Denpasar (Metrobali.com)-

Data mengejutkan diungkapkan Tara Singh Bams, Intern Union Againts Tobbaco. Tiap tahun, kata Tara, 200 ribu orang di Indonesia tewas karena rokok. 100 juta lebih penduduk Indonesia terpapar asap rokok. “Rokok itu penyebab utama penyakit,” kata Tara usai menjadi keynote speaker pada seminar internasional tentang rokok yang digelar Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana, Sabtu 31 Agustus 2013.

Lebih jauh ia memaparkan, di Indonesia saat ini terdapat 67 persen perokok laki-laki. Sementara perokok perempuan sebanyak 4,5 persen. Jumlah itu masih lebih kecil dibandingkan dengan China. “Hanya saja, kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk China dan Indonesia, prevelensi itu sangat besar jumlahnya,” sebut dia.

Dari hasil penelitian, sambung Tara, sejak tahun 1995 sampai hari ini jumlah perokok baru dari kalangan anak-anak muda Indonesia jumlahnya terus bertambah. Untuk itu, sebagai upaya untuk meredam tumbuhnya perokok pemula, Tara berharap sponsor-sponsor rokok pada dunia pendidikan yang begitu besar di Indonesia bisa dibatasi.

“Membatasi sponsor-sponsor oleh rokok, bahwa pendidikan sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah,” kata dia. Solusi lainnya yang penting untuk dilakukan adalah menaikkan harga produk rokok. Di Indonesia, dengan uang US$1 seseorang bisa mendapatkan sebungkus rokok. “Di Singapura, harga satu bungkus rokok mencapai US$15. Itupun tak jual eceran seperti di Indonesia,” jelas aktivis antirokok asal India itu. CKL-MB