Wagub Bantu Bedah Rumah Warga Miskin Pucasari Buleleng

Buleleng (Metrobali.com)-

Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, merasa iba dan prihatin melihat keluarga I Wayan Asah dan istrinya Nengah Ruji krama desa Pucak Sari Busungbiyu Buleleng yang tinggal di sebuah gubuk dan berlokasi di lahan orang lain di desa tersebut. Asah menjelaskan ia dan keluarganya akan segera dikeluarkan dari lahan itu oleh pemiliknya, Ia berharap dapat menerima bantuan bedah rumah agar ia dan keluarganya bisa hidup dengan tenang. Kebetulan dirinya memang sudah memiiliki lahan untuk mendirikan rumah meski masih dalam keadaan semak belukar. Wagub Sudikerta berjanji akan membantu keluarga tersebut dengan 1 unit bedah rumah. Demikian terungkap di sela sela saat Wagub Sudikerta meninjau Unit Simantri 303, Werdi Giri Sari yang berlokasi Desa yang sama, Sabtu (24/1). Asah mengatakan akan segera menerabas semak dan mendirikan gubuk sementara, sambil menunggu bantuan bedah rumah dari Pemerintah Provinsi Bali. Melihat fakta tersebut, pada saat itu juga Wagub Sudikerta, langsung memerintahkan Staf Dinas Sosial Provinsi Bali untuk melakukan verifikasi untuk keperluan bantuan bedah rumah.

Pada kesempatan yang sama, Wagub Sudikerta memuji perkembangan Simantri 303 Werdi Giri Sari, yang khusus memelihara kambing dan sudah berjalan sesuai program walaupun belum mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut ketua Simantri 303 Ketut Kawi Sarjana, jumlah bantuan kambing yang diberikan kepada warga  pada akhir tahun 2012 adalah 44 ekor yang terdiri dari  40 ekor betina dan 4 ekor jantan. Sampai tahun ini kambing sudah beranak sebanyak 14 ekor tetapi ada 2 induk yang mati sehingga jumlah kambing pada saat ini adalah 56 ekor, jelasnya. Ia juga melaporkan bahwa ada beberapa permasalahan yang dihadapi kelompok ini yaitu sulitnya mendapatkan air minum untuk ternak karena proyek pengangkatan air dari mata air yang ada di sungai terdekat menuju perumahan warga sampai saat ini tidak pernah rampung. Hal tersebut sudah dilaporkan ke Instansi terkait yaitu Dinas PU Provinsi Bali  tetapi sampai saat ini belum ada penanganan. Selain itu mesin pengolah pupuk saat ini dalam kondisi rusak sehingga banyak bahan yang tidak bisa diolah. Banyaknya permintaan pupuk organik dari masyarakat sekitar belum mampu di sediakan oleh kelompok ini karena jumlah pupuk yang dihasilkan belum bisa memenuhi permintaan. Sementara ini kelompok ini hanya mampu memproduksi 1, 2 ton  pupuk per bulan hanya mampu memenuhi kebutuhan anggota. Untuk itu ia memohon Pemerintah Provinsi bisa memberikan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.

Terhadap permasalahan tersebut, wagub Berjanji akan segera berkoordinasi  dengan instansi terkait, dan untuk masalah kekurangan bahan pupuk, ia memberikan solusi dengan menambah jumlah ternak sehingga pupuk yang dihasilkan juga akan meningkat. Dengan menambah jumlah kambing ia berharap kebutuhan pupuk dan kebutuhan daging yang mencapai 500 ekor per tahun untuk daerah sekitar bisa di sediakan. AD-MB