Tabanan (Metrobali.com)-
Ratusan Siswa SMK Pariwisata BIWI di Jalan Soekarno, Tabanan ancam mogok belajar  terkait yayasan yang menaikan uang SPP tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Aksi yang di gelar Senin (10/8) sekitar pukul 08.00 wita dipimpin Ketua Osis I Made  Arta Wijaya. Aksi protes yang dilakukan  ratusan siswa tersebut karena kebijakan  yayasan yang menaikan uang SPP  tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu kepada siswa dan orang tua siswa. ”Uang SPP yang semula Rp 250.000  menjadi Rp.300.000,” kata Arta Wijaya.
Selain menaikan SPP siswa juga memprotes wakil humas SMK Pariwisata BIWI I Wayan Agus Adnyana yang sering berlaku kasar. Atas perlakuan Wakil Humas yang kasar ini, para siswa minta yang bersangkutan dikeluarkan dari sekolah,”celetuk salah seorang siswa yang enggan di sebutkan namanya.
”Siswa mengancam akan terus melakukan mogok belajar jika tuntutan mereka tidak di respon oleh pihak yayasan,”ujar beberapa sumber.
Dari pantauan di lapangan, aksi protes siswa bisa diredam setelah beberapa orang anggota Babinkamtibmas dan Intel dari Polsek Kediri, Kanit Reskrim Polsek Kediri, yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Kediri. Akhirnya, perwakilan siswa dengan pihak yayasan dan Ketua Yayasan pun langsung melakukan mediasi.
Dan diselesaikan secara internal oleh pihak  sekolah dan apabila ditemukan tindak pidana maka akan diteruskan ke pihak kepolisian,” lanjutnya.
Sementara itu salah seorang tenaga pengajar di SMK Pariwisata BIWI, berdalih aksi protes yang dilakukan oleh siswa hanya  kesalah pahaman antara siswa dan oknum pengajar yang dinilai kasar. ”Aksi mogok belajar dilakukan siswa ini hanya kesalahpahaman saja,”ungkapnya.
Namun saat di tanya  terkait adanya  kenaikan SPP yang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada siswa atau orang tua siswa, tenaga pengajar tersebut membantah keras tudingan itu.
Kapolsek Kediri, Kompol I Putu Suprama saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut dan menyampaikan jika aksi protes para siswa SMK Pariwisata BIWI tidak sampai menimbulkan keributan dan tidak ada tindakan anarkis. “Tindakan mereka tidak anarkis, mereka dapat di pahami setelah diberikan penjelasan oleh Ketua Yayasan terkait kenaikan SPP tersebut, dan dari kita juga mengarahkan mereka agar tidak sampai berbuat diluar kendali. Hanya kesalahpahaman saja,” jelas Kompol Suprama. EB-MB