kerjasama bali dan australiaDenpasar (Metrobali.com)-

Kerjasama di bidang kesehatan dan penanggulangan bencana yang terjalin antara pemerintah Australia melalui National Critical Care and Trauma Response Centre (NCCTRC) dengan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah perlu diintensifkan lagi. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, ketika menerima audiensi NCCTRC yang dipimpin oleh direktur di bidang strategi dan kerjasama, Hichem Demortier, di kantornya, pada Rabu (2/3). Bahkan Sudikerta mengharapkan, kerja sama bisa diperluas lagi lingkupnya tidak hanya di RS Sanglah, namun juga di beberapa Rumah Sakit lainnya. “Saat ini Pemprovi Bali mengelola beberapa rumah sakit, seperti Rumah Sakit Mata Bali Mandara dan yang akan dibangun Rumah Sakit Internasional Bali Mandara. Jika bisa diperluas kesana berupa pelatihan SDM dan pemutakhiran alat kesehatan, akan sangat membantu masyarakat dan juga warga Australia yang menetap di sini,” beber Sudikerta. Dia menambahkan jumlah warga Australia yang menetap di Bali cukup banyak, dan sudah tentu memerlukan kulitas pelayanan yang berskala internasional. Apalagi saat ini wisataw an Autralia yang berkunjung ke Bali menduduki peringkat no 2 terbanyak. “Kami membutuhkan peningkatan kualitas pelayanan SDM kami sehingga bisa bersaing dengan tenaga asing, ini juga dalam rangka menyambut MEA,” imbuhnya.

Selain kerjasama di bidang pelayanan kesehatan, kerjasama yang terbagun selama ini juga diharapkan bisa merambah bidang penanggulangan bencana. Saat ini Bali sedang dilanda musing penghujan, bencana pun kerap terjadi, seperti longsor dan banjir. Maka dari itu, kualitas SDM yang baik dalam menangani korban dan lahan bencana sangat diperlukan. “Untuk itu kami minta diadakan pelatihan yang lebih intensif untuk para SDM kami, sehingga pengetahuan mereka lebih baik dan tentu saja lebih tanggap dalam mengatasi bencana,” jelasnya. Dalam kesempatan itu, Sudikerta juga menjelaskan situasi Bali terakhir ini ketika musim penghujan tiba. “Saat ini kami sedang perang dengan wabah Demam Berdarah yang menyerang di hampir seluruh Bali, jadi mungkin ini bisa menjadi masukan dari pihak anda langkah-langkah yang harus di tempuh. Harapan kami untuk ke depan tidak ada lagi wabah ini di musim hujan,” tandas Sudikerta.

Sementara itu Hichem Demortier, menegaskan kembali komitmen NCCTRC untuk terus menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia. Menurutnya memang badan yang dibentuk menyusul terjadinya bom Bali 2012 itu memang masih bekerja sama dengan Rumah Sakit Sasnglah saja. Akan tetapi, badan ini menurutnya pernah melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Mata Bali Mandara yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Indera di bidang peningkatan kualitas SDM dan bantuan beberapa alat kesehatan. Untuk bisa bekerja sama lebih intensif dengan pemprov Bali, Demortier berjanji akan mengajukan ke pemerintah Asutralia untuk ditindaklanjuti ke pemprov Bali. “Saya yakin kerjasama ini bisa terus diintensifkan, mengingat hubungan antara Australia dan Indonesia yang terjalin selama ini cukup baik,” imbuh Demortier. Di bidang pelatihan SDM, ditambahkannya NCCTRC selama ini sudah pengalaman di negara-negara pasifik, seperti di Fiji dan Tonga. “Kami melatih para dokter dan perawat di sana untuk menjadi pelatih juga, sehingga ilmu yang diberikan bisa ditransfer secara luas di negara itu,” jelasnya. Untuk mendukung hal itu, maka pihaknya memerlukan data-data tenaga kesehatan di sini, dan jika memungkinkan memerlukan data fasilitas kesehatan juga.

Pertemuan pada siang itu juga dihadiri oleh Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, I Ketut Wija dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Bali Dewa Indra. AD-MB