Denpasar (Metrobali.com)-

Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali mendorong partai politik menampilkan calon anggota legislatif terbaik yang mampu menarik minat pemilih pemula.

“Partai politik hendaknya menyadari pentingnya peran pemuda untuk turut membangun demokrasi di Tanah Air,” kata anggota KPU Bali Divisi Sosialisasi Ketut Udi Prayudi, di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, saat penentuan kader yang masuk daftar caleg sementara (DCS) sesungguhnya menjadi kesempatan bagi parpol untuk memilih kader terbaik melalui seleksi secara ketat.

“Pemilih pemula di saat akan menggunakan hak pilihnya tidak hanya melihat kemampuan penyelenggara pemilu, tetapi juga kualitas calon-calon yang akan bersaing,” ucapnya.

Oleh karena itu, ujar dia, untuk mengajak pemilih pemula aktif berdemokrasi membutuhkan sinergi semua pihak.

Pada daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Bali 2013 yang jumlahnya 2,9 juta lebih itu, kata Udi, sebanyak 200-250 ribu di antaranya merupakan pemilih pemula.

“Di Bali sudah dibentuk sekitar 145 Duta Pemilu dan Demokrasi serta melibatkan 12 Badan Eksekutif Mahasiswa ditujukan untuk menyuarakan pemilu dalam lingkungan pergaulan generasi muda,” katanya.

Udi mengemukakan, pada Pilkada Bali yang digelar 15 Mei 2013, duta tersebut turut melakukan survei terkait partisipasi pemilih dan mereka akan dilibatkan juga pada Pemilu 2014.

“Selain itu, upaya menjaring pemilih pemula juga dilakukan KPU provinsi dan kabupaten/kota, khususnya melalui divisi sosialisasi. Biasanya kegiatan yang digelar disesuaikan dengan minat generasi muda yang menjadi sasaran,” ucapnya.

Ia mencontohkan, kalau kalangan generasi muda yang akan disasar menyukai diskusi, maka tentu bentuk sosialisasi melalui seminar atau sarasehan. Namun ada juga kegiatan sosialisasi dengan aksi sosial turun ke jalan serta aktivitas berkesenian.

“Kami memprediksi potensi pemilih pemula pada Pemilu 2014 tidak akan jauh berbeda dengan sekarang karena perbedaan waktunya hanya setahun dari pelaksanaan Pikada Bali,” kata Udi.

Pada Pilkada Bali 2013, pihaknya mencatat angka golongan putih (golput) sebanyak 26 persen atau dengan kata lain tingkat partisipasi pemilih sebesar 74 persen.

“Prosentase di Bali ini sudah lebih tinggi dibandingkan angka golput di provinsi lain,” kata Udi. INT-MB