Denpasar (Metrobali.com)-

Kapolda Bali, Inspektur Jenderal Arif Wachyunadi menegaskan, pihaknya akan mengaudit pengamanan kegiatan internasional di Bali. Arif ingin memiliki blue print seluruh hotel dan fasilitas publik lainnya di Bali dalam rangka pengamanan pertemuan KTT APEC. “Paling tidak kami punya blue print Bandara Ngurah Rai dan semua hotel di Bali,” kata Arif kepada wartawan di Denpasar, Selasa (5/1/2013).

Ia berharap seluruh jajarannya mengetahui detil tentang hal itu. Tujuannya untuk pengetatan keamanan Bali jelang hajatan internasional tersebut. “Brimob harus punya. Direktorat Pengamanan Obyek Vital juga harus punya. Menjelang APEC, waktunya masih cukup. Silakan rekan-rekan wartawan dimonitor. Nanti ada simulasinya,” imbuhnya.

Ia berharap seluruh jajarannya mengetahui detil hotel-hotel dan obyek vital di Bali. “Jalan masuk dan ke luarnya tahu tidak mereka. Nanti kita cek simulasinya, dalam waktu tertentu mereka diuji harus ke kamar nomor sekian di hotel A. Tahu tidak dia,” kata Kapolda.

Dengan begitu, ia berharap seluruh jajarannya faham bagaimana dan ke mana harus dievakuasi ketika terjadi keadaan tertentu saat gelaran APEC dihelat. Tak hanya itu, Arif mengaku sedang menyisir seluruh pelabuhan ‘tikus’ di Bali yang berpotensi disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa lokasi yang sudah disisir adalah Kampung Bugis di Kelurahan Serangan, masyarakat di dekat Pelabuhan Celukan Bawang, Gerokgak, Buleleng dan lokasi lainnya.

“Dalam kunjungan itu kita sosialisasikan agar masyarakat di beberapa titik rawan dan pelabuhan tak resmi atau yang lazim disebut pelabuhan tikus itu untuk menjadi polisi bagi dirinya sendiri, bagi keluarga dan lingkungan terdekatnya,” ujar Arif.

Mantan Kapolda NTB itu menegaskan, masyarakat pesisir diharapkan bisa mengambil tindakan dini bila melihat hal-hal yang dicurigai dengan segera melaporkan kepada petugas terdekat. Potensi pelabuhan tikus terhadap gangguan keamanan Bali sangat besar, mulai dari ancaman terorisme, narkoba hingga tindakan kriminal lainnya. Bukan tidak mungkin pelabuhan tak resmi tersebut bisa saja digunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk mengacaukan Bali. BOB-MB