Seminar nasional yang bertemakan Penyakit Tidak Menular

Denpasar (Metrobali.com)-

Wakil Menteri Kesehatan Prof Ali Gufron M mengatakan 63 persen serapan dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dihabiskan oleh Penyakit Tidak Menular (PTM). Pos anggaran ini termasuk besar, sebagai pembanding ungkapnya, provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta saja menghabiskan Rp4,2 trilyun terhitung dari bulan Januari hingga Agustus.

“Penyakit Tidak Menular (PTM) sedot dana JKN hampir 60 persen lebih dari dana, negara Indonesia itu 55 persen kalau se-Asia Tenggara, jadi 63 persen itu dari seluruh kematian akibat PTM seperti ginjal kronis, jantung, kanker, serviks, bayangkan BPJS bagaimana itu,” paparnya usai Seminar nasional yang bertemakan Penyakit Tidak Menular: Pencegahan dan Penanggulangannya, di Universitas Udayana, Denpasar, Sabtu (13/9).

Karena itu, menurutnya dengan faktor resiko yang tinggi yakni mengakibatkan kematian pihaknya bersama Universitas Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar mengharapkan bisa memobilisasi mahasiswa selain itu bisa juga mendidik, mengedukasi dan mengendalikan mahasiswa agar mereka bisa mengetahui faktor resiko penyakit tidak menular.

“Faktor resiko PTM bisa dikendalikan walaupun masih banyak penyakit infeksi baru yang muncul. Cara-cara penanggulangannya antara lain: pola makan seimbang, masyarakat jaga kebersihan atau sanitasi air minum, istirahat yang cukup, rutin melaksanakan tekanan darahnya, gulanya, tidak minum alkohol dan tidak meroko,” jelas Ali Gufron.

Data riset kesehatan ( Riskesdas) 2007 menunjukkan kejadian tekanan darah tinggi pada penduduk diatas 18 tahun sebesar 31,7 persen. Kematian karena penyakit jantug koroner sebesar 5,2 persen dari seluruh kematian pada kelompok usia 45-54 tahun.

Kementerian Kesehatan juga saat ini tengah mengupayakan Posbindu (pusat binaan terpadu) untuk penyakit PTM. Menurut Direktur PTM RS. Sanglah Ekowati Rahajeng posbindu ini semacam seperti posyandu yang bisa menangani penyakit tidak menular.

“Yang disasar yang usianya lebih dari 15 tahun keatas jadi fungsinya memonitoring mendeteksi secara dini penyakit jantung, ginjal kronis dan lain-lain,” ungkapnya. SIA-MB