Mahasiswa STMIK Primakara Belajar Kuasai Teknologi dari Dubes India, Siap Berkompetisi juga Berkolaborasi

Foto: Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste H.E. Mr. Manoj Kumar Bharti memberikan kuliah tamu di Aula Kampus STMIK Primakara, Selasa 24 Mei 2022.  

Denpasar

Dalam upaya menumbuhkan talenta yang mahir di bidang science, technology, engineering, and mathematics (STEM), STMIK Primakara bekerja sama dengan Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste, mengadakan kuliah tamu dengan topik “Indian Philosophy: The Journey of India Dominating The Technology World” pada Selasa 24 Mei 2022 di Aula Kampus STMIK Primakara.

Hadir sebagai pembicara utama adalah Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste H.E. Mr. Manoj Kumar Bharti yang menceritakan kenapa India bisa mendominasi dalam hal teknologi.

Perjalanan India menjadi salah satu negara yang mendominasi dalam hal teknologi, punya sumber daya manusia atau SDM yang menguasai teknologi hingga terbukti banyak pimpinan atau CEO perusahaan teknologi berkelas dunia adalah orang India tenyata bukanlah perjalanan yang singkat.

Dominasi India di bidang teknologi sudah mengakar kuat sejak zaman dahulu bahkan ada era Mahabarata, India sudah fasih dalam penggunaan dan pengusaaan teknologi. Pengusaaan teknologi di India juga punya akar kuat dalam filosofi dan ilmu pengetahuan yang berasal dari Weda. Akar pengetahuan di STEM misalnya banyak bersumber dari Weda.

Sumber daya manusia atau SDM di India yang tidak hanya melek dan adaptif dengan tekonologi tapi juga menguasai teknologi, menjadi pimpinan di perusahaan teknologi kelas dunia juga tidak terlepas dari sistem pendidikan di India dan tingkat kompetiti yang ada serta juga keterlibatan aktif orang tua dalam mendidikan anaknya dengan cara-cara terbaik.

Menurut Mr. Manoj Kumar Bharti, pendidikan yang baik di India berangkat dari keyakinan tidak hanya cukup dengan menyediakan guru yang baik dan guru-guru terbaik tapi juga harus ada siswa yang baik, siswa terbaik. Disinilah anak-anak menghadapi kompetisi yang ketat dan mereka berpacu untuk meningkatkan pengetahuan dan skill di bidang teknologi.

Pendidikan yang baik tidak hanya guru yang baik tapi juga siswa yang baik. Tapi itu tidak cukup, keluarga juga terlibat mendidik anak dalam cara terbaik,” ungkapnya.

Karena kompetiti ketat, siswa punya kualitas tinggi dan banyak yang berhasil menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Orang-orang terbaik ini saat kembali ke dalam negeri juga banyak yang mengabdikan dirinya menjadi guru sehingga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di India.

Saat ini India juga menjadi salah satu negara yang banyak punya perusahaan startup atau perusahaan teknologi yang menyangdang status unicorn atau perusahaan yang memiliki nilai valuasi atau nilai perusahaan mencapai 1 miliar dollar AS atau sekitar 14 triliun rupiah.

Di akhir tahun 2021, India adalah rumah bagi 81 unicorn dengan valuasi total 274,17 Miliar dollar AS.  Pada tahun 2025, India diharapkan memiliki 100 unicorn dan akan menciptakan lebih dari 1,1 juta pekerjaan langsung.

“Unicorn ini juga menjadi masa depan ekonomi India membantu mencetak lebih banyak talenta di bidang teknologi digital,” ujarnya lantas menambahkan masa depan cemelang India akan bergantung pada tiga hal yakni penguatan nilai-nilai demokrasi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan meningkatnya populasi terampil

Di sisi lain Mr. Manoj Kumar Bharti mengungkapkan pihaknya tentu akan terus menguatkan kerjasama dan kolaborasi India dengan Indonesia khususunya juga Bali untuk mencetak lebih banyak SDM yang menguasi teknologi maupun bidang STEM pada umumnya. Terlebih India banyak menawarkan program beasiswa baik untuk kursus singkat maupun kuliah S-1, S-2 dan S-3 di bidang STEM.

Sementara itu Wakil Ketua 1 Bidang Akademik Stmik Primakara Helmy Syakh Alam, S.T., S.Pd., M.Pd., mengatakan penguasaan teknologi India tak perlu diragukan lagi, karena hampir seluruh perusahaan IT diisi oleh orang-orang India.

Hal itupun menjadi inspirasi bagi STMIK Primakara dengan menggelar kuliah tamu ini agar memberikan motivasi kepada mahasiswa dan membuka wawasan mahasiswa untuk meningkatkan skill di bidang teknologi atau IT sehingga punya daya saing global.

“Kita bersyukur Pak Dubes bisa sharing apa yang membuat India bisa merajalela di dunia teknologi dimana di India kompetisinya begitu kekat. Kita ingin mahasiswa bisa mengadopsi, menyerap dan mengimplementasikan dalam dirinya sendiri,” katanya.

Ke depan mahasiswa di STMIK Primakara juga akan dididik untuk berani berkompetitisi sekaligus berkolaborasi sehingga mereka bisa menjadi sarjana yang tangguh, ulet dan agile (lincah) dan adaptif.

STMIK Primakara juga menyambut peluang kerjasama dengan Pemerintah India misalnya memungkinkan mahasiswa STMIK Primakara mengikuti program pertukaran mahasiswa, kursus singkat ataupun magang di perusahaan teknologi di India termasuk ada kesempatan lulusan STMIK Primakara mendapatkan beasiswa S-2 di India.

Di sisi lain Mr. Manoj Kumar Bharti juga mengungkapkan sangat senang berkunjung ke STMIK Primakara untuk yang kedua kalinya. Baginya menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan melihat perkembangan pendididkan di kampus yang mengusung spirit sebagai Technopreneurship Campus ini.

Ke depan diharapkan kerjasama tetap berkembang, dimana mahasiswa STMIK Primakara bisa pergi ke India untuk berinteraksi lebih dekat dengan institusi dan dosen-dosen di India.