Klungkung ( Metrobali.com )
Jurnalis Peduli Aids (KJPA) Bali Jumat ( 10/8 ) sekira pukul 10.00 wita menggelar pertemuan dan dialog dengan Komisi Penanggulangan AIDS Klungkung. Pertemuan tersebut dihadiri Bupati Klungkung Wayan Candra di Ruang Widya Mandala Kantor Bupati Klungkung. Selain Candra hadir juga Sekretaris KPA Bali Made Suparta. Juga hadir KJPA Bali yang di kordinir IB Anom. Selaian itu hadir juga Kabag Kesra Klungkung Wayan Sumanaya.

Candra dalam kesempatan itu meminta semua kalangan peduli dengan penyakit mematikan yang belum ditemukan obatnya tersebut. Bahkan secara berseloroh Candra meminta kepada Balian, Paranormal, Pendeta, Pemangku dan Paramedis serta semua kalangan yang peduli untuk bersama sama menangkis serangan HIV AIDS tersebut. Bahkan untuk Paranormal, Balian dan yang lainya diharapkan mampu menemukan obat untuk melawan virus mematikan tersebut.

“Harus ada komitmen dari semua kalangan untuk bersama sama menangkal semakin berkembangnya virus tersebut,” ujarnya.
Candra sendiri mengakui kalau beberapa kalangan menilai kafe menjadi salah satu semakin pesatnya menularnya penyakit tersebut. Untuk itu Candra pun berjanji akan memimpin sendiri melakukan pemantauan ke Kafe juga sekaligus melakukan sidak.
“Saya sendiri akan langsung pimpin sidak ke Kafe,” ujarnya disambut gerr hadirin. Candra sendiri memandang perlu untuk mendata cewek kafe yang ada di Klungkung tempat kos dan asal usulnya. “Ini harus ada data yang jelas,” ujarnya karena bekerja Kafe dinilai cukup rentan menularkan dan tertular penyakit tersebut.

Sementara itu Sekretaris KPA Bali Made Suparta mengemukakan fakta yang cukup mengejutkan soal perkembangan HIV AIDS di Bali. Bahkan kusus untuk di Denpasar penyebaran sudah cukup meluas. Bahkan petani juga rawan terinfeksti.
Menurutnya saat penen raya para petani terkadang mencari buruh untuk memanen hasil sawahnya. Para buruh tersebut datang dan mendirikan gubuk gubuk ditepi sawah.

Menurutnya di gubuk gubuk tersebut malah ditenggarai manjadi ajang transaksi sex. Dan hal ini jarang dilakukan pemantauan. Bahkan salah satu VCT di RS Wangaya dari 28 ibu rumah tangga yang melakukan VCT 24 diantaranya sudah tertular HIV AIDS. Dan dari data juga ke 24 ibu yang terkana AIDS tersebut suaminya kesemuanya adalah PNS. Tidak itu saja kalangan TNI yang bertugas di Bali diakuinya menduduki rengking I mengidap AIDS sementara Kupang adalah rengking II. Dia juga mengakui penomena penyebaran HIV AIDS tersebut mirip penomena Gunung Es.

Sementara itu menurut salah satu tokoh masyarakat Klungkung Dewa made Tirta yang juga guru SMAN 2 Semarapura tersebut mengemukakan untuk menekan penyebaran penyakit tersebut perlu dilakukan pendekatan secara Agama, Ilekita, Dresta dan Sesana. Dia mencontohkan di Desa Adat Lepang warga dilarang menerima kos wanita Kafe serta membuka usaha Kafe. Hal ini dinilai juga bisa membantu untuk menekan.

Sememtara dari perwakilan jurnalis Ketut Sugiana memberi masukan untuk menekan tersebarnya penyakit HIV-AIDS yang setiap tahun meningkat hal itu perlu dibuatkan lokalisasi untuk menampung para PSK, memang kita akui ada pro kontra dalam hal itu, namun dari pada dibiarkan liar para PSK menjajakan dirinya, dan tujuan dibuatkan lokasasi agar para PSK bisa secara rutin diperiksa kesehatannya, ujar Sugiana.

Menanggapi masukan tersebut Candra mengatakan ide itu diperlukan adanya power politik dan dukungan dari aparat terkait, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat dimana untuk mewujutkan atau setiap memulai suatu ide pasti ada pro kontra. Namun demikian yang kontra harus juga punya solusi atau jalan keluarnya, agar penyakit yang mematikan dan belum ada obatnya bisa ditekan sedini mungkin, ujar Candra. SUS-MB