Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2014 mencapai sebesar 6,5 hingga 7,0 persen dibanding 2013 yang mencapai sekitar 6,29 persen.

“Pada 2013, pertumbuhan ekonomi Bali mencapai sekitar 6,29 persen. Harapan kami tahun ini bisa mencapai 6,5 hingga 7,0 persen,” kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Bali I Ketut Wija di Denpasar, Selasa (7/1).

Menurut dia, persoalan ekonomi di Bali selama ini sesungguhnya bukan pada sisi pertumbuhan ekonominya melainkan lebih pada pemerataan pendapatan.

“Di Bali ada suatu fenomena ekonomi yang anomali yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional, demikian juga produk domestik regional bruto (PDRB) hingga Rp90 triliun per tahun. Tetapi masalahnya pendapatan per kapita rendah,” ujarnya.

Pendapatan per kapita rendah, ucap dia, karena investasi dan pergerakan ekonomi hanya terjadi di kawasan Bali selatan. Sedangkan kawasan Bali lainnya sangat rendah sehingga pendapatannya juga kecil.

“Selain itu, investor kebanyakan berasal dari luar Bali. Hasilnya memang tercatat sebagai PDRB Bali, tetapi ‘kan tidak digunakan untuk investasi kembali di daerah kita, melainkan langsung dibawa keluar,” katanya.

Wija menambahkan untuk memeratakan pendapatan tersebut mau tidak mau harus ditingkatkan akses menuju kawasan Bali bagian utara, timur dan barat.

“Sebelum bisa membangun jalan tol atau arteri, kami akan membuat ‘shortcut’ dulu. Tahun ini kami akan mulai melakukan kajian shortcut ke Singaraja, dari Goa Lawah ke Candidasa, demikian juga ke Bali bagian barat,” ucap Wija yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah Bali.

Jika transportasi lancar, lanjut dia, maka investor dan industri pariwisata juga akan berkembang dengan sendirinya. Para investor tidak perlu diminta untuk mengembangkankan daerah di luar Bali selatan, namun mereka otomatis akan berminat.

“Kami juga mendorong peningkatan ekspor produk-produk Bali seperti barang kerajinan dari emas dan perak, ikan hias, ikan beku, dan produk garmen,” ujar Wija. AN-MB