Kunjungan Prof Henk 5
Mangupura (Metrobali.com)-
Bupati Badung  yang juga penglingsir Puri Ageng  Mengwi, Anak Agung Gde Agung, menyambut hangat serta penuh Kekeluargaan kunjungan Sejarawan Belanda Prof Henk Schulte bersama keluarga di Puri Ageng Mengwi, Jumat (23/5) lalu. Sebelum beramah tamah di halaman Puri, Bupati Gde Agung  menemani  sejarawan Belanda untuk meninjau Pura Taman Ayun yang telah menjadi Warisan Budaya Dunia.  Dalam kunjungan selama hampir dua jam itu, sejarawan Belanda, Prof Henk Schulte Nordholt menggagumi kelestarian, keagungan, dan keanggunan Pura Taman Ayun, yang tahun 2012 lalu telah ditetapkan sebagai bagian dari warisan budaya dunia oleh UNESCO
Prof Henk didampingi keluarganya dari Belanda dan guru besar Fakultas Sastra dan Budaya Unud, Prof I Nyoman Darma Putra, yang pernah bekerja sama menerbitkan buku Seabad Puputan Badung:Perspektif Belanda dan Bali (2006).  Bupati Gde Agung saat menerima Prof Henk didampingi Nyonya Ratna Gde Agung,Kerabat serta keluarga Puri Ageng Mengwi diantaranya Anak Agung Gde Alit yang juga Putra Bupati Gde Agung, AA Ngurah Prana, AA Mayun Eman, Camat mengwi,,Kapolsek Mengwi dan Kabag Humas Protokol AA Gd Raka Yuda.
Prof Henk mengatakan bahwa Pura Taman Ayun merupakan sumber sejarah yang tidak pernah bisa habis untuk disimak. “Pura ini seperti sebuah buku yang selalu menarik untuk  dibaca, ditarsirkan dan diberikan makna sesuai dengan perkembangan zamannya,” ujar Prof Henk yang menulis buku The Spell of Power: A History of Balinese Politics, 1650-1940 (terbitan 1997) dengan fokus Kerajaan Mengwi.
Untuk menulis buku itu, dia melakukan penelitian selama tiga tahun, selama setahun (1982-1983) di antaranya di Bali, khususnya di daerah Mengwi. Saat itulah dia banyak melakukan wawancara dengan berbagai sumber terutama dengan ayahnda  AA Gde Agung (Bupati Badung sekarang). Bantuan beliau sangat banyak membantu Prof Henk menulis disertasi yang kemudian diterbitkan menjadi buku.
“Kunjungan ke Puri Ageng Mengwi seperti kembali ke rumah saya yang kedua,” cetus Prof Henk, yang selama di Bali juga akan tampil dalam seminar “Benteng Terbuka: Masa Depan Pariwisata Bali”, berlangsung di Unud, Senin (2/6).
Sementara Bupati Badung AA Gde Agung yang  sudah lama akrab dengan Prof Henk menjelaskan di awal peninjauan ke Taman Ayun mengenai peghargaan UNESCO terhadap Pura Taman Ayun sebagai warisan budaya dunia sejak 2012. “Kami berusaha terus untuk melestarikan Pura Taman Ayun. Renovasi kami lakukan sesuai dengan prinsip prinsip Konservasi. struktur  gaya arsitektur asal dan sedapat mungkin menggunakan materi yang serupa,” Ujar  Gde Agung..
Pada kunjungan tersebut, Bupati Badung mengajak Prof Henk untuk melihat dari dekat struktur dan aristektu wantilan pura yang baru usai direnovasi. Wantilan tua itu kini tampil kokoh dengan tiang-tiang kayu besar yang didatangkan dari luar Bali.
Di halaman tengah wantilan terdapat diorama tajen (sabung ayam) dilengkapi dua ekor ayam bertarung dan pekembarnya untuk melukiskan salah satu fungsi wantilan pada masa lalu. “Saya ingat pernah menonton tajen di sini ketika mengadakan penelitian,” ujar Prof Henk disambut tawa AA Gde Agung dan peserta kunjungan lainnya.
Bupati Badung menunjukkan Restorasi dan penataan Pura Taman Ayun yang nyata kepada tamunya dengan meninjau bale dapur dan jinenng (lumbung) di sebelah barat pura, di tepi sungai yang asri.
Setelah sempat masuk ke dalam utama mandala Pura, rombongan diajak untuk melihat hutan tanaman langka di belakang pura. “Ada lebih dari 100 jenis tanaman yang mulai langka di sini. Sebagian berguna untuk pembuatan upakara, sesajen,” ungkap  Gde Agung.
Menurut Gde Agung Pura Taman Ayun memiliki Fungsi Sosial ekonomis dan Religius serta sekaligus sebagai tempat pemersatu Warga dari berbagai Klan dan warna..Selain sebagai pusat persembahyangan, Pura Taman Ayun juga  menjadi daya tarik wisata budaya di Bali. Sejak menjadi warisan budaya dunia UNESCO, kunjungan wisatawan asing kini terus meningkat. Dikatakannya bahwa
Pemkab Badung dengan dukungan DPRD Badung  berkomitmen menata tempat suci sehingga lestari dan memancarkan keagungan dan keanggunan sebagai salah satu ciri dari warisan budaya dunia. Prof Henk bersama kelurga selanjutnya juga dijamu dengan masakan khas Bali di halaman Puri Ageng Mengwi. RED-MB