London (Metrobali.com) –

Perdana Menteri David Cameron memperingatkan pada Selasa bahwa banjir yang melanda sejumlah kawasan di negara itu sepertinya akan memburuk sebelum membaik.

Cameron membatalkan lawatan yang belum diumumkan ke Israel dan kawasan Palestina pekan depan karena harus tetap di dalam negeri untuk menangani banjir sementara pemerintah menghadapi kecaman karena dianggap tak siap.

Tentara dikerahkan membantu mengatasi banjir yang situasinya memburuk di bagian selatan Inggris sementara ratusan rumah terendam di sepanjang daerah aliran Sungai Thames dan layanan tarnsportasi kereta api terganggu akibat cuaca buruk.

Kota-kota dan desa di sepanjang sungai tersebut di sebelah barat London berubah jadi laguna.

Lebih 1.000 rumah telah dikosongkan di sepanjang Thames, di desa-desa dan kota seperti Wraysbury, Datchet dan Chertsey dan situasi diramalkan memburuk karena hujan lebat dan badai bergerak pada Jumat.

“Tak ada tanda ancaman ini akan berkurang, dan hujan serta angin kencang diramalkan masih terjadi pekan ini, keadaan memburuk sebelum membaik,” kata Cameron kepada wartawan di kantornya Downing Street.

“Dana bukan masalah dalam usaha pertolongan. Berapapun yang diperlukan akan dikeluarkan. Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” kata dia.

Terkait dengan rencana kunjungannya ke Timur Tengah, Cameron mengatakan dia akan terus “memimpin tanggap nasional” dengan memimpin komite COBRA yang dilakukan pemerintah.

Dia mengatakan bahwa dirinya telah mengirim permintaan maaf kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmud Abbas, “tetapi yang lebih penting ialah menangani banjir”.

Lawatan Cameron ke Timur Tengah itu merupakan yang pertama sejak ia menjadi perdana menteri pada 2010.

Banjir untuk pertama kali melanda kawasan pedesaan Sommerset di bagian baratdaya tetapi sekarang meluas ke kota-kota dan desa-desa sepajang Thames di bagian tenggara, dan mendekati London.

Sebanyak 1.600 tentara telah dikerahkan dan sebagian sudah mengisi karung-karung dengan pasir di Wraysbury, tempat seorang warga mengeritik Menteri Pertahanan Philipi Hammond.

Su Burrows, seorang sukarelawan pengawas banjir, mengatakan usaha bantuan telah diserahkan ke warga seperti dirinya dan meminta Hammond bantuan militer untuk membagi-bagikan karung-karung pasir.

“Maaf saya jadi emosional. Ada 100 orang di desa ini yang kerja bakti, tak seorangpun dari (badan lingkungan hidup),” kata dia dengan nada emosi kepada Menhan dalam percakapan di stasiun televisi Sky News.

Burrows mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP kemudian bahwa kecamannya tampak berbuah karena 2.000 karung pasir dikirim ke Wraysbury, yang kemudian disusul segera oleh 100 serdadu.

Hammond sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah tidak dapat “mencegah alam.” (Ant/AFP)