Ilustrasi-

Menjadi seorang akuntan rentan mengalami stres karena tuntutan pekerjaannya yang membutuhkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Bahkan tidak jarang dari mereka yang harus mengambil jam lembur agar pekerjaan mereka segera selesai dan dapat memenuhi tenggat waktu. Stres yang dialami oleh para akuntan tersebut.

Lalu apa saja hal-hal yang membuat akuntan terkena stres? Berikut ulasannya.

  1. Ribetnya laporan keuangan

Semakin kompleks laporan keuangan yang harus diurus oleh akuntan maka tingkat kesulitannya juga akan semakin tinggi. belum lagi jika laporan tersebut telah selesai perlu revisi dan verifikasi berulang-ulang. Hal ini dilakukan mereka setiap hari, bahkan ketika membuka sheet laporannya saja sudah teras stresnya.

Selain menghadapi tumpukan berkas keuangan yang di-input secara manual, mereka juga harus bisa menghafal rumus Excel dan pengoperasiannya dengan ketelitian yang tinggi agar tidak ada kesalahan data yang mereka sajikan. Hal ini bisa terjadi karena standar laporan keuangan sekaran ini lebih banyak menjadi principled based, bukan lagi ruled based.

  1. Tenggat waktu pekerjaan

Tekanan dari tenggat waktu pekerjaan membuat seorang bisa stres bahkan depresi. Akuntan memang harus bekerja secara tepat sekaligus  teliti. Adanya peningkatan kebutuhan transparansi laporan keuangan perusahan dalam waktu yang dijadwalkan, membuat pekerjaan seorang akuntan menumpuk dan harus diselesaikan dengan segera.

Pembuatan laporan keuangan seperti arus kas, neraca keuangan, dan laba rugi sering kali menyita waktu yang cukup banyak jika dikerjakan satu per satu. Namun jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan cepat dan teliti maka pengaruhnya akan luas sekali bahkan bisa mengganggu stabilitas manajemen perusahaan.

  1. Beban kerja yang berlebihan

Pekerjaan akuntan yang sangat banyak turut menjadi pemicu stres mereka. Pekerjaan yang overload dan harus mengurusnya ke berbagai instansi membuat seorang akuntan harus memiliki mobilitas yang tinggi. Seperti melakukan rekonsiliasi transaksi pada pencatatan dengan pihak bank, meninjau depresiasi aset, dokumentasi utang piutang, dan transaksi harian perusahaan.

Selain itu seorang akuntan juga harus berurusan dengan penghitungan sales order, profit,laporan pajak bisnis, invoice, bahkan hingga pencatatan stock opname. Beban pekerjaan tersebut terkadang tidak seimbang dengan kemampuan tubuh mereka, sehingga tak jarang banyak SDM akuntan yang mudah terserang penyakit.

  1. Sertifikasi profesi

Seorang akuntan jika ingin mampu bersaing harus menaikkan level kompetensi yang mereka miliki. Ada beberapa sertifikasi profesi yang biasa dimiliki oleh seorang akuntan dan diakui oleh dunia internasional. Misalnya CMA (Certified Management Accountant), CPA ( Certified Professional Accountant), dan CFA (Chartered Financial Accountant). Sertifikat-sertifikat tersebut mereka butuhkan sebagai bukti kompetensi mereka yang berstandar internasional.

Hal inilah yang menyebabkan seorang akuntan mudah terserang stres karena mereka harus meningkatkan kompetensi mereka. Padahal pendidikan lanjutan setelah lulus S1 Akuntansi tidak murah. Sebagai seorang akuntan juga tidak cukup jika cuma mengandalkan kompetensi yang biasa-biasa saja atau hanya untuk memenuhi syarat-syarat pendidikan profesionalisme berkelanjutan (PPL).

Cara Menjaga Kesehatan Bagi Seorang Akuntan

Tingginya tingkat stres ketika menjadi seorang akuntan bisa berdampak bagi kesehatan. Oleh karena itu seorang akuntan harus memiliki pola dan gaya hidup yang sehat. Dimulai dari kebiasaan sarapan yang baik bagi akuntan agar tetap fokus bekerja. Cobalah untuk selalu makan makanan yang tinggi protein, serat, vitamin, dan mineral.

Jangan karena stres malah melampiaskannya dengan memakan makanan yang tinggi lemak dan kalori. Karena makanan tersebut bisa memicu obesitas dan diabetes.

Walau banyak pekerjaan, setiap satu minggu sekali cobalah untuk berolahraga. Seperti jogging, bersepeda, atau berenang. Dengan olahraga fisik akan tetap bugar dan segar. Dan yang paling utama adalah istirahat yang cukup. Walau pekerjaan menumpuk dan sangat banyak, cobalah untuk tetap tidur setidaknya 7 hingga 8 jam sehari.

Namun untuk perlindungan kesehatan yang lebih baik lagi, seorang akuntan juga disarankan untuk memiliki asuransi kesehatan. Stres dan depresi pada pekerjaan ditambah kesibukan sehingga lupa makan atau tidak sempat olah raga  tentu membuat kita rentan terhadap penyakit, sehingga membutuhkan proteksi diri yang tepat.

Memilih asuransi yang tepat memang tidak mudah, karena itu manfaatkan platform seperti Lifepal yang menyediakan layanan informasi berbagai produk asuransi sesuai kebutuhan. Pencarian yang mudah ini bisa dilakukan di sela kesibukan sehingga tidak ada alasan untuk tidak memiliki asuransi. (ADV)