audiensi tim leader SAPA

Denpasar (Metrobali.com)-

               

                Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta menyambut positif sistem SAPA (Strategic Alliance for Poverty Alleviation) untuk mempercepat pengentasan kemiskinan di Provinsi Bali. Hal ini disampaikan Sudikerta saat menerima audensi dari Team Leader Unit Kerja Program SAPA Tingkat Provinsi di Ruang Rapat Wiswa Sabha Pratama, Jumat (18/7).

                Asisten Deputi Penanggulangan Kemiskinan dari Kemenkokesra RI, Hadi Santoso menyampaikan bahwa program SAPA merupakan program yang bertujuan untuk mendorong inovasi daerah dalam percepatan penanggulangan kemiskinan, perbaikan kebijakan dan program maupun penguatan pelaku dan kelembagaan, serta penataan sistem informasi dan data kemiskinan. Sampai tahun 2012 ini lokasi program SAPA di Indonesia sudah mencakup 9 Provinsi dan 32 Kabupaten/ Kota dan untuk Tahun 2014 ini program SAPA akan menambah lokasi menjadi 11 provinsi dan 34 Kabupaten/Kota. Untuk di Provinsi Bali Program SAPA memfokuskan pada tiga Kabupaten yakni meliputi Jembrana, Buleleng dan Badung, daerah ini diambil karena Kabupaten Badung merupakan daerah yang cukup sejahtera di Provinsi Bali sedangkan dua daerah lainnya merupakan daerah yang memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi. Menurutnya walaupun selama ini di setiap daerah sudah memiliki program pengentasan kemiskinan namun seringkali masalah data yang sering tidak integrated dan tidak nyambung antara desa, kabupaten kota maupun Provinsi yang menyebabkan masih ada terdapat masyarakat miskin yang tidak tersentuh oleh program-program tersebut. Dalam pengimplementasian program SAPA selama ini dibantu dengan pembentukan Poverty Resources Center (PRC) yang akan mengintregasikan data baik data makro maupun mikro agar tidak terjadi konflik ataupun perbedaan. Tambahnya, setiap provinsi akan didampingi oleh koordinator daerah yang akan membantu untuk memberikan data nyata kemiskinan di masyarakat. Selain itu ia menyampaikan bahwa untuk pendanaan program SAPA dibantu oleh Ford Foundation yang saat itu diwakili oleh Alexander Irwandan.

                Menanggapi pemaparan dari Hadi Santoso, Sudikerta yang juga sebagai Ketua Tim Koordinasi Penaggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Provinsi Bali berharap ada sinkronisasi data bisa terjadi di Bali atas dasar pemerataan kemiskinan, “Saya menyambut positif program SAPA yang saya harapkan akan bisa disinergikan dengan program penanggulangan kemiskinan yang selama ini sudah ada di provinsi Bali sehingga pengentasan kemiskinan bisa cepat teratasi”, harapnya. Ia pun memaparkan Program Prioritas Bali Mandara Jilid II dalam pengentasan kemiskinan yang selama ini telah berjalan antara lain JKBM, Gerbangsadu, Jamkrida, Simantri, Bali Clean dan Green, Bedah Rumah dan lain sebagainya, dan saat ini angka kemiskinan di Bali saat ini sudah menurun yakni 3,95 %. Namun mengenai tiga kabupaten yang dijadikan sasaran, Sudikerta memberikan saran hendaknya fokusnya diubah menjadi Buleleng, Karangasem dan Bangli. “ Menurut saya fokusnya lebih baik di Karangasem karena Karangasem mempunyai angka kemiskinan yang cukup tinggi dan untuk program kami juga saat ini juga difokuskan disana”, ujarnya.

                Menanggapi saran Sudikerta, Santoso menyatakan bahwa Karangasem merupakan sasaran selanjutnya  karena menurutnya walaupun saat ini Kabupaten Badung sudah sejahtera, namun masih terdapat kesenjangan di daerah tersebut. Ia menambahkan program SAPA dari Tahun 2009 sampai 2013 di Provinsi Bali sudah berhasil menurunkan angkan kemiskinan sebesar 0,83% atau mencakup 6900 penduduk miskin. AD-MB