Denpasar (Metrobali.com)-

Mantan Bupati Jembrana Gede Winasa berkomitmen memenangkan paket Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Pastikerta) 70 persen di Kabupaten Jembarana. Pemenangan Pastikerta antara 60-70 persen bukan tidak beralasan. Pasangan Pastikerta ini selain sudah dikenal oleh masyarakat dengan program Bali Mandaranya, juga dinilai memiliki kompetensi dan berkomitmen dalam membangun daerah Bali. Oleh karena itu, dalam pilgub 15 Mei 2013 pihaknya akan all out memenangkan paket Pastikerta di Jembrana.

Hal itu dikatakan Gede Winasa usai menemui Calon Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Jumat (18/4) di Sekitar Tunjung Centre (STC),  Gatot Subroto Timur.  ‘’ Ya, kita sudah ngomong bahwa kita pasti menangkan paket ini, dan kita bisa informasikan kepada seluruh masyarakat Jembrana bahwa ini pilihan saya, sesudah itu kita akan mengajak mereka ayo ikut saya sama untuk memilih pilihan ini,’’ kata Winasa berapi-api di hadapan para pendukung Pasti-Kerta.

Pilihan Pastikerta katanya bukan main-main. Ini memang serius nanti kita garap, setelah ada ijin dari Made Mangku Pastika.  ‘’ Iya, kita tentu ada target, optimis, 70% target optimis kita. Mungkin pesemisnya hanya 60%. Iyaa, kita harus terus mengkomparasi dua pasangan ini,’’ katannya.

Dua paket Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.  ’’ Akan tetapi komparasi yang lebih tinggi diantara dua Paket Cagub/Cawgub itu  tentu nampak pada pasangan Pastikerta. Oleh karena itu, saya mengajak warga Jembrana untuk menjatuhkan pilihan kepada pasangan Pastikerta,’’ katanya.

Dikatakan, memang tadi pihaknya tidak cerita program, karena kita sudah mendekat sekali, mungkin perlu perbaikan-perbaikan tapi idenya sama.‘’Untuk saat sekarang program Bali Mandara sudah bagus. Namun di sana sini perlu ada penambahan. Misalnya, soal JKBM perlu ada sentuhan idealisme,’’ kata Winasa.

Dukungannnya jatuh kepada Pastikerta, karena melihat track record Made Mangku Pastika. Dikatakan, pemerintahan ini kan harus mempunyai kompetensi,  kalau tidak berkompetensi bagaimana kita bisa melakukan pemerintahan yang baik. Nah, kalau kita lihat komparasi ini kan lebih pada  sisi kompetensi saja, baru satu sisi.

Dari sisi kompetensi ini yang namanya Puspayoga tidak kompeten. Kompetensi dari sisi kemampuan untuk mengelola pemerintahan nampak pada pasangan Pastikertai. Bukan diprogramkan. Kita bisa dari outsider bisa membuat program, tapi kompetensi beda.  Kemampuan pengelolaan, jadi kemampuan pengelolaan sebuah pemerintahan. Walau ada program yang sama tapi yang mengelolanya memiliki kompetensi yang berbeda tentu hasilnya akan beda. SUT-MB