14 Kapal Mogok Operasi

Denpasar (Metrobali.com)-

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat IR No. SK 885/AP.005/DLJD/2015 tentang larangan penggunaan kapal LCT sebagai angkutan penyebagan menuai protes dari perusahaan kapal LCT yang selama ini melayani angkutan penyebrangan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur ke Gilimanuk, Jembrana, Bali.

Ada sebanyak 14 kapal LCT milik 9 perusahaan yang melakukan aksi mogok. Mereka tak beroperasi sejak pukul 10.00 WITA Rabu pagi tadi, 8 April 2015. Puluhan kapal itu memilih menyandarkan kapalnya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

Sembilan perusahaan itu terhimpun dalam Gabungan Perusahan Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (Gapasdap). Bahkan, salah satunya kapal LCT Sri Tanjung milik Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur.

Mogok bekerjanya puluhan kapal LCT ini dibenarkan oleh Direktur Oprasional ASDP Gilimanuk, Wahyudi Susianto. Menurut dia, aksi mogok berlayar itu sebagai bentuk protes atas keputusan Dirjen Perhubungan Darat. “Aksi mogok itu sesuai dengan surat yang diajukan oleh DPC Gapasgap Banyuwangi kepada Kapolres Banyuwangi dan Kapolres Jembrana tentang permohonan keamanan terkait aksi mogok yang mereka lakukan,” kata Wahyudi, Rabu 8 April 2015.

Ia melanjutkan, dalam surat yang dilayangkan, aksi mogok beroperasi puluhan kapal LCT itu kan dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Dalam tuntutannya, mereka meminta agar dapat diberikan kesempatan mengangkut penumpang melayani penyebrangan hingga tahun 2017 mendatang.

Mengantisipasi aksi mogok tersebut, Otoritas Pelabuhan Gilimanuk mengoperasikan tiga KMP untuk melayani penyebrangan di LCM. KMP di dermaga MB juga bisa membantu memuat truk-truk dengan berat muatan di bawah 20 ton. “Untuk muatan di atas 20 ton dilayani tiga KMP yang beroprasi di dermaga LCM,” terang dia.

Kendati aksi mogok telah dilakukan, namun ia menilai hingga kini arus penyebrangan masih dalam taraf normal dan lancar.

Namun, kemacetan dan antrean kendaraan ditengarai akan terjadi mulai sore hingga malam hari. Sebabnya, truk-truk besar akan tiba pada sore dan malam hari. Sementara itu, ribuan peserta Kongres PDIP terancam batal mengikuti pembukaan akibat aksi mogok puluhan kapal LCT tersebut. Seperti yang dialami DPC PDIP Kota Surabaya yang mengirim 2.500 kadernya dengan menggunakan 32 bus, dan puluhan sepeda motor.

Pengurus DPC Kota Surabaya Bidang Organisasi, Sukadar menuturkan, ribuan kader DPC itu terdiri dari seluruh PAC, Ranting dan Anak Ranting PDIP se-Kota Surabaya.

“Tadi pagi kita lepas keberangkatan mereka dari depan Kantor DPC PDIP Kota Surabaya. Mereka akan tiba malam ini,” kata dia di Denpasar. Sementara itu, ribuan kader PDIP lainnya dari dari kawasan Sumatera menggunakan jalur darat juga akan menyeberang melalui Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur menuju Gilimanuk, Bali. JAK-MB