Rekontruksi Waitres Diwarnai Gaib
Denpasar (Metrobali.com)-
 
Genap sebulan sudah, kasus pembunuhan seorang cewek kafe asal Banyuwangi bernama Wiwit Sri Wahyuni alias Windy Pallela mengendap di kepolisian.

Akhirnya Kepolisian Denpasar Selatan melakukan rekontruksi kasus pembunuhan tersebut. Bertempat di kost-kostan pelaku yang beralamat di Jalan  Tukad Yeh Aya IX no. 58, Panjer, Denpasar, sekira pukul 10.00 wita, polisi melakukan reka adegan pembunuhan yang menyita perhatian warga di sekitar lokasi.

Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nanang Prihasmoko mengungkapkan, rekontruksi dilakukan dengan 21 adegan dan menghadirka 4 orang saksi. Dalam reka adegan itu juga menghadirkan tersangka yang merupakan pacar korban bernama Munir Panjiadi.

Menurut pengakuan tersangka dia melakukan pembunuhan lantaran bermotifkan cemburu. Sebelum membunuh korban, meminta untuk berhubungan badan dahulu.

Namun sebelum mereka berhubungan badan, pelaku dan korban bertengkar hebat sehingga pelaku nekat membunuh korban dengan menggunakan kunci inggris.

“Iya motifnya cemburu, ” imbuh Nanang. Ditambahkan Nanang, rekontruksi yang dilakukannya hari ini yang berlangsung selama 1,5 jam sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.

“Pelaku melakukan rekontruksi sudah sesuai dengan apa yang dia lakukan tidak ada perubahan dalam rekontruksi ini, adegan inti pelaku melakukan pembunuhan itu pas adegan ke 14,” katanya.

Selain itu, diungkapkan Nanang jika pelaku merasa ketakutan lantaran saat sehari menjelang eksekusi, korban datang dan menghantuinya.

“Sekarang saya suruh dia sembahyang ajalah, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Nanang.

Rekontruksi yang berada di kawasan padat penduduk ini, tentu saja menyita perhatian warga sekitar. Ratusan warga tampak memadati area rekontruksi.

Menurut Kepala lingkungan Banjar Kelod, Kelurahan Renon, Denpasar Selatan, Drs.Ketut Santa, pihaknya sudah melakukan upacara pembersihan roh atau arwah di sekitar lokasi, upacara didanai oleh sang pemilik lahan dengan menghabiskan biaya sebesar Rp5 juta.

“10 hari yang lalu sudah kita upacarai, pemilik lahan ini namanya Made Dira, pemilik kostan ibu Heny sementara pengelolanya bernama Ibu Heni, Made Dira ini, dia tidak tinggal disini tapi di Banjar Pande, Renon. Upacara Mecaru menghabiskan dana Rp5 juta, kalau melihat daerahnya disini memang tenget “angker” nama jalan depan kost ini namanya jalan Marga Salah,” jelasnya.

Akibat pembunuhan di wilayahnya ini, Santa mengaku kecolongan pihaknya akan meminta pemiliknya untuk membersihan di lokasi kost-kostan dan mengecat rumah yang kini kosong ditinggal para penghuni kostan.SIA-MB