mayjend-wisnu-bawa-tenaya-wbt-didampingi-bos-kubu-kopi-rofiqi-hasan

Mayjend Wisnu Bawa Tenaya (WBT) didampingi Bos Kubu Kopi Rofiqi Hasan menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Forum Diskusi Peduli Bali, Sabtu (1/10/2016)di Warung Kubu Kopi.

Denpasar (Metrobali.com)- Mayjend Wisnu Bawa Tenaya (WBT) menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Forum Diskusi Peduli Bali, Sabtu (1/10/2016)di Warung Kubu Kopi, Denpasar. Dalam kesempatan ini WBT bicara saoal potensi pertanian dan pariwisata Bali dan begaimana mengembangkan Bali ke depan. Sehingga rakyat Bali menjadi sejahtera.

Sebagai seorang parjurit TNI dan mantan Panglima Kodam IX Udayan, di masa masa senjanya WBT ingin mengabdikan diri di Bali. ‘’Saya mau ngayah di Bali. Jika hal itu direstua Ida Betara saya akan sepenuh hati memajukan Bali,” katanya.

Selain bicara tentang potensi Bali, WBT juga blak-blakan soal persiapan menghadapi konstentasi pemilihan gubernur (Pilgub) Bali. Mantan Danjen Kopasus ini mengaku siap bertarung pada Pilgub 2018 mendatang tanpa mencedera lawan lawan poltiknya. ‘’Mambangun Bali tidak bisa sendiri. Masyarakat Bali, tokoh dan elite politik di Bali harus bersatu dan bersinergi satu dengan yang lainnya dalam membangun Bali ke depan,’’ katanya.

WBT menegaskan tidak ingin pilih-pilih lawan. Menurutnya makin banyak yang betarung dalam pilgub Bali makin baik karena rakyat akan punya banyak pilihan. Karena itu yang penting adalah bagaimana mendorong rakyat jadi cedas dalam menetukan pilihan.   “Kalau rakyatnya cerdas pasti pilih pemimpin yang cerdas,” kata WBT.

Menanggapi pertanyaan soal kendaraan partai politik, WBT menjawab secara diplomatis. Pria kelahiran Mengwi – Badung ini mengaku dekat dengan sejumlah petinggi parpol khususnya yang berlatar belakang militer seperti ketua umum Gerindra Prabowo Subianto dan ketua Hanura Wiranto. WBT ketika ditanya soal kendaraan politik, pihaknya tidak menjawabnya dengan gamblang. ‘’Kita buat terminal kendaraan terlebih dahulu. Jika sudah ada terminal, apalagi terminal itu luas dan bersih maka pasti banyak kendaraan yang bakal parkir di sana,’’ katanya.

Dalam catatan Metrobali.com, para tokoh politik yang berancang ancang bakal maju pada Pilgub Bali 2018 sudah jelas memiliki kendaraan politik. Sebut saja politisi gaek Dr. Wayan Koster kendaraan politiknya adalah PDI Perjuangan, karena ia adalah Ketua DPD PDI Perjuangan Bai.  Sementara itu Ketut Sudikerta kendaraan politiknya jelas Partai Golkar karena ia sendiri adalah Ketua DPD Partai Golkar Bali.

Tapi, apakah kedua tokoh partai ini akan pasti mendapat rekomendasi dari DPP? Belum tentu. Politik selalu berubah. Politik tidak bisa dihitung seperti ilmu matematika.  ”Mereka  berdua inii belum tentu mendapat rekomendasi dari induk partainya,” kata pengamat Politik Ngurah Karyadi yang ikut nimburung juga dalam diskusi kubu kopi itu.

Sementara itu, WBT mengatakan, walau pilgub Bali masih jauh, pihaknya mengaku akan terus berjuang. ‘Semasih kita sehat maka kita akan harus terus bergerak. Kita harus memandang ke depan. Masa lalu hanya sebagai pelajaran untuk bisa melaju ke masa depan. Kita harus berdoa dan berdoa kepada Ide Batera. Niscaya kalau kita sudah melakukan kerja dengan tulus, ”seken dan saja” , maka Ida Betara pasti merestui,’’ katanya. SUT-MB