AKBP Ni Wayan Sri Yudayatni Wirawati

Semarapura (Metrobali.com)-

Polres Klungkung, Bali tmengintensifkan penyelidikan terhadap kasus yang menimpa lima korban dalam satu keluarga yang tewas terpanggang di Hotel Tower, Klungkung.

Kapolres Klungkung AKBP Ni Wayan Sri Yudatni Wirawati di Semarapura, Minggu (25/1) mengakui kalau penyelidikan jalan terus, bahkan tim dari Polres dan Polsek Klungkung kembali melakukan olah TKP di kamar 221 Hotel Tower tempat korban menginap dan ditemukan terbakar seluruh anggota keluarga tersebut.

Salah satu penyelidikan dan olah TKP yang dilakukan adalah memeriksa penyebab air keluar dari balik tembok kamar saat terjadinya kebakaran.

Kapolres Sri Yudatni mengaku penasaran apakah keluarnya air tersebut merupakan bagian dari sistem pengamaman hotel.

Setelah dilakukan penyelidikan ternyata terjawab kalau itu bukan merupakan sistem pengamanan hotel.

“Kami cek kembali kenapa air bisa keluar, kondisi kamar sudah dingin, seteleh sempat dicek di atas flapon ternyata pipa mengalami pengelembung,” ujarnya.

Hal itu akibat panas dari kebakaran dan pengembungan pipa menjadi penyebab air mengalir. Selaian itu ada fakta lain kalau saat kebakaran air sedang mengalir.

Bahkan pihak Hotel sempat mematikan air tersebut karena terus mengalir dari kamar korban. Selaian itu kebetulan ada sambugan tepat di dekat pintu kamar korban.

Untuk itu Polres Klungkung menerjunkan dua tim ke Karangasem. Menurut Kapolres Sri Yudatni tim pertama dipimpin Kanit Buser Polres Klungkung. mereka ini berencana akan melakukan pemeriksaan terhadap keluarga dan kerabat korban.

“Kami ingin tahu keseharian korban selama ini, makanya kita berencana meminta keterangan dari kerabat terdekat,” ujarnya.

Kerabat terdekat di antaranya orangtua korban dan saudara saudaranya. Hanya saja itu gagal dilakukan karena keluarga korban masih berkabung. Dan pihak keluarga minta waktu untuk memberikan keterangan.

Sementara itu tim lainya adalah tim sidik yang di pimpin KBO Reskrim Polres Klungkung Iptu Made Nesa. Tim ini berangkat bersama tiga orang personil.

Nesa sendiri mengaku ke Karangasem dalam rangka meminta keterangan dari kerabat korban. “Ya kami sudah janji untuk ketemu dan mereka kebetulan siap memberikan keterangan,” ujarnya.

Polres Klungkung ingin menuntaskan kasus tersebut. Untuk itu Polres juga akan melakukan “cors cek” antara hasil otopsi, Labfor dan olah TKP yang dilakukan Polisi di lapangan.

Sementara saat ini yang sudah adalah hasil Otopsi. Kapolres juga mengakui kalau disebutkan korban meninggal karena gas monoksida. Gas monoksida itu disebabkan kebakaran.

Hanya saja yang masih menjadi tanda tanya dari mana sumber api dan apa sebab api tersebut ada di sana dan membakar korban.

Sumber api Sementara itu hasil dari patauan CCTV diakui Kapolres sudah didapat secara utuh. Sebagian CCTV ada yang berfungsi ada juga yang tidak. Namun demikian dari hasil tersebut dipastikan kalau saat itu hanya ada lima orang yang ada dalam kamar itu.

Sementara menurut keterangan petugas hotel tidak ada tamu atau orang lain yang naik ke lantai II malam itu. Sementara di lantai II juga tidak ada akses masuk. Akses masuk satu satunya ada dari bawah melalui lobi.

Polisi sudah memeriksa lima orang saksi. diantaranya adalah pedagang Pop Ice, pengawai hotel seperti Hery Widiatmoko dan Luh Apriyanti.

Tim medis Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, menyatakan bahwa penyebab kematian lima korban kebakaran di kamar hotel di Klungkung, Bali, adalah terlalu banyak menghirup gas monoksida.

Kelima korban diketahui meninggal terlebih dahulu karena menghirup gas monoksida dan selanjutnya baru tubuhnya terbakar.

Satu keluarga tersebut terdiri dari lima orang yakni Gusti Agus Karpica (32), Gusti Ayu Rastapiani (29), Gusti Putu Narendra Kresna (6), Gusti Alit Satria Wedana (4) dan bayi usia 7 bulan Gusti Ayu Santi Jayanti ditemukan tewas terbakar di Hotel Tower, Semarapura, Kabupaten Klungkung, Jumat (23/1) lalu. AN-MB