Jembrana (Metrobali.com)-

Sebanyak 60 ASN dari masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan SMP se-kabupaten Jembrana mengikuti pelatihan Digital Talent Scholarship yang dilaksanakan oleh Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Kementerian Kominfo Yogyakarta.

Para peserta dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas Social Media Analisis yang diikuti petugas humas atau admin media sosial OPD dan Fasilitor Pembelajaran Digital bagi para guru SMP, kegiatan tersebut dilaksanakan selama lima hari mulai tanggal 27 sampai dengan 31 Maret 2023 bertempat di SMP Negeri 1 Negara.

Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang kali kedua dilaksanakan di kabupaten Jembrana ini dibuka oleh Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Jembrana, I Dewa Gede Kusuma Antara di aula SMP Negeri 1 Negara, Senin (27/3). Pembukaan tersebut turut dihadiri langsung oleh Kepala BPSDMP Kementerian Kominfo Yogyakarta, Kristiani Judita, serta Kadis Kominfo kabupaten Jembrana, I Ketut Eko Susilo Artha Permana.

Asisten Kusuma Antara mengharapkan seluruh peserta dapat mengikuti diklat tersebut dengan baik, sehingga segala materi yang diberikan oleh para pembimbing dapat dipahami dan nantinya dapat diimplementasikan dalam menjalankan tugas sehari-hari.
“Saya harap para peserta bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan ini dari awal sampai akhir sehingga materi yang diterima benar-benar bisa dipahami dan dimengerti,” harapnya.

Ia pun berharap dengan kemampuan menggunakan platform media sosial dengan baik, para peserta mampu mendukung program-program Pemerintah kabupaten Jembrana melalui penyampaian informasi dan edukasi bagi masyarakat.
“Dengan pelatihan ini kami mengharapkan di era digitalisasi sekarang visi misi bapak Bupati dan Wakil Bupati bisa berjalan dengan baik dan lancar,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala BPSDMP Kementerian Kominfo Yogyakarta, Kristiani Judita mengatakan program Digital Talent Scholarship (DTS) di Jembrana telah dimulai pada tahun 2022. Dipilih Jembrana sebagai lokasi pelaksanaan DTS telah melalui tahapan pemetaan daerah-daerah prioritas oleh Kementerian Kominfo.
“Pelaksanaan DTS di kabupaten Jembrana sudah kami rintis sejak tahun lalu, kami sudah melakukan pemetaan daerah-daerah yang menjadi prioritas untuk program DTS salah satunya adalah kabupaten Jembrana,” ucapnya.

Kristiani mengatakan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pemerintah daerah. “Akan ada akademi-akademi yang kita laksanakan disini sesuai dengan skema-skema yang ditentukan dari kebutuhan kabupaten Jembrana,” tuturnya.

Ia pun menjelaskan DTS dilaksanakan oleh Kementerian Kominfo tidak terlepas dari adanya kebutuhan talenta-talenta digital. Dewasa ini, keterampilan digital sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan, termasuk bagi para ASN di pemerintahan.

“Keterampilan digital itu sudah menjadi prioritas utama, semua orang siapapun itu dan dalam posisi apapun itu dan background pekerjaannya apa, semua sudah harus menggunakan digitalisasi atau teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya termasuk juga para ASN,” terangnya.

Kristiani mengatakan peserta pelatihan DTS kali ini dibagi menjadi dua kelas, yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing peserta. Yaitu bagi para petugas humas atau admin media sosial dan bagi para guru di sekolah.

“Peserta yang dilatih ada 60 orang ASN yang bekerja di kantor pemerintah kabupaten Jembrana yang berasal dari berbagai dinas. Ada dua skema yang dipelajari, yang pertama sosial media analisis. Ini skema yang cukup banyak peminatnya, bagaimana nanti teman-teman ASN yang setiap harinya bekerja sebagai humas dari dinasnya atau yang sehari-harinya berkecimpung di dunia komunikasi publik atau admin media sosial, karena diakhir pembelajaran nantinya bisa mengutip strategi komunikasi apa yang bisa diambil oleh pemerintah setempat supaya program-programnya dapat terlaksana,” jelasnya.

Kristiani melanjutkan, pelatihan digital bagi para guru juga sangat penting adanya. Di era digitalisasi pembelajaran tidak hanya dilaksanakan secara langsung di kelas, namun juga dapat dilaksanakan secara online.

“Yang kedua ada skema Fasilitator Pembelajaran Digital, ini dikhususkan untuk guru. Ini juga penting karena fasilitas pembelajaran digital sudah seperti semacam keharusan, yang bisa terus dikembangkan walaupun kita sudah kembali mengajar secara offline tapi yang online juga tetap akan digunakan,” pungkasnya. (Humas Jembrana)