Singaraja (Metrobali.com)-

Senyum ceria ditambah wajah sumbringah tidak dapat disembunyikan lagi dari wajah Retno Fitriandari dan Ekasatya Wigunha, Siswa SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy) setelah mendengar pengumuman juara Lomba Karya Tulis dan Foto Jurnalistik Bali Mandara Tahun 2012. Kompetisi ini diselenggarakan oleh pemerintah provinsi Bali untuk memperluas dan mengukur pemahaman generasi muda terhadap program-program pemerintah sekaligus menjadi salah satu acara dalam rangka ulang tahun Provinsi Bali yang ke-54. Lomba yang bertemakan “Bedah kemiskinan Bersama Bali Mandara” ini diikuti oleh siswa SMA, mahasiswa, dan juga masyarakat umum dari seluruh Bali.

Retno dan Eka yang mengikuti lomba karya tulis tingkat SMA itu, berhasil meraih juara II dengan judul karya tulis Program Budidaya Jamur Tiram SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy) Untuk Mendukung Program Bali Mandara. Dalam karya tulisnya, Retno dan Eka memaparkan analisis kemampuan dan minat siswa SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy) dalam berwirausaha serta pengaruh program budidaya jamur tiram terhadap program pengentasan kemiskinan yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.

Dari sekian banyak program pengentasan kemiskinan program Gerbang Sadu Mandara (GSM) merupakan yang terbaru. Dengan komponen pembiayaan 20% untuk fisik dan 80% usaha ekonomi produktif, diharapkan desa miskin yang meupakan sasaran utama program ini, dapat membangun diri secara madiri, menyediakan prasarana dan sarana peningkatan usaha ekonomi serta meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan ekonomi masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat difasilitasi dengan program GSM ini tentunya akan menciptakan korelasi yang sangat positif, lebih-lebih jika masyarakatnya memiliki kemampuan dasar dalam hal berwirausaha. Salah satu usaha yang dapat dilakukan masyarakat adalah budidaya jamur seperti penilitian dalam karya tulis Retno dan Eka. Budidaya jamur tidak memerlukan modal besar, kemampuan berbudidayanya pun bisa dipelajari dengan mudah, sehingga usaha ini relatif sederhana dengan prospek yang menjanjikan.

Sebagai pilot project, Program GSM memberikan bantuan pada 5 desa yaitu, Desa Lokapaksa, Desa Pejarakan, Desa Bebandem, Desa Songan B, dan Desa Pejukutan. Dari kelima desa tersebut rata-rata pemanfaatan bantuan pemerintah digunakan pada pengembangan ekonomi melaui bidang peternakan. Melalui karya tulisnya, Retno dan Eka menyarankan agar kedepannya, masyarakat bisa memanfaatkan program GSM ini untuk mengembangkan usaha budidaya jamur tiram.

Dalam penulisan karya tulis tentang budidaya jamur ini, banyak hal yang dilewati Retno dan Eka untuk bisa sampai meraih juara 2. Mereka harus melalui dua tahap penilaian yaitu penilaian karya tulis dan presentasi. Peserta yang karya tulisnya masuk sepuluh besar harus mempresentasikan karya tersebut di Jaya Sabha, Denpasar (Minggu, 16/9/12). Pada tahap ini, kegiatan dihadiri oleh Gubernur Bali, pimpinan SKPD, dan wartawan mitra kerja Humas Pemprov Bali. Para finalis karya tulis ini berkesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya di hadapan Gubernur Bali.

Kesempatan untuk presentasi di hadapan Gubernur Bali, tentunya tidak ingin disiasiakan, oleh karena itu baik Retno maupun Eka, mempersiapkan hal ini dengan baik. Beberapa hari sebelum hari-H, Retno dan Eka selalu berlatih untuk mematangkan persiapannya. Bersama guru pembimbingnya, Darsika Aryantha, M.Pd., mereka senantiasa meminta kritik dan saran yang membangun dari banyak pihak. Mereka juga menyiapkan produk jamur tiram beserta makanan olahannya berupa keripik jamur tiram yang nantinya akan diberikan kepada dewan juri untuk membuktikan kebenaran penerapan program budidaya jamur tiram di SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy).

Persiapan yang matang itu pun membuat Retno dan Eka menyelesaikan presentasinya dengan mulus. “Sebelumnya saya sangat tegang, tetapi syukurlah setelah diatas panggung rasa tegang itu mulai hilang sedikit demi sedikit.” Ungkap Retno saat ditanya tentang perasaannya ketika berpresentasi. Sementara Eka mengaku latihan-latihan yang sudah mereka lakukan sebelumnya, membuat mereka dapat melewati sesi tanya jawab dengan baik. “Kami sangat berterimakasih tentunya kepada keluarga besar SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy) atas bantuan dan dukungannya. Tanpa mereka kami tidak mungkin ada di posisi ini,” tandasnya. RETNO-MB