PSI Bali Optimis Loloskan PSI dalam Verifikasi KUMHAM

PSI Bali Optimis Loloskan PSI dalam Verifikasi KUMHAM

Gianyar (Metrobali.com)-

Pengurus Partai Solidaritas Indonesia Bali optimis dapat menyelesaikan Proses Verifikasi Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) serta Verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Bali, Jimmy Saputra menyebutkan proses pembentukan pengurus se-Provinsi Bali menuju seratus persen. “Verifikasi Kumham sudah dekat, kami optimis dapat menyelesaikan segala administrasi tepat pada waktunya,” ujarnya usai mengadakan Kopidarat Daerah (Kopdarda) Kabupaten Bangli dan Gianyar.

Kopdarda yang dilangsungkan di Rumah Makan Dharma Giri, Gianyar (26/12/15) ini merupakan kegiatan konsolidasi pengurus ditingkat Kecamatan serta proses penyelesaian administrasi. Dalam acara tersebut, tampak pengurus Kecamatan di Kabupaten Gianyar dan Bangli seluruhnya adalah anak muda. “Pengurus kecamatan rata-rata berumur dibawah 30 tahun,” lanjut Jimmy.

Ia melanjutkan, gerakan anak muda ini merupakan sebuah kebangkitan kembali kaum muda dalam melakukan perubahan terhadap Negeri. “Seperti ketika tahun 1945, jika dua puluh tahun lagi pemuda ini berhasil menetapkan langkah, maka Indonesia akan berubah menjadi lebih baik.” lanjutnya.

Hadir pula Satia Chandra Wiguna, Wakil Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat PSI. Ia menyebutkan sudah bukan saatnya pemuda membenci politik. Menurutnya pemuda-lah yang kini harus merebut tongkat kekuasaan serta memperbaiki system politik yang buruk. “Untuk memperbaiki Negeri ada banyak cara dan salah satunya melalui jaur politik. Dengan memperbaiki kebijakan dan membuat kebijakan yang benar-benar bijak,” katanya kepada seluruh kader PSI yang hadir.

Ia menuturkan, PSI yang menjadi wadah bagi pemuda ini menggunakan pola-pola komunikasi yang sesuai dengan pemuda kekinian. “Kita tidak perlu menggunakan Bahasa-bahasa berat kalau pada akhirnya akan sulit dipahami apalagi di jalankan.” Imbuhnya. Hal ini juga yang membuat PSI melakukan komunikasi lebih memilih menggunakan media sosial, mengingat pemuda kesehariannya tidak lepas dari gadget. “Coba kita lihat, bagaimana media sosial dapat memasuki ruang-ruang pribadi. Rata-rata setiap hari penggunaan gadget dikalangan pemuda lebih dari 8 jam, sedangkan TV hanya 2 jam.” Sebut Chandra sesuai dengan hasil Survey Saiful Mujani Research and Consulting.

Dengan DNA Kebajikan dan Keragaman, ia berharap pemuda di Bali khususnya dapat menebar kebajikan, merawat Keragaman dan mengukuhkan Solidaritas. Hal ini sudah mewakili kondisi sosial dan budaya masyarakat di Indonesia. RED-MB