International Coastal Tuna Business Forum

Nusa Dua (Metrobali.com)-

Pemerintah terus menggenjot peningkatan pendapatan ekspor ikan tuna. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P Hutagalung menuturkan, tahun ini pemerintah menarget pemasukan dari ekspor ikan tuna ke pasar global sebesar USD800 juta.

“Ekspor tahun ini target kita USD800 juta. Tetapi kita lihat perkembangan, karena ini sedang dalam penataan perizinan kita,” terang Saut di Nusa Dua, Selasa 26 Mei 2015.

Jika dibandingkan nilai ekspor tahun lalu, Saut mengaku target tahun ini akan mengalami kenaikan sebesar USD100 juta. “Tahun lalu ekspor kita USD700 juta atau 210 ribu ton tuna. Dan kita tentu ke depan merencanakan untuk bisa meningkatkan,” ucapnya.

Kendati begitu, Saut mengaku ekspor tuna segar ke luar negeri sempat mengalami penurunan. “Pola ekspor begitu, setiap awal tahun selalu turun. Ekspor tertinggi selalu di bulan September, Oktober dan November. Setelah itu libur panjang, turun dia,” jelasnya.

Ia optimistis nilai ekspor ikan tuna dalam negeri akan semakin meningkat seiring dengan akan diperbolehkannya alih muatan. “Dari sisi ekspor dalam waktu dekat, kalau nanti alih muatan sudah diperbolehkan, untuk di dalam dan luar negeri akan meningkatkan produksinya,” ucapnya.

Kendati begitu, yang terpenting menurut Saut adalah menjaga perikanan tuna dalam negeri terus berkelanjutan. “Salah satu upaya kita ke depan adalah sebetulnya bukan pada nilai produksinya, tapi perbaikan kualitas tuna yang ditangkap,” papar Saut.

Saat ini, banyak ikan tuna yang ditangkap dengan mutunya kurang baik. “Ini yang ingin kita perbaiki. Kita berharap tuna kualitas baik milik kita makin banyak di pasar,” harap Saut.

Untuk itu, Saut menegaskan jika pemerintah tengah berupaya serius meletakkan dasar-dasar perikanan berkelanjutan pada industri pengolahan tuna dalam negeri. “Setelah itu baru kita lihat peningkatan signifikan tidak saja produksi, tetapi juga ekspor dan pendapatan nelayan,” tutup dia. JAK-MB