan yang mereka capai. Belum lagi daerah-daerah lainnya di tanah air yang sedang gencar-gencarnya membangun pariwisatanya, mulai dari yang terdekat yaitu Banyuwangi dan NTB, sampai pada pengembangan Kepulauan Raja Ampat, yang sangat berobsesi mengalahkan kemajuan pariwisata Bali. Kawasan yang sudah ada di Bali, sangat sulit dikembangkan mengingat sempitnya lahan. Oleh karena itu, kawasan pulau baru akan mudah dikembangkan termasuk melalui diversifikasi program dan atraksi wisata budaya. Para perajin kita telah disediakan arena pameran dan promosi. Para seniman, budayawan dan sekaa-sekaa kesenian yang ada, akan disiapkan art centre dan panggung-panggung seni lainnya, sehingga akan mendorong kelestarian seni budaya kita.
Lahirnya Keputusan Gubernur Bali
Kebijakan Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan rekomendasi izin pemanfaatan, sudah melalui proses dan mekanisme pembahasan,mulai dari permohonan yang diajukan investor, rekomendasi DPRD Provinsi Bali, sampai turunnya Keputusan Gubernur. Rekomendasi tersebutmasih memerlukan beberapa kajian pendukung, sinkronisasi dan harmonisasi dengan peraturan perundang-undangan, serta beberapa tahapan perizinan yang wajib dimiliki oleh investor, di mana izin-izin tersebut menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Rekomendasi tersebut belum cukup dipakai acuan melaksanakan kegiatan reklamasi, tetapi baru sebatas sebagai dasar bagi investor melakukan kegiatan pengkajian, survey, serta pengurusan perizinan yang dibutuhkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Sekarang tugas kita bersama adalah mengawasi pelaksanaan kajian tersebut kalau memang benar-benar memenuhi semua aspek,untuk kemudian dilanjutkan pada tahapan berikutnya.
Dalam membuat kajian feasibility tersebut berbagai peraturan perundang-undangan masih perlu diacu, disinkronisasikan, dan diharmonisasikan, antara lain Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2011 tentang kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita), Rancangan Perda Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi, dan Draft Arahan Peraturan Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang sedang disusun dokumen akademisnya di Pemerintah Provinsi Bali. Sementara Pemerintah Kabupaten Badung juga sedang menyiapkan Raperda Arahan Peraturan Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten Badung sebagai tindaklanjut amanat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Dalam Keputusan ini, Saya dengan tegas mencantumkan hal-hal yang wajib dipenuhi dalam pengembangan rencana reklamasi ini oleh calon investor, yaitu: 1) menaati ketentuan perundang-undangan yang berlaku, 2) memperhatikan kelestarian lingkungan, 3) mengikutsertakan dan mempekerjakan masyarakat di sekitar tempat usaha serta membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, dan 4) menghormati nilai-nilai agama, budaya, kesusilaan dan/atau ketertiban umum dalam penyelenggaraan kegiatan.
Proses reklamasi ini masih sangat panjang, yang memerlukan pemikiran kita bersama untuk mewujudkannya, sehingga nantinya benar-benar memberikan manfaat bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Bali di masa mendatang. Bali yang maju adalah Bali yang tidak tercerabut dari akar budayanya yang adiluhung, dengan kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Saya mengajak seluruh rakyat Bali, untuk membangun Bali dengan dasar cinta, dan menyumbangkan pemikiran dan hasil karya sesuai kompetensi dan swadharma masing-masing. Terima kasih.
Oleh: Made Mangku Pastika
Gubernur Bali
109 Komentar
– Adanya reklamasi tidak akan menjamin berhentinya alih fungsi lahan pertanian
– Bagaimana kalau Bali menciptakan sejuta entrepreneur yang bisa membuka lapangan pekerjaan baru sehingga masyarkat bali tidak terus menerus menjadi budak dan pekerja.
– Arah perkembangan ekonomi berbasis pariwisata yang telah jauh melebar. Padahal Bali memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar.
#tabik
terima kasih pak gubernur atas penjelasannya yg detail dan dapat dimengerti dan klu seperti itu yg sebenarnya. sebelumnya saya selalu berfikiran negatif karena saya mendengar sepotong – sepotong dari orang dan media yg memang tidak senang dgn bapak.
maju terus pak mangku!!! lanjutkan pembangunan demi kemajuan bali utk masa mendatang,,,kami mendukung,,!!!!
Badah…., ne sing be pedayanine. Jeg saget mengucapkan terima kasih. Pidan ngorahang sing nawang2, sekarang kok bisa lebih detail, meski terkesan mengada ada…
Pak mangku, itu semuanya amat menarik Dan sangat positive sekali bagaimana kalau dilihat dari sisi negative nya?,contohnya abrasi disebelah utara atau timurnya pesisir Bali . Suksma
Reklamasi teluk benua ini djadikan hawainya dbali?
Pemimpin sing satya wacana, hati hati kepentingan investor 50 tahun lbh diutamakan , padahal jabatan gub bali cuma 5 th lagi, ingat kasus pulau serangan !!
@daddy,,kasus p serangan sg perlu jani mejukungan maturan kemu, lsg parkir smping pura,,desa ditu maan masukan parkir,,,,hhhmmmm
@putry otak ci to mentok ne tuah di pemasukan parkir, berpikir sing ci biin 10 tahun 20 tahun bali cara engken…kaden ci pragat ken pis parkir gen???
@yan lotok ,,,apan cine usak,,ci dot bali pang maju tp pang sg tuyuh,,pang sg ruwet, males2an,,dadi ben ci modal bngut koar2 gen,,,lmn ade care PY be dadi wagub sg taen ngantor mkn gaji buta mare luung bg ci,,,dsr lmn sesuunane kiul, perekan2ne pst tyul,,,,
teluk slalu berdampingan dengan tanjung sprt bapak dgn ibu, teluk hilang,tanjung gmn? ….pasti sedih.
Mihh bgt rupanya? ( antara meyakini niat baik pemerintah dan meragukan dampak akibatnya nanti ) tampaknya kita sedang bermain judi terhadap nasib manusia bali.
Nggih durusa memargi pak gub…
Suksma
Seorang pemimpin yang baik dan tidak dalam tekanan pihak tertentu, akan mensosialisasikan hal ini sebelum SK dikeluarkan, bukan setelah SK dikeluarkan, dan malah sempat mengaku tidak tahu-menahu. Semua orang setuju untuk memajukan bali, tapi jika caranya seperti ini, wajar jika banyak yang curiga, belum lagi SK itu melabrak aturan yang lebih tinggi. Ditambah 5 tahun kemimpinannya banyak sekali menimbulkan gekolak, berseteru dengan media, desa adat, BPK, jauh beda dengan gubernur sebelumnya. Lanjutkan???
putu; jelas beda, gubernur selain pak mangku taen lenan uli badung atw denpasar, makane yg dibangun cuma itu2 saja. Mare jani ade gubernur yg mau melaksanaan pemerataan pembangunan…gubernur lenan nak medem gen gaene kecuali pak mantra.
Tyang nyame bali uli bllng sube mekelo tusing taen maan perhatian.
Inget dulu kota pendidikan kisidange dri singaraja ke dnpasar, mare pak mangku dadi gubernur balik buin ke singaraja..
Masalah media sube jelas siapa yg fitnah,,,,balipost makane kalah di persidangan..bagi tyang pak mangku benar2 gubernur yg bkrja,,acung jempol,,,
Masalah reklamasi ane nguyutang hanya SN dogen, jeleme iri hati, merase paling sugihe dadi jeleme. Putu tahu g gmn kekayaan sn,,,, makane duegang ibane dadi jeleme,,,
Suba ya ingin pemerataan, membangun daerah lain, sing di buleleng nake reklamasi !! Ngudiangh di tanjung benoa, masi nu di bali selatan !!
Kone ingin membangun !! I pidan ngaku sing nawang ada sk tuun, jani suba ketara ada sk,mara sosialisasi, biarpun melabrak perda sarbagita dan perpress tentang pulau kecil dan reklamasi, jeg jalan terus !!
@lengehbuah,,,setuju,,,,sebenarne anak satrie narade ne dot masi dadi gub uling mare ye ngati ngisi bp/btv, ye ngae prgrm2 ane misi krame2 bali, kenehne ngedengan pgrm ane mebungkus baan aji ajeg bali, tp usahane liunan bangkrut, kebetulan jani pak Mangku jln prgrmne bali mandara, otomatis py iri bs2 py sg maan kesemptn berikutnya mkne py ajak sn , cr mesekee menjatuhkan MMP,,,,
MP sbo sg nyandang gugu,pemimpin mental buldozer,.omong kosong semua..!!
@ rare cenik cenk blonk,,,anda sgt arogan dlm berkomentar???diamnya kita bkn krn takut tp anda2 pendukung PY adlh orang2 buta_tuli- buduh2an,,,seberapa dalam anda menguasai ilmu reklamasi,,,geologi,,,dan bhs Hukumnya,,,krn yg anda tohok Pak MP dan Wakilnya padahal Rekomendasi kluar lbh dlu dr DPRD knpa anda tdk gugat Cok Rat dan PY???? Kemana saja,,,,tolol!!!!!!!
Ikhlaskan sj pk mangku,tolong cabut itu sk,smoga pk mangku dkenang olh masyarakat bali karena kenegarawanan anda..jngn slalu mnuruti keinginan investor..
Aduhhhhh…….. pak Prof. Jabatan memang lima tahun tapi kan dilajutkan oleh pejabat selanjutnya , mendukung pembangunan yang banyak positifnya dari pada negatifnya dan tidak merusak budaya dan adat Bali, sukseme !
tyang setuju gen drpd dadi pejabat pules ken nyemak gajih gen be mekire pemilu mare megerudugan inget ken rakyat,
Pak MP toppp, tapi tiang kar kedek malu , ha…haaaa….haaaaaaaaa, uihhh…..uihhhhh ternyata dalam rencana itu akan dibangun Art Center beneh be Ceng blonk sing setuju /alias nyakit hati, karena ade saingan lahan parkir setiap PKB , biin be setiap minggu nanem batis sambilange narr sele bun pang sing kumat asam uratne , ampure blonk
wkwkwkwkwkwkwkw .. urut ben lateng
Mantap Pak.Mangku, Semoga semua pembaca mengerti duduk perkara yang jelas dalam hal ini.
Terima kasih atas penjelasan yang sangat jelas dari Gubernur Bali….wlaupun kita sudah tahu, wakil gubernurnya bak ditelan gumi…saya acung 4 jempol kpd MMP yang dgn satrianya memaparkan proses Rencana reklamasi Benoa yang masih dalam tahap pengkajian lebih dalam lagi…saya pribadi sangat menyetujui ASALKAN kajian2 tersebut menghasilkan banyak manfaat bagi Bali, generasi muda Bali dan masa depan Bali….semeton jangan takut duluan…nanti kita kalah segalanya dgn para pendatang….percayalah…
karena reklamasi serangan pesisir gianyar smp karangasem terkena abrasi yg masivee yg seharusnya baru terjadi puluhan tahun nanti, skrg mau ditambah reklamasi benoa dampaknya pesisir terutama daerah teluk bagian selatan akan lebih cepat habis kena abrasi, selamat anda yg mendukung berarti mendukung menghabiskan lahan bali daratan, tinggal tgu gelombang tinggi habislah semeton kita yg tinggal dipesisir,.,
Setuju dgn p skanda !! Pikirin masi nyamane ane hidup di sisin pasihe be delod !! Btw dugas. P gendo dan prof ibrahim menelanjangi gubernur dgn pertanyaan , gubernur tidak mau menjawab , nak kenken to, jawara debat kok tumben sing bisa mesaut !!
Setuju …..pikir nyamane ne bisa kena abrasi!!!!
apakah disana 70% bisa orang bali bekerja??
gmn kalau tidak justru orang bali diusir
????
lingkungan bali udah jangan drusak2 lagi cukup……
Dulu bilang gak ada sk reklamasi sekarang penjelasannya manis sekali PEMIMPIN APAKAH INI? Siapa yang percaya? Paling orang dungu. He he he PAK MANGKU SUUD MALU NGULUK NGULUK!
UANG KADUNG HABIS DIPAKE DAN DIBAGIKAN
PAK MANGKU BRANI MATI NTUK INVESTOR MONEY LAUNDRING ? TANDANG DOSAN TE KANTI 7 TURUNAN HE HE HE
Biasanya orang yang sering berbohong itu, bahaya dan stress karena harus menutupi ke bohongan sebelumnya suksema, ingat kasus Lapindo alias lumpur Lapindo, nanti ada kasus teluk Benoa karena, desa adat Benoa pelan pelan tapi pasti akan tergusur dan lenyap spt orang Betawi Jkt , Pak mangku pastika otaknya komisi melulu jeg, singkirkan dari Bali supaya merantau lagi suksema
yen banyuwangi alam ne sing usake….
dibiarkan tetap asri…..karena saya pernah kesana…..jika teluk benua dreklamasi….bukankah nantinya kita mau kesana harus bayar???
bukankah pulau ini milik rakyat????
Niat anda memang bagus pak,anda bertindak untuk kepentingan bersama(Bali),tp seharusnya antara niat dan pelaksanaan anda setidaknya juga harus balance,niat anda ingin memajukan bali,setidaknya laksanakan juga bersama bali,jgn maen mengeluarkan SK bgitu tanpa sepengetahuan masyarakat begitu.Ngiring merembug dumun.
Setidaknya transparan lah melakukannya..
Hargai masyarakat bali seperti masyarakat bali yg sudah menghargai anda dengan mempercayakan bali pada anda pak.
Suksma..
Pak Gubernur, pertama ty mau tanya, apakah tidak ada kebijakan pemerintah atau sebagainya untuk mengedepankan orang local untuk bekerja ditempat kita? Bukannya rasis tapi paling tidak kita ada kekuatan di tanah kelahiran sendiri menghadapi AFTA tersebut, dan yang kedua, apakah pem prov ten medue jinah anggen ngae hutan mangrove? Saya rasa dengan menggerakan mahasiswa dan murid SMA untuk bergabung atau berpartisipasi dalam penghijauan atau penanaman hutan mangrove pasti bisa, apakah harus nunggu investor?…. Semakin kendornya peraturan kita terhadap pembangunan kita maka semakin rusaklah alam kita nanti, apabila ada pembangunan harus ada lahan pertanian dan kehutanan 3x lipat sebagai gantinya…objek pariwisata kita adalah alam, seni dan budaya bukannya hotel yang megah dan berserakan dimana2 secara tidak teratur….Suksma
orang bali udah pelan2 kehilangan jati diri, dan akan jadi tamu di tanahnya sendiri.
kata pak mangku..pulau kita kecil dan dgn reklamasi pulau kita bertambah luas..
ini di peruntukan untuk siapa……? orang balikah….lihat kenyataan sekarang
Dalam hal lapangan kerja 5 –10 tahun lagi untuk siapa….? bagaimapun terampil dan pintarnya orang Bali dilirik sebelah mata oleh impestor dan pemegang usaha…..walaupun pemegang usahanya orang bali sendiri..itu kenyataan.
Dengan bertambahnya lapangan pekerjaan…. bukan untuk orang bali sendiri itu artinya untuk orang luar bali yg lebih dominan…itu sudah pasti…artinya Bali 5–10 th lagi akan tambah sempit lagi
Kalau boleh saya sarankan bangunlah Bali dengan merata jgn hanya numplek di bali selatan…..terima kasih
benar itu pak made….jangan terkesima dulu dng ucapanya….kaji dulu dengan kenyataan sekarang, seperti yg pak made katakan benar sekali..cari kerja di bali untuk orang bali sulit sekali….keponakan sendiri,,yg juara memasak dan bisa menciptakan saus dan menyu baru…masih aja DW..kalah dengan orang luar bali
yg hanya bisa ngupas bawang yg sudah dipermanen…
jgn terkesima dgn janji manis,
yg jelas penggagas dan infestor yg untung
made yuniati @ inilah persoalan bagi generasi muda sekarang cari kerjaan di Bali susah dan kebanyakan investor tenaganya dari luar Bali, semoga pemangku-pemangku yang memegang kebijakan dapat mencarikan solusi tentang hal ini, dan mohon maaf, tidak ada maksud apa. kalau Mas Semara Geni, dan Yuyun Antari siapa yaaaa ?
apa yg diceritrakan Pak Gubernur sungguh sangat IDEAL, tapi saya tidak yakin itu bisa terwujud krena proses awal aja pakai kucing2an tidak ada KEJUJURAN terlebih berhadapan dg aparat/pejabat dan Politisi yg bermental KORUP dan tidak perduli Kepentingan Rakyat yg sesungguhnya, diwarnai MENTAL CALO dll. Hemat saya energi saat ini sebaiknya dipakai sebesar2nya membangun desa/pertanian sehingga mampu mrngerem nafsu masyarskat menjual tanah dan betah di desa memelihara budaya. Dengan Reklamasi justru saya melihat akan muncul nafsu masyarakat menjual tanahnya sbg multiflyer efect dr pertumbuhan ekonomi yg tinggi disuatu tempat yg berlebihan dan tidak terkendalikan oleh Pemerintah sendiri karena kekuatan KAPITALIS
majapahit runtuh, kebudayaan maya hilang, babilonia , lenyap kenapa itu disebabkan karena perputaran jaman … saatnya kita memilih dengan sebuah konsekwensi , selamat atas sumbangsih pikirannya ttg bali baik pak mangku , dan semeton yang peduli bali kami menunggu apa yang semeton lakukakn bukan yang dlm bentuk wacana suksema
Kita tunggu saja kenyataanya.
Irage sing je menolak reklamasi… Cuma misi mebawa-bawa tsunami ento jeg konyol sajaan ngenahne…. Tinggi gelombang tsunami ento kude, tinggi urugan reklamasine kude? Masak ento nyidaang menangkal tsunami? Apalagi reklamasine ento tusing benar2 dipinggir pulau, malah di tongose ilid…amun alasane menangkal abrasi memang masuk akal
Amun nyak jujur dogen, anggo kajian ekonomi ento lebih masuk akal…nyidaang ngitung kude untungne kude rugine…
yen sube dueg suud meburuh buka lapangan kerja sendiri. menurut saya yang bikin tidak maju itu bukan orang lain tapi mental kita masih mental buruh itu penyebabnya
Betul pak….., termasuk gubernur ini.., mentalnya mental kacung. kacung investor
hmm… saya rasa, tulisan ini sebagai penjelasan atas polemik yg tengah terjadi pada masyarakat bali terkait rencana reklamasi teluk benoa.. mengingat selama ini, informasi yang diterima masyarakat bali hanya sepihak dan tidak berimbang.. dengan demikian kita sebagai masyarakat bali dapat melihat duduk persoalan sebenarnya atas kasus ini sehingga dapat memberikan penilaian yg menyeluruh dan objektif..
@made, hilangnya negara2 besar itu karena mereka kehilangan jati dirinya krn tdk bisa memfilter ideologi/kultur asing, sama bali pun akan bernasib sama. Kita semua tlah melupakan bisama leluhur dalam membangun bali yg sejati.
Prettttt
Pembohong ini orang , matanya duit melulu, saatnya rakyat berontak enyahkan, kak akuk dari Bali, genyang sampai habis
Ingat kasus Lapindo , nanti ada kasus teluk Benoa , alasan mencegah tsunami, Jepang yang super negara kaya saja angkat tangan masalah tsunami, kalau alam murka , jangankan teluk Benoa , bumi ini bisa lenyap, alasan mengada ngada
Lucu ya….kita yang ngoceh…sedangkan yg semestinya ngoceh adalah DPRD Bali yg notabenenya wakil rakyat…..mereka di gaji besar….mestinya waktu ada presentasi dengan DRPD dari investor sudah harus dikritisi.. anggap saja SK itu salah…pasti DPRD Bali ada hak panggil Gubernur…..Demo yg terjadi krn DPRD tidak mampu menyalurkan aspirasi rakyat yg di wakilkan. Demo boleh dan sudah ada aturannya.
DPRD care nyongkokin tai kebo, gaji jak tunjanganne gen gede /megenep yen sube pragat mare enggal ngangkenin, ne be sing masuk akal lamen ade demo kan DPRD ane cepat mengklirkan, karena dadi aspirasi Masyarakat, jani benee jak timpeleee meconggrah , care sekee manyi dadine uyuttt.
jani semeton pade wikan sareng sami alaon-alaon mekayunan pangsing emosi nyanan menjatuhkan iragane pedidi, rarisan mekerya sane becik ngepolihan becik , arang bali infirasi dunia
nice pemaparan pak made mangku pastika.. manis,, mantabzzzzzzzzzzz … tp secara hukum reklamasi itu kan sudah jelas melanggar undang-undang.. paparkan dung juga undang-undang atau peraturan yang dilanggar.. biar berimbang… dampak negatifnya kedepan juga seperti apa.. masak luung2luung ne gen orahang,,, komisine adi sing orahang masih… rahasia umum to..
sy mghormati pak mangku pastika (sbg gubernur bali sebelumnya dan terpilih berikutnya) ..,..selamat untu pak mangku-sudikerta…,sy mdukung program2 pro rakyat seperti jkbm, bedah rumah, simantri,..,.tapi maaph. untuk sk reklamasi sy tidak sependapat dgn bapak..,..sy sependapat dgn logika hukum yg diungkapkan oleh Prof.Ibrahim..,….,.kalo secara aturan hukum, telok benoa sudah dinytaakan sbg kawasan konservasi (dituangkan dlm perpres SARBAGITA DAN DITANTADATANGANI OLEH pak SBY) ..,..belum lagi ada moratorium dari bapak sendiri yg menyatakan untuk meneyetop sementara pmbangunan akomodasi wisata di daerah bali selatan,….bagaimana ini pak?? bukankan reklamasi di telok benoa sudah bertentangan dgn produk hukum diatas ??? ….ampurayang,..tiang nak belog,..mohon pjelasan aturan nya..,.yen sekadi tanda larangan parkir, ampun jelas ditempat tersebut dilarang parkir, trs kita memaksakan u parkir disana…..selamat memipin bali u 5 thn kedepan
Saya tertarik membaca bbrp komentar pda artikel ini dan sampe ktwa mmbaca.
Org yg tdak tau letak teluk benoa dmn dan ngomongin bali dr taun ketaun serta masyarakat bali spt apa dan bgaimn.
Bulldog dan skanda: brbicra abrasi, itu kodrat alam bgaimn dng es dikutub utara yg stiap taun nya mncair? Imbasnya smua belahan bumi mas…brbicra pesisir bali hmpir smua na juga diurug utk menanggulangi abrasi.
Manda: ap yg diktakan bnar psti sedih, saya mau tnya tau ga letak teluk benoa itu dimn? Dan pulau pudut itu dimana? Bgaimn sedihnya masyarakat tjg.benoa yg asli penduduknya dsna sedih kehilangan pulau pudut yg lgsung brda di teluk benoa?
Putu: yg mengatakan tdk tahu menahu spa tu? Dan sosialisasi sblum sk kluar. Putu psti cma baca 1koran ya? Dan apkh putu prnh kekantor pmrinthan utk mengetahui kegiatan dan program krja pmrnth yg skrg?
Prof. Kancil: ulasan anda benar pemimpin yg melaksanakan atauu sbg pengeluar kebijakan tidak akan sembarangan mengeluarkan kajian”yg dpt merugikan masyrakat.
Joblar: maksud kata diusir? Banyuwangi alam nya tdak rusak prnh ukur ga brp aset negara dan masyaraktnya tnah dsna,
bayoe: org local bkrja dtmpt qta, prnh ke dinas tenaga kerja ga brp persen org local qta bekerja serta pnjbaran lain nya silahkan cek ksna.berpa apbd kita pertaun dan pengeluaran kita pertaunnya?pda pnjelasan pak gubernur latar blkg bali sangat sempit trus mengalami pengurangan lhan pertanian ini diakibatkn alih fugsi lhan. Bayoe tau spa yg mlkukan alih fungsi lhan itu sendiri? Masyrkat kita yg udh cendrung dan mulai mlas bertani krna pajak ckup tinggi, cuaca jg bs jdi menentukan hsil prtnian srta dmpak negatif lain nya.
Made sujana n made yuniati: pak/ibu made pernah ga itung brp gaji tukng bali dgn tkg dauh tukad? Bgaimna adat dan budaya kita org bali dikit” hari raya lbur,..
Lpangan pkrjaan akan tercipta bila masyrkat bali nya mau dan berusaha di daerahnya sndri dng krja halal di sgla bidangnya. Contoh kecil jadi pemulung masyrkt qta msi canggung utk ngmbilin krjaan gtu., dauh tukd balik kekmpung na udh pnya n bs beli aset
Pikir sisi negative masi bro….
Pak gubernur bali batalkan saja proyek reklamasi dan bandara baru klo rakyat bapak terlalu banyak berpolemik dan sarankan investor itu untuk ke lombok saja dan kami sangat terbuka agar pembangunan wisata kami dapat mengalahkan bali yang selama ini menjadi ikonnya indonesia apalagi ditunjang dengan sudah adanya bandara internasional lombok.
@Putra Lombok : saya percaya pantai kuta lombok panorama laut, dan bukit ditengan laut, pesisir yang memukau keindahan serta dengan budaya nyalenya akan bisa berkembang pariwisatanya melebihi Bali, karena saya pernah tinggal 2 tahun disana, ampure semeton bukan meremehkan Bali.
@pak BARISAN OPOPSISI, emang bapak tau akibat reklamasi? bapak ahli maritim kah?sudah pernah baca ulasan maritim indonesia yang menolak reklamasi di teluk benoa? pernah baca ahli tsunami tentang apakah reklamasi bisa jadi tameng bali??? ayo pak kita diskusi di media social kita pake media @balebengong supaya identitas kita bisa lebih jelas … silahkan disana banyak yg diskusi mengenai reklamasi, kok anda barisan oposisi dan pengikut MP gak berani berkomentar, hanya berani berkomentar di media ini.. hehehehehhehehehehehe
hidup Alam…. hanya alam yang akan menang …
Pengikut kak angkuk, mati suri, mana argumen mu? Ayo keluar km tikus busuk, km ingin membodohi masyarakat Bali , nanti dulu,ingat uang bukan segalanya kalau alam murka,,jangankan mangku pastika bersama kecoaknya akan di sapu habis
Alasan membuka lapangan kerja? Emangnya cari kerja gampang sekarang di Bali , apa saja harus nombok ratusan juta, ah km kira saya bego, seandainya reklamasi jadi paling paling orang Bali jadi tukang, sapu, cuci WC, tukang kebun masak di tanah kelahiran sendiri jadi pembantu, lihat tuh Nirwana resort miliknya Bakri , taxi dan transportasi di monopoli oleh pihak hotel, orang Bali jadi tukang kebun, pada mulanya saja stapnya orang Bali sebagai pemanis bibir, tapi secara perlahan di PHK , secara halus, dan di gantikan oleh orang Jawa prettt lah loe pastika, usir dari Bali orang penghancur Bali ni
@blonk,,,lmn sube dsr sakit hati suud klh pilgub ken2nang jeg be pragat protest, pokokne tolak,,ngisinin jengah blonk, jengah gutgut sumangah, nah jeg gelar gelur gen be, nak tuah amonto senjatan cine nu, nyanan lmn layah basang cine, baange je sisan tamu,,kadong sedeng rame tamu cang mkn ne,,cang sg maan malu ngerunguang nah itepang be iban cine muntag mantig disisin rurunge , de gen ngae rusuh mengganggu nak lwat,,,,,hik,hik,hik,,,,,
@Ceng Blonk : yen ulian coment ngoraang maan komisi, pipis gen, membodohi, dll , I do not forbid it, anybody nature of democracy and the right to speak freely is responsible , Tapi kalau orang bali tidak gampang nyari kerja / dianak tirikan oleh investor kita semua tahu cuma kita memohon kepada yang memiliki kewenangan bagiaman solusinya, apakah mungkin bisa dibuatkan kesepakatan/aturan dan atau apalah yang intinya setiap investor yang membuka usaha dibali paling tidak ada penduduk local …….% dsb-nya. Permasalahan Reklamasi yang nota bene berdampak pada lingkungan hutan dan biota laut, nelayan dan abrasi disekitarnya tentu perlu pemikiran yang kedepan karena alam akan senantiasa berbicara sesuai kehendaknya. Seiring dengan perkembangan teknologi modern banyak hal yang semestinya menjadi catatan bagi kehidupan manusia salah satu contoh adanya pemanasan global baik dari alam atau buatan cepat atau lambat Gunung Es yang ada dikutub/antartika akan meleleh/cair. dan disaat itu lautan akan melimpah air merajah dunia dan menelan daerah yang paling rendah, apalagi diterpa angin yang berkapasitas besar maka meletuplah pasang yang akan menerpa daerah terendah, Maaf ini pemikiran orang awam geologi,metrologi dan geo fisika dan ilmu alam, sukseme
beli cenk blonk… kebanyakan orang Bali ityu pemalasn anda bisa lihat sendiri kenyataan di lapangan…. sekarang orang bali banyak yang jual sawah karena malas bertani,, jual sawah hanya untuk jadi PNS karena dikiran mereka PNS itu hidupnya sudah sejahtera… sekarang ini dibutuhkan kesadaran dari masing2 masyarakat Bali untuk bisa lebih maju lagii.. kok mau di enaknya aja,,, usaha gak ada RUGI toh.. gimana mau maju kalau orang Bali sendiri gak punya kesadaran buat maju
Diambil dari data : www.webstatsdomain.net
Overview of Metrobali.com
Metrobali.com is ranked 240,523 in the world (among the 30 million domains). This site is estimated worth $6008USD. This site has a low Pagerank(1/10). It has 51 backlinks. It’s good for seo website. Metrobali.com has 22% seo score.
Overview of Balebengong.net
Balebengong.net is ranked 651,294 in the world (among the 30 million domains). This site is estimated worth $5614USD. This site has a good Pagerank(3/10). It has 178 backlinks. It’s good for seo website. Balebengong.net has 27% seo score.
Terjemahan
Ikhtisar Metrobali.com
Metrobali.com berada di peringkat 240.523 di dunia (di antara 30 juta domain). Situs ini diperkirakan senilai $ 6008USD. Situs ini memiliki PageRank rendah (1/10). Ini memiliki 51 backlink. Ini baik untuk website seo. Metrobali.com memiliki skor seo 22%.
Ikhtisar Balebengong.net
Balebengong.net berada di peringkat 651.294 di dunia (di antara 30 juta domain). Situs ini diperkirakan senilai $ 5614USD. Situs ini memiliki PageRank yang baik (3/10). Ini memiliki 178 backlink. Ini baik untuk website seo. Balebengong.net memiliki skor seo 27%.
How much is metrobali.com worth?
estimated worth,
$ 17,710
This report is 80 days old.
How much does it make?
$ 56 / day
$ 1,680 / month
$ 20,160 / year
Apply these tactics from our blog to increase your website earnings:
How to Make Money on the Internet
Website Traffic
3,791 visitors / day
113,730 visitors / month
1,364,760 visitors / year
18,784 pageviews / day
563,520 pageviews / month
6,762,240 pageviews / year
Alexa Rank: 451,486
(Alexa Global Rank for the last 3 months
Pak kuciang: makasi pak kuciang. Saya bukan maritim indonesia, apkh bpak penduduk asli bali dan berasal dri wilyah yg terkena dmpak pulau abrasi? cba simak kembali pertnyaan saya, teluk benoa dan pulau pudut apkah anda tau letaknya? Mungkin bpk bukan org pesisir ya? Teluk benoa adalah wilayah pulau pudut yg merupakan habitat penyu. Jdi bsa ga bpk byangkan punya anak 2 yg tiba”kena penyakit ap yg akan anda lkukan? Menyelmtkan anak ato mengorbankn anak? Sma hal dengn pulau pudut apkh dselamatkan ato dibiarkan hilang utk slmanya dan masyrkat dsna menjerit.
bapak barisan oposisi..anda ini tidak pernah tau terhadap realita dan kenyataannya sekarang ini…bukannya orang kita tidak mau berusaha
tapi memang kesempatan untuk berusaha itu yg di tutup oleh orang kita sendiri
orang bali memang orang metilesang ibe..depang anake ngadanin,,itu moto kita dalam bekerja.
sebagai contoh” orang bali bisa mengerjakan 10 paling dia bisa bilang 3 artinya ndak sombong….klo orang luar bisa ngerjakan 2 bilang 10 biar dikira pintar dan cekatan….apa lagi yg bilang cewek bandung habislah……..orang bali matinya di sini ni……tanpa interviu lolos,,,,,
@made yuniati,,,mhn ya jgn slalu menyalahkan orang lain,,,dlm kesempatan bekekerja/ berusaha,,,adlh hak pribadi setiap warga negara indonesia boleh membangun di seluruh indonesia sesuai aturan yg berlaku,,,klo skrg orang bali sy liat bnyak yg mau bekeerja dan berusaha,,,jdkanlah anda2 atau teman2 anda jd entrepenuer bali yg mau berpikiran maju ke depan jgn bisanya hnya menyalahkan pemerintah kita hidup dlm sistem ayo gunakan sistem di sini di tingkatkan,,,jgn bnyak omong2 doang suksma
@barisan oposisi, justru anda yg ga tau persis tanjung benoa sprt apa, blum tentu apa yg dibilang tokoh2 di tjb mencerminkan aspirasi masyarakat tjb. Kenapa Saya tau? Krn rumahku di tjb.
@barisan oposisi, justru anda yg ga tau persis aspirasi masy. tanjung benoa sprt apa, blum tentu apa yg anda dibilang mencerminkan aspirasi masyarakat tjb. Kenapa sprt itu , setiap hr sy lihat dan dengar langsung di tjb. Coba hr ini masy tjb diajak poting brp yg setuju?
@ rare cenik cenk blonk,,,anda sgt arogan dlm berkomentar???diamnya kita bkn krn takut tp anda2 pendukung PY adlh orang2 buta_tuli- buduh2an,,,seberapa dalam anda menguasai ilmu reklamasi,,,geologi,,,dan bhs Hukumnya,,,krn yg anda tohok Pak MP dan Wakilnya padahal Rekomendasi kluar lbh dlu dr DPRD knpa anda tdk gugat Cok Rat dan PY???? Kemana saja,,,,tolol!!!!!!!
Saya hanya berharap agar Bali ajeg,, masyarakat Bali jgn sampai di injak2 oleh pihak luar Bali,ingat kita disini tuan rumah,bukan tamu,kita akan ramah sama tamu kalo tamunya sopan…
pang milu gen tiang exis ndriki
@barisanoposisi : ne baca malu pak : http://www.balebengong.net/kabar-anyar/2013/08/06/khayalan-tingkat-tinggi-gubernur-bali.html
@putry @barisanopisisi ayo disana kita juga bisa komentar…
Pak mangku sekenang dik mikir. de asal2an. de ngenehang pengangguran, nambah pulau. nambah proyek mare seken, pang payu to nglah truk2 maan pipis. sugih be pak mangku. jilid II bali mandara engken kaden bali ne. jani perusahan cange trancam tuutp sing man tamu. hotel bes bek. ije ye pak mangku rungu.
@xxx,,ape usaha ci??? jual beli,,? jual tanah beli bakso,,ken2ang ci pang sukses jmh pedidi gen ci klh bersaing apebuin pesu pekarangan,,,kekd butuh cine, lmn gelar gelur mare jago ci,,,
Halooooo Boss XXX siapakah yang terkaya di Bali ??? silahkan klick..klick dibawah
http://www.youtube.com/watch?v=pSB3N0qxJMk
http://www.beritabali.com/index.php/page/berita/dps/detail/05/08/2011/Ini-Dia-daftar-Orang-Terkaya-di-Bali/201107020269
Kucing: Saya udah tau dan saya udah sering buka web itu,,, seperti penjelasan pak sutiawan anda mengerti bukan!?
Balebengong layak nya BP apakah media independen pemberitaan nya!?
Dan balebengong dri tampilan nya saya tau milik kelompok organisasi tertentu yg mengatasnamakan diri nya pencinta sbg hal! Apakah udah bercermin dri itukah!?
@barisanoposisi : sok tau ci de tentang balebengong…….. balebenong milik warga tidak ada milik organisasi… buka wawasan ci ne malu ….
neh maca masih ajak makejang pengdukung kak angku yang pintar :
http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html
@kucing,,lmn ci merase cerdas tekain wkt tgl 3 agustus ditu ci berdebat mare bs maan solusi, de salah laku ke tempat ngerumpi,,,to patuh care sekee tuak di pos kampling smbil mekupuk bungut ci meroko , ngalur ngidul,sambilng punyah,, lmn berpikir otak anggon , de dengkul ci anggone,,,,
@putry kalo pak manggku memang perduli bali. kalo sudah banyak yang menolak kenapa harus ngotot. berpikirlah jernih sing nyen karena susuk ne. tentunya kalo ga ada reklamasi kita tidak akan terpecah, soal kemajuan masih banyak jalan lain…. hidup alam!!!!!!!!
Suud uyut mslh reklamasi,.isu ini utk menggagalkan pelantikan pak mangku.kalah di pilgub,di mk.jani mslh reklamasi.jelean jeleme jawa nu jelean nyame bali ne.demen sajan uyut jak nyame pedidi selegang ngalih gae pang sing telah beli ne ajak nyame dauh tukad ne seleg megae.
Teluk ker meseluk ajak cluluk fi benua. Cang leak sing setuju….
Yth. Bapak Gubernur Bali
Pertama-tama dan yang paling Utama saya Mohon Maaf atas kelancangan saya terhadap Bapak Gubernur, dan tidak ada maksud untuk mengurangi rasa hormat saya kehadapan Bapak Selaku Orang Nomor Satu Lingkup Wilayah Prov.Bali, bahkan terbesit adanya indikasi Menggurui, hanya sebatas memberikan Secuil Sumbangsih Argumentasi Guna Kepedulian terhadap tanah Kelahiran Kami (Murni dari Hati tanpa ada Muatan Politik)
Menyimak penjabaran dari Rencana Reklamasi yang bapak paparkan/jabarkan via media on line Metro Bali, Saya selaku masyarakat awam yg notabene Putra Daerah yang masih terus belajar sepanjang Hayat, dalam hal ini guna memahami/menelaah tentang Reklamasi di Teluk Benoa yang bagi saya pribadi agak sedikit kurang jelas/mengganjal tentang dampak positif dengan 3 point saja yg dipaparkan karena mengingat hukum Positif – Negatif, Hitam-Putih, Pro-Kontra yang selalu berdampingan. Dengan hal itu sudah seyogyanya memikirkan dan menjabarkan hal baik (+) dan buruk (-) yg akan terjadi akibat Reklamasi dengan analisa pertanyaan sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan (sebab-akibat) :
1. Apakah dengan adanya Rencana Reklamasi Penduduk Pribumi sudah ternjamin tercovernya mereka di dunia Kerja yg baru (Yang dicanangkan) dengan payung Hukum sesuai dengan kesepakatan yg valid atau Hanya berlaku bagi kaum tertentu dan golongan tertentu saja. Hal ini sudah tentu menjadi kajian pokok sebuah perbandingan dengan menghindari paradiga “Tuan Rumah Menjadi Tamu di Wilayah Sendiri (Tanah Kelahiran), Tamu Menjadi Raja yg Penuh Kuasa”terlebih dengan adanya program AFTA 2015 sudah barang tentu sedikit demi sedikit tersisih seiring waktu. (Apakah SDM dan etos Kerja Masyarakat Pribumi sudah benar2 siaga dan siap sepenuhnya)
2. Masa Kontrak terhadap Investor yang Menginvestasikan Modal
Dalam hal ini sudah sangat penting dan perlu dikaji dengan sangat mendalam mengingat masa jabatan limit waktu hanya sebatas 5 th (bahkan satu putaran lagi), mengingat wilayah lain sebagai bahan pertimbangan contoh : Papua sampai saat ini belum terdapat penyelesaian yg menemukan titik terang mengingat masa kontrak yg begitu panjang. dimana hal itu menuai dampak kesenjangan sosial yg begitu mencolok.
3. Reklamasi (Penguruggan) membutuhkan media yg tidak sedikit, dan permasalahannya sumber media Pengurugan dari mana? Apakah dari wilayah/daerah itu sediri, jika ya, tentu pula akan mengakibatkan berkurangnya dataran tinggi di wilayah tersebut (Khususnya Bali) dan tentu akan menuai dampak banjir yg begitu fatal ketika musim hujan tiba. Dan jelas sudah tau sendiri mengenai sifat air selalu mengalir/menggenang pada daerah yg rendah. jika Mengambil media dari Wilayah lain sudah barang tentu Biaya yg dibutuhkan diluar dari Rencana Anggaran (ingat Negara Lain Bisa Reklamasi Daerahnya karena membeli Bahan mineral (Nikel) di wilayah NKRI dimana sisa dari bahan mineral tersebut menjadi barang multifungsi ibarat Pohon Kelapa terus jgn sampai pemaparan tersebut menjadi dalih perbandingan dengan informasi sepotong)
4. Dengan alibi menanggulangi/antisivasi Bencana, perlu diingat juga terumbu karang sudah mempunyai fungsi2 tertentu sesuai kodrat alam sebagai ciptaan Tuhan. Dan jika hal itu dilanjutkan sudah barang tentu konsekwensi Penghuni dari hasil Pulau Reklamasi adalah garda depan yg menuai dampak bencana tersebut. Lalu apakah pantas mereka dikorbankan? tentu yg tau paham dan mengerti jelas2 tidak mau.
5. Dilihat dari segi Sejarah , dalam hal ini peristiwa Reklamasi akan menjadi sejarah bagi generasi penerus bangsa khususnya wilayah Bali, namun apakah dengan adanya rencana Reklamasi akan mengoreskan Catatan Sejarah : Reklamasi Teluk Benua Mengundang Segudang Manfaat atau Reklamasi Teluk Benua Mengundang Segudang Musibah dan Masalah.
6. Dilihat Dari Segi Keindahan Pulau Bali yg Exotik kan menjadikan kenangan yg lambat laun terlupakan. Kenapa dikatakan indah coba dipantau dari ketinggian Pulau bali mempunyai karakter tersendiri dan lain daripada yang lain sudah selayaknya dijaga dan dilestarikan.
7. Jika terealisasi Reklamasi akan menuai Pulau Koloni Khusus Buat Sang Tuan Pemilik Modal yg miskin silahkan minggat dan jangan sekali-kali mendekat.
Demikian Argumentasi yang saya sampaikan, dan apabila ada kata-kata yang tidak berkenan saya pribadi memohon maaf atas hal tersebut.
Kemana suara para DPRD? Kemana Arah pembicaraan masyarakat sdh semakin membingungkan oleh sikap DPRD. Kenapa mereka pada Diam? Pencitraan PILEG kah? Sebuah keputusan tdk akan bisa diambil sendiri. semua perlu pembicaraan dan pembahasan. disini yg di tanya hanya gubernur…. Trus yg DPRD mana? ape nu ngitungang patung Wisnu Murti Ow.?…hmmmm aneh..
adakah yang masih ingat kalau bali terkenal karena pariwisata budayanya???
mengapa tidak arahkan saja investor utk kearah itu…
buatlah berkembang budaya dan kesenian di SETIAP KABUPATEN
tugas pemerintah sesungguhnya bagaimana membina, memfasilitasi, meningkatkan akses sehingga turis dapat dengan mudah mengunjungi destinasi yang berada didaerah2….. tentunya dengan misi PEMERATAAN PEMBANGUNAN. kalau pemerintah bisa mewujudkan itu tampaknya masyarakat akan selalu mendukung…
dan kata kuncinya kalau wajah ” BALI SERIBU PURA dan PULAU SENI BUDAYA” bisa terus terwujud maka bali tidak akan pernah sepi dari pengunjung. dan tidak akan pernah kelaparan..
Janganlah kita hanya memikirkan modal besar dengan iming untung besar namun untuk daerah tertentu saja, namun mari membina daerah daerah dengan misi kehidupan yang berkesinambungan dan mewujudkan kemandirian nantinya.
Masa depan Bali hancur , masa depan Dan hari tua Pak mangku cemerlang karena, di sana sini dapat fee alias komisi, alias cuk Dari investor kikikkkk
Kalo 838 hektar itu dibangun untuk mangroove semua okelah pasti kita setuju, tapi kalo hanya 438 ha yang jadi mangrove dan 300ha djadikan akomodasi umum dan 100 ha jadi bisnis pariwisata ya sama aja itu bikin pencemaran lingkungan, dimana” kalo ada pembangunan gedung, pasti ada pencemaran, baik selama proses pembangunan atopun selama proses perjalanan gedung tersebut digunakan….ntar klo dah penuh, bikin lagi reklamasi, teluk lama” dikeruk terus, akhirna pulau bali ama pulau pudut dan pulau serangan jadi menyatu gra” teluk di drainase dan diisi pasir, nah biota laut yang tadina bentuk ekosistem di teluk mw dibwa kemana…yang namanya manusia, apalagi investor yang berduit, sekali di kasi kesempatan, mereka ga akan puas dan mereka pasti berusaha untuk dapatkan keuntungan yang ujung”nya bakal merusak lingkungan di teluk benoa dan menjauhkan konsep tri hita karana pada reklamasi teluk benua…
Suksma, maaf kalo dengan pendapat saya yang masih kurang dibahasakan dengan baik..
Wah , krama Bali memang sudah pada Hebat dan pintar berkomentar , ada yang berbicara masalah hilangnya Budaya Bali, tetapi dia sendiri Komennya kasar dan apakah itu Ajeg Bali ? seharusnya, semua pihak menayakan Tentang Reklamasi ke Orang yang tahu dan benar benar mengusai dibidang ini, Padahal di Renon ada Kantor Balai Wilayah Sungai Bali Penida atau disebut juga Balai Sumber Daya Air, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum, kenapa tidak melibatkan mereka dalam pengkajiannya ? kita Punya dua ahli dalam pengerjaan Kontruksi seperti itu, COk Sukawati dan Nyoman Ray Yusha, mereka sangat berpengalaman untuk membenahi daerah pesisir dan reklamasi, kok tidak diundang untuk membahas ini, malah yang ngotot adalah orang orang yang tidak mengerti tentang hal ini. ya, tepatlah kalau ngomong tidak pada ahlinya maka yang akan terjadi adalah polemik dan Pro kontra yang tidak berkesudahan.
Ketut Mertaya : Betul banget itu pak….. asal komentar tapi berkomentar kok kasar2 begitu….
tolong perhatikan bali ke depan nya pulau milik bali apa pulau milik investor??
sebenernya reklamasi ada baiknya sih.. pulau kita kan kecil selalu mengalami abrasi.. lama” pulau bali akan hilang.. kalau ada reklamasi kan wilayah kita bisa diperluas… kalo didiemin gitu.. abrasi akan terus mengiukis tanah bali.. trus pulau kita lama” ilang.. kita tinggal dimana donk??? 🙁
@dyarahadi :tinggalnya dihatiku ajaa
Mending pak pus aja jadi gubernur biar sekalian rakyatnya males2an dan nikmati gaji buta,kan enak ya gak capek2 ngomong tolak reklamasi.kok ribet banget wkwk
pak amen mereklamasi , pikir” pak!
mule jani kel luwung! tapi tahun” kedepan , amen bali kenape” engken !!!!!
pipis gen bapak pikir !!
tingalin malu rakyat” cenik pak!!
tingalin mata pencaharian rakyat ditu!!
ingt pak ” AIR TIDAK AKAN MW MENYEMPIT ! DIMANA TEMPAT YANG GAMPANG UNTUK DIKIKIS TANAHNYA , DISANA PULAU AKAN TENGGELAM !!” Amen dot bali ajeg tingalin rakyat nh!!!!!!
‘Pulau Koloni’ Untuk Mereka Yang Kaya
(Surat Terbuka Menanggapi Artikel Gubernur Bali)
Oleh:
Agung Wardana
Kepada Yth. Tuan Gubernur Bali,
Pertama-tama, saya sebagai warga Bali yang berada di luar negeri berterima kasih atas perkenan Tuan Gubernur untuk menuliskan opini melalui artikel sebuah media online yang berjudul “Reklamasi Teluk Benoa untuk Masa Depan Bali”. Artikel yang merupakan upaya Tuan dalam melakukan counter – lebih tepatnya akomodasi – argumen yang muncul pada Dialog Terbuka, tertanggal 3 Agustus 2013 di Wisma Sabha ini telah membantu saya memahami apa yang kini sebenarnya sedang terjadi di Bali.
Berdasarkan artikel yang Tuan tuliskan dan sebarkan, saya bermaksud memberikan tanggapan. Terdapat beberapa hal yang masih mengganjal dan harus saya ungkapkan sebagai wujud kepedulian saya terhadap tanah kelahiran, Bali, dan kontribusi berdasarkan swadarma saya. Adapun pendapat saya adalah sebagai berikut:
Pertama, saya harus menolak usaha Tuan untuk mereduksi megaproyek menjadi ‘reklamasi’. Hal ini telah pula saya sampaikan pada tulisan saya sebelumnya. Bahwa mereduksi megaproyek ke dalam satu bentuk kegiatan saja (reklamasi) akan berpotensi untuk mengaburkan corak ekonomi-politik yang menjadi tujuan megaproyek ini ke dalam suatu kegiatan teknis belaka. Megaproyek tersebut tidak hanya terdiri dari kegiatan reklamasi (pengurugan) tetapi akan dilanjutkan dengan pembuatan pulau lengkap dengan kompleks akomodasi pariwisata dan fasilitas pendukung. Tidak hanya itu, proses produksi dan reproduksi relasi sosial untuk mendukung produksi merupakan bagian integral dari megaproyek nantinya.
Karena totalitas proses kegiatan hanya memiliki satu tujuan utama, yakni akumulasi modal, maka saya lebih suka menyebutnya sebagai megaproyek ‘pulau koloni’. Ya! Bersama ndoro investor, Tuan sedang memimpikan sebuah pulau koloni di mana masyarakat Bali hanya akan menjadi pelayan bagi orang-orang kaya penghuni koloni. Sekolah dan rumah sakit pun Tuan sediakan untuk membuat para pelayan selalu sehat dan semakin terampil dalam melayani kepada sang ndoro majikan. Nilai ideal pendidikan – sarana untuk ‘memanusiakan’ manusia – telah Tuan ubah menjadi sarana mencetak pelayan-pelayan mereka yang berduit dan berkuasa.
Kedua, saya berusaha memahami argumentasi Tuan bahwa jika pulau koloni ini kelak terbentuk maka akan menjadi milik masyarakat Bali. Daratan dan luasan hutan Bali juga akan bertambah, menurut Tuan. Jika memang benar pulau yang Tuan maksud sebagai milik rakyat Bali, maka rezim yang seharusnya mengatur adalah ‘common property’ (aset bersama) yang berhak dinikmati oleh siapa pun rakyat Bali tanpa membedakan kelas, etnis dan gender. Namun, melihat masterplan-nya, pulau koloni itu merupakan semi publik-private property, konon milik publik tetapi dibawah penguasaan privat (investor). Syarat-syarat yang Tuan sebutkan dalam SK pun hanya merupakan formalitas yang umumnya ada dalam setiap SK untuk para investor.
Sebenarnya, kami yang menolak ajakan Tuan untuk bermimpi ingin menanyakan hal yang jauh lebih dalam dari sekedar hitung angka di atas kertas. Kepada siapa pulau itu akan dipersembahkan, dan siapa yang menjamin bahwa kami rakyat Bali yang miskin akan diberikan hak untuk menikmati pulau tersebut tanpa harus merasa dicurigai akan merusak kenyamanan para penghuninya? Kami telah cukup belajar dari pengalaman bagaimana kami digeledah, diperiksa, dan dipantau ketika ingin menikmati kawasan pariwisata yang konon milik kami juga. Sehingga hal ini tidak sesederhana urusan kepemilikan dan luasan daratan atau hutan semata namun menyentuh ranah keadilan
Ketiga, saat awal-awal menjabat sebagai Gubernur Bali, Tuan begitu semangat untuk menjadi ‘gubernur air’. Tuan mengetahui dengan baik bahwa air merupakan elemen penting bagi keberlangsungan kehidupan di Bali. Tuan juga paham betul bahwa konsumen air paling besar di Bali adalah industri pariwisata. Celakanya, industri pariwisata menjadikan air sarana untuk bersenang-senang (pleasure) di saat masih banyak masyarakat Bali yang kesulitan mengakses air bersih. Tidakkah ini bentuk penghinaan terhadap masyarakat Bali?
Namun dalam artikel Tuan tidak ada satu pun yang menyebutkan kata ‘air’ padahal air masih tetap menjadi faktor penting yang harus ada di pulau koloni tersebut. Memprioritaskan air yang kami miliki untuk melayani kesenangan para penghuni koloni berarti Tuan hanya akan memperparah tensi bahkan konflik perebutan air di Bali. Mungkin sebaiknya Tuan mulai berpikir untuk mengubah ‘mimpi’ untuk menjadi ‘gubernur air’ menjadi ‘gubernur pulau (koloni)’.
Keempat, saya melihat Tuan blunder dalam menghubungkan industri pariwisata dan konversi lahan dengan membuat pulau koloni sebagai jawabannya. Namun yang menarik adalah Tuan mengakui jika konversi lahan diakibatkan oleh pembangunan. Tentu pembangunan ini tidak bisa dilepaskan dari ranah kebijakan. Bukankah kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan Tuan yang memicu derasnya konversi lahan produktif dengan mengistimewakan ekspansi dan perluasan industri pariwisata dan real estate di Bali? Jikalaupun pulau koloni tersebut beroperasi, tidak ada jaminan industri pariwisata dan real estate di Bali akan menghentikan ekspansi-nya dalam ‘mencaplok’ kawasan pertanian. Adalah salah satu satu hukum dasar kapitalisme untuk terus bertumbuh dan berkembang.
Kelima, Tuan bermain wacana di ranah ‘bencana’. Bersama investor, Tuan mengetahui betul bahwa Bali adalah kawasan rawan bencana karena berada dalam jejeran ring of fire dan masyarakat pun telah dibombardir pemberitaan tentang dampak bencana yang mengerikan. Di sini, Tuan mengeksploitasi ketakutan/kecemasan masyarakat untuk memberikan justifikasi terhadap megaproyek yang konon untuk menangkal bencana tsunami. Betapa malaikat telah mengubah investor menjadi seorang filantropis yang sengaja membangun pulau indah lengkap dengan fasilitasnya untuk dipersembahkan sebagai penangkal tsunami. Apakah Tuan beserta investor ini juga sedang merencanakan untuk menjadikan para penghuni koloni sebagai garda-garda hidup penghadang gelombang tsunami sebelum mencapai daratan Bali? Wah, bagi seorang yang skeptik, hal ini too good to be true!
Selanjutnya, saya berterima kasih kepada Tuan karena telah membawa argumentasi ‘keamanan’ dalam artikel Tuan. Argumentasi ini membuat saya lebih mudah memahami apa yang sebenarnya Tuan sebut sebagai ‘terobosan dalam pembangunan pariwisata’ di Bali. Nampaknya Tuan sedang merespon kondisi industri pariwisata Bali yang oleh Claudio Minca dinamakan ‘Bali Syndrome’ (Sindrom Bali). Di tengah kejenuhan industri pariwisata dibutuhkan upaya untuk melakukan re-teritorialisasi kawasan pariwisata yang telah mapan melalui kolonisasi dan segregasi (pemisahan) antara turis dari masyarakat lokal. Tujuannya, untuk menjauhkan para penghuni koloni dari gangguan keamanan yang selama ini sering menyasar turis dan kawasan pariwisata di Bali.
Budaya tetap akan menjadi komoditas, namun ‘atraksi’-nya akan mengambil tempat dengan kawasan koloni. Galeri dan panggung kesenian akan dibuat sedemikian rupa di ruang koloni guna mensimulasi serta meromantisasi Bali demi memuaskan hasrat penghuni koloni yang dibentuk oleh brosur pariwisata. Maksudnya, mengkonsumsi atraksi dan artefak budaya tanpa harus bersentuhan langsung dengan dinamika masyarakat lokal yang cenderung tidak mengindahkan lagi doktrin ‘sapta pesona’. Kawasan pariwisata yang terpisah (koloni) akan lebih memudahkan kontrol dan pengawasan negara dan pemilik modal tentang siapa dan apa yang bisa keluar-masuk koloni demi menjaga kenyamanan penghuninya.
Terakhir, dalam kesempatan Dialog Terbuka, dihimbau bahwa tidak ada lagi demonstrasi penolakan terhadap proyek pulau koloni. Alasannya karena pihak-pihak pro dan kontro sudah menyampaikan pendapatnya dan akan ada rangkaian even internasional di Bali, seperti Miss World, APEC, dll. Bahwa menurut saya tidak ada hubungan logis antara dialog terbuka dengan demonstrasi penolakan terhadap megaproyek pulau koloni. Berdemonstrasi atau menyampaikan pendapat merupakan hak setiap orang sehingga tidak bisa Tuan larang hanya karena Bali akan menjadi tuan rumah even internasional. Justru masyarakat Bali harus menyebarluaskan pendapat kritisnya tentang apa manfaat dan dampak even internasional tersebut terhadap kehidupan mereka.
Jika sebuah konferensi bertujuan untuk merundingkan ‘penggusuran’ terhadap rumah kami, maka kami tidak mungkin hanya menjadi tuan rumah yang ramah. Kami harus menjadi tuan rumah yang cerdas dan kritis karena rumah (tanah Bali) adalah pertahanan terakhir yang kami miliki. Kami akan mulai pelajari perdagangan bebas yang akan menajdi agenda konferensi APEC. Artikel Tuan pun mengakui dampak negatif perdagangan bebas terhadap Bali dalam konteks tenaga kerja, dimana tenaga kerja lokal nantinya harus bersaing dengan tenaga kerja asing. Proyek koloni ini sendiri akan beroperasi dalam lima tahun mendatang sedangkan pasar bebas ASEAN akan dimulai dua tahun lagi. Pertanyaannya, apakah pulau koloni ini dibuat untuk menampung tenaga kerja lokal atau justru merupakan eksperimen untuk melihat bagaimana persaingan tenaga kerja secara terbuka di era globalisasi? Hanya Tuhan, Tuan, dan ndoro investor yang tahu jawabannya.
Penulis, Aktivis Lingkungan
Mahasiswa Doctor of Philosophy (PhD)
Murdoch University, Australia
Sumber: http://www.agungwardana.com/2013/08/pulau-koloni-untuk-mereka-yang-kaya.html
bali maju terus…
Ada investor besar di balik semua rencana tsb…..
Yg berujung keuntungan semata……
Dan perbudakan….
Hello, Neat post. There’s a problem with your website in
web explorer, might test this? IE still is the marketplace chief and a huge component of folks will pass
over your great writing because of this problem.
Sameton sami pade ngotot ajak pendapat pedidi, dadine sukeh mepineh ening, coba baca setiap baris dri yang dikatakan pak Mangku, sebenarnya tujuannya baik, klo tiang sebagai orang yang berpendidikan, secara tiang insinyur dan dulu lama kerja di luar krn dibali ga dapet cari kerja di bali, dije dije nombok, dadine tiang mendukung untuk peningkatan lapangan kerja, ape buin mani AFTA jalan, hadeh, en nu mikir kolot jeg sing kal maan ape, pragat kal ngandelang warisan leluhur gen, Jalan ajak makejang berfikir positif, coba bandingkan antara dampak positif dan negatifnya…dan setahu tiang bali selatan terancam kena gempa + tsunami sampai 8.9 SR, jd perlu jg untuk meminimalisasi dampak ne ento…..coba baca dulu buka2 digoogle…sehingga otak n pikiran jd tidak sempit
Saya kira klo memang harus ada reklamasi tolong study kelayakan dibuat dengan benar dan hati agar tidak menyesal dikemuadian…
Saya percaya semua mempunyai niat yang baik untuk ajeg bali cuman caranya yang bersebrangan…
Suksme semoga bali tetap ajeg.
Dear masyarakat Bali..
Saya bukan penduduk Bali tapi saya rakyat Indonesia. Saya mencintai Indonesia, saya bangga menjadi bangsa Indonesia. Saya sedih membaca ini..saya yakin hal ini tidak hanya terjadi di Bali namun di daerah2 lain di Tanah Air kita. Haruskah hal ini harus terus berulang? inilah sudut pandang saya sebagai warga Indonesia..
Saya generasi muda..seperti yang dikatakan John F Kennedy (Presiden US) yang note bene merupakan negara adi kuasa dan negara maju. Mengapa mereka bisa maju? inilah nasehat yang pernah disampaikan beliau kepada rakyatnya :
“jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu”
Mari kita ulas :
Dalam diri kita masing2 pasti tertanam rasa itu..rasa memiliki bangsa ini, dimana orang tua dan nenek moyang kita pernah hidup, dan dimana anak cucu kita akan tinggal.
Tapi apa yang sudah kita berikan untuk bangsa ini, dari diri kita sendiri saja dulu..jangan menengok ke kiri kanan kita. coba pikirkan lagi..apa yang sudah kita perbuat untuk bangsa ini. Yang bukan untuk memperoleh pujian dari orang lain..
Jika kita memang bangga sebagai Bangsa Indonesia, tidak perlu jauh2 untuk menghujat orang lain, dari hal yang kecil saja : apakah saat dijalan ada sampah kita peduli untuk memungut? ataukah kita cuek saja? atau bahkan ikutan membuang sampah sembarangan?
Apakah kita sudah menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah? mulai dari menaati peraturan lalu lintas dll.
Semangat seperti itulah yang mulai luntur dari kita, di zaman era globalisasi ini dimana kecanggihan teknologi dan informasi menguasai bumi ini termasuk negara kita. Kita menjadi orang yang pandai bicara namun tidak pandai bekerja. Kita hanya peduli dengan hasil, tidak peduli pada proses. Bahwa segala sesuatu itu harus diperjuangkan tidak ada hasil yang instan. Tapi bentuk perjuangan yang bagaimana yang harus dilakukan? itulah wujud kepandaian dalam bekerja.
Saudara-saudara ku..,menilik permasalahan yang terjadi, saya mencari tahu..apa sih yang terjadi pada Teluk itu? Ternyata teluk itu sudah menjadi bak sampah…it’s so sad…
bagaimana bisa terjadi? Mengapa orang malah berkelahi dan berdebat tentang hal yang belum terjadi sementara di depan mata, hal yang rawan sedang berproses..apa yang akan terjadi jika Teluk itu dibiarkan penuh dengan sampah?? Apa yang nanti bisa dibanggakan lagi dari Bali??
So..nasehat saya yang bukan siapa2 ini..Marilah kita berhenti menghujat, marilah gunakan akal budi kita sebagai manusia untuk dapat berpikir jernih. Apa sesungguhnya masalah yang paling urgent paling mendesak saat ini?? Itulah yang perlu kita selesaikan.
Bagi saudara-saudara yang berdebat di sini, seperti kata John F Kennedy..Apakah perkataan saudara2 sudah sesuai dengan perbuatan saudara? Apa yang sudah saudara lakukan atau perbuat untuk Bali tercinta? Atau anda hanya bisa menuangkan dalam bentuk hujatan, emosi, dan kemarahan? layaknya seorang yang frustasi?
Di sisi lain : kita boleh berharap, bermimpi, bercita-cita seandainya aku punya kemampuan untuk membangun baik dalam segi ilmu maupun finansial apa ya yang bisa aku lakukan untuk Bali tercinta?? bagaimana seandainya impian itu terwujud? apakah uang ku akan aku investasikan ke luar negeri atau ke negeri ku sendiri? Untuk kemajuan Bangsa ini agar tidak dipandang sebelah mata oleh Bangsa lain??
Semua pertanyaan di atas, jawabannya tergantung saudara masing2..
Salam Merdeka…
NKRI harga mati!!!
seperti membaca cerita dongeng sebelum tidur, syangnya yg baca juga jadi terpengaruh.. malah saling ribut sendiri, kita yg perantauan ni sedih klo liat kondisi di bali,adat dah tergerus ma budaya asing, yg anehnya anak muda sana pada bangga, g ada lg yg ngurusin sawah.. tetep tolak reklamasi!! harga mati!!
I like the helpful information you provide in your articles.
I’ll bookmark your weblog and check again here regularly. I’m
quite sure I will learn plenty of new stuff right here!
Best of luck for the next!
masih banyak pulau dibali yg perlu dikembangkan yaitu dijadikan tempat untuk icon baru pariwisata seperti yg disebut diatas seperti Pulau lembongan, ceningan dan nusa penida. kenapa harus bikin pulau baru hasil reklamasi???
Entahlah, setahu saya alam tidak memerlukan manusia untuk memperbaiki dirinya sendiri.
jangan sampai adat asli hilang gara2 budaya asing mempengaruhi
semoga cepat terealisasi sesuai rencana kedepan
semoga berjalan lancar