Jembrana (Metrobali.com)-

Pemilihan Bendesa Desa Pekraman Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, sangat runyam. Sejumlah tokoh masyarakat mempertanyakan pertanggungjawaban bendesa lama. Pasalnya hingga jabatan berakhir, mantan bendesa belum menyampaikan pertanggungjawaban. Bahkan dari informasi, ketua panitia juga telah mengundurkan diri. Sehingga proses pemilihan menjadi terkatung-katung.

Dari sejumlah sumber, Senin (23/12) mengatakan para penglingsir dan tokoh masyarakat tidak menerima hasil kinerja panitia. Selain itu, warga juga mempertanyakan pertanggungjawaban mantan Bendesa Desa Pakraman Tegal Badeng Kangin, Ketut Westa, yang hingga kini belum dilakukan.

Warga juga mempertanyakan adanya surat rekomendasi perpanjangan Ketut Westa sebagai Bendesa Adat, dari Majelis Madya Desa Pekraman (MMDP) Jembrana, tertanggal 18 Oktober 2013, yang saat itu masih dijabat oleh Wayan Rayun. Padahal saat itu Ketut Westa masih menjabat dan akan berakhir tanggal 10 Desember 2013. “Ini aneh, surat perpanjangan sudah keluar dua bulan lalu, padahal orangnya saat itu masih menjabat. Jangan-jangan sudah dikondisikan” ujar sumber tadi.

Sekretaris Panitia Pemilihan, Wayan Suamba saat dikonfirmasi mengakui kalau ketua panitia telah mundur. Sehingga rapat pada Kamis di Kantor Desa Tegal Badeng Timur menjadi deadlock. Bahkan mediasi yang dilakukan perbekel juga mentok.  Padahal empat calon bendesa, Putu Ardana, Ketut Westa, Ketut Winarsa dan Ketut Sualem sudah ditetapkan.

Menurutnya dalam tatib pemilihan, bendesa dapat dipilih secara musyawarah dan voting, tapi semua tidak dapat dilakukan karena deadlock.  “Kami tidak bisa berbuat banyak, sehingga kami hanya bisa menunggu” ujarnya.

Perbekel Tegal Badeng Timur, Ali Nuddin mengaku tidak bisa berbuat banyak karena deadlock. Menurutnya sejumlah warga menginginkan pemilihan bendesa dilakukan secara voting, tapi awig-awig desa tidak memperbolehkannya. Padahal sejumlah tokoh mendesak agar segera dibentuk bendesa sehingga tidak terjadi kevakuman.

Sementara itu, Ketut Westa, yang jabatannya diperpanjang oleh MMDP mengaku heran dengan ditolaknya kinerja panitia.  Pasalnya untuk pemilihan bendesa, sejak awal paruman pemucuk sudah sepakat dengan sistem musyawarah mufakat. Bahkan panitia sudah turun ke tempek-tempek untuk melakukan sosialisasi. “Saya heran, kenapa dalam paruman pemucuk, penglingsir tiba-tiba menolak kinerja panitia” ujarnya.

Terkait pertanggungjawaban, Westa mengakui tinggal ngeprin saja. Pasalnya tiap tahun pihaknya selalu mempertanggungjawabkannya. “Saya biarkan dulu, sehingga kondisi lebih tenang. Saya juga masih menjadi bendesa sesuai rekomendasi majelis” ujarnya. MT-MB