Denpasar (Metrobali.com)-
Kandidat Gubernur yang diusung PDIP, Anak Agung Ngurah Puspayoga menegaskan jika ia secara pribadi dan partainya, PDIP, sudah sejak lama melakukan pelestarian lingkungan hidup, utamanya habitat hutan mangrove. Bahkan, sejak tahun 1977, PDIP telah memelopori pelestarian hutan mangrove.

” Pada waktu itu Ketua DPC PDIP Badung Pak Adi Sudewa dan Ketua DPD PDIP Bali-nya, Tjok Bagus Sayoga, orangtua saya. Jadi pelestarian mangrove adalah harga mati yang tak bisa ditawar lagi,” jelas Puspayoga saat menanam mangrove di Desa Tanjung Benoa, Rabu 3 April 2013. Puspayoga sendiri, meski masih berada di bangku Sekolah Menengah Pertama sudah ikut aktif dalam kegiatan tersebut.

Kepedulian akan hutan mangrove itu bukan tanpa alasan. Sebabnya, kata Puspayoga, Bali hanya memiliki luasan hutan mangrove yang begitu kecil. “Kita sadar hutan mangrove kita tidak banyak, hanya 1.500 hektar. Itu tersebar di Kabupaten Badung dan Denpasar,” paparnya. Ia meyakini keberadaan hutan mangrove di Bali akan memiliki dampak positif bagi kehidupan masyarakat. “Ini harus kita lestarikan, karena ini akan menjadi kebanggaan masyarakat Bali, nasional bahkan internasional,” ucap Puspayoga.

Meski luasan hutan mangrove di Bali terbilang kecil, Puspayoga mensyukuri hal itu masih bisa dilestarikan keberadaannya hinga kini. Sebabnya, kawasan Kabupaten Badung dan Kota Denpasar kini terus tergerus oleh pesatnya pembangunan. “Tidak mudah di sebuah kota itu ada hutan mangrove. Ini tugas kita bersama-sama melestarikan, menjaga dan terus menghijaukan,” ajak Puspayoga.

Pelestarian mangrove dan menjaga kebersihan lingkungan, sambung Puspayoga, sesungguhnya merupakan implementasi konsep ‘Bali clean and green’. “Clean-nya, sampah plastik mari kita bersihkan, karena itu yang mengganggu kehidupan hutan mangrove. Green-nya, wilayah yang kosong, mangrove-nya yang sudah mati kita tanam kembali. Itu konsep clean and green,” kata dia.

Mangrove sendiri memiliki banyak fungsi yang dapat menjaga dan melestarikan lingkungan. Oleh sebabnya ia menolak alih fungsi hutan mangrove dengan alasan apapun. “Jangan jadikan hutan mangrove akomodasi pariwisata. Itu harus kita tolak bersama-sama. Hutan mangrove harus kita lestarikan, sehingga hutan mangrove itu berguna untuk anak cucu kita. Bukan anak cucu saya,” tegas Puspayoga. BOB-MB