Keterangan foto: Sinar merah terpantau di puncak Gunung Agung/MB
Karangasem, (Metrobali.com) –
Sinar merah terpantau di puncak Gunung Agung. Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana menjelaskan, sinar merah di puncak kawah Gunung Agung disebut pijar lava.
Artinya, ada lava yang tengah mengalir ke luar permukaan kawah. “Jadi, menurut pemahaman saya dari data, sepertinya ada lava segar yang ke luar ke permukaan kawah. Mengiringi ini, keluar emisi gas dan abu tipis,” kata Devy, Kamis (28/6).
Menurut dia, Gunung Agung saat ini memasuki tahap erupsi. Hanya saja, erupsi yang dimaksud dominan efusif. “Jadi ini fenomena apa? Ini masih dominan efusif. Kalau eksplosif nanti warnanya kelabu tebal. Erupsi iya, efusif kan. Letusan tidak, karena tidak ada gempa letusannya,” papar dia.
 
Devy tak menampik jika gunung setinggi 3.142 mdpl itu terus mengepulkan abu vulkanik bersamaan dengan ke luarnya asap solfstara setinggi 1.500-2.000 meter. “Ya, terlihat sekali abunya tipis, citra merahnya (abu) samar-samar. Beda sekali dengan citra saat eksplosif, merah tebal,” ujarnya.
Saat ini, Devy melanjutkan, masih terekam tremor, yang artinya lava masih terus mengalir ke permukaan. “(Lava) masih di dalam (kawah). Kita tunggu saja, ini berapa lama efusi lavanya,” katanya.
Dalam laporan periodik PVMBG mulai pukul 12.00 WITA hingga pukul 18.00 WITA, Gunung Agung terlihat jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 1.500-2.000 meter di atas puncak kawah.
Dari aspek kegempaan terekam 27 kali hembusan. Tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 5-10 mm (dominan 5 mm).
Pewarta: Bobby Andalan
Editor: Hana Sutiawati