Karangasem, (Metrobali.com) –

Mencoba bertahan ditengah ancaman merebaknya virus Corona. I Nyoman Rindi (55) seorang pedagang bubur kacang ijo asal Dusun Tukad Sabuh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem memilih tetap berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.

Meski tak bisa dipungkiri selain rasa cemas, dampak merebaknya virus corona secara langsung juga berpengaruh terhadap hasil penjualannya.

Kendati demikian, Nyoman Rindi tak mau berdiam diri dan menunggu uluran tangan. Ia lebih memilih untuk terus berusaha untuk berjualan kacang ijo karena hanya itulah satu – satunya mata pencaharian yang telah dilakoninya sejak puluhan tahun silam.

“Saya sudah jualan dari tahun 1978, saat itu jualan keliling dengan cara “Negen” (memanggul), sebelumnya bisa habis sampai 5 kilogram tapi sekarang paling banyak 2,5 kilogram perharinya” kata Nyoman Rindi kepada media ini, pada Minggu, (17/05/2020).

Tak hanya penurunan omset penjualan, kini Rindi juga dihadapkan dengan harga bahan baku yang kian meningkat dimana harga kacang ijo tembus diangka Rp. 26 ribu dari harga sebelumnya Rp. 18 ribu perkilonya. Tak hanya kacang ijo, harga gula pasir juga mengalami peningkatan.

“Bahan juga ningkat terus harganya, ya agar pelanggan tidak lari saya jual murah saja Rp. 5 ribu satu porsi,” ujarnya.

Sementara itu, diusia yang tak muda lagi, setiap hari Nyoman Rindi mulai mempersiapkan sendiri dagangannya mulai Pukul 02.00 wita. Setelah jadi, pada pagi hari ia kemudian berangkat berjualan menggunakan gerobak dorong yang ia peroleh dari sumbangan donatur.

Meski terkadang rasa lelah menghampiri, setapak demi setapak ruas jalan hingga berkilo – kilo meter jauhnya ia tempuh untuk menjajakan bubur kacang ijo dagangannya sampai habis terjual.

“Ya meskipun pembeli turun, syukuri saja, jika dagangan habis terjual ya dapat untung rata – rata Rp.100 ribuan lah,” ungkap Rindi. (SUA-MB)