Pemimpin Bali Wajib Jaga Adat Budaya
Mangupura (Metrobali.com)-
Pulau Bali yang dikenal seantero dunia diyakini akan tetap lestari selama pemimpin dan masyarakatnya mengerti ruh atau esensi Bali yang bersandar pada seni, adat dan budaya. Arah pembangunan ke depan, jangan sampai menjauhkan dari ketiga hal itu sehingga Pulau Bali akan tetap dikenal dan menjadi daya tarik masyarakat dunia.
“Kami masyarakat umumnya berharap siapapun yang terpilih menjadi pemimpin Bali ke depan, harus memperhatikan dan mengetahui apa isi Bali,” tegas Ketua DPC PDI Perjuangan Badung Nyoman Giri Prasta usai pemasangan Baliho pasangan Anak Agung Ngurah Puspayoga dan Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) di Banjar Denkayu Baleran, Desa Wrdhi Bhuana Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (17/3).
Pemimpin ke depan, harus memahami esensi atau isi Bali yakni seni, adat dan budaya yang menjadi tiga hal mendasar bagi masyarakat di Pulau Seribu Pura ini. Dari ketiga hal itu, kata dia telah tercermin pada figur PAS yang merintis dan melahirkan cikal bakal Kota Denpasar yang menjadikan pembangunannya berwawasan adat, seni dan budaya
Hal itulah yang menjadi dasar dalam melakasanakan pembangunan Bali yang menjadikan sektor pariwisata sebagai pilar penting dalam menggerakkan perekonomian. Selain itu, masyarakat Badung juga menginginkan terjadinya perimbangan wilayah antara Badung Selatan dan Utara.
Badung utara sesuai potensi dan daya dukung yang dimiliki, jelas tidak mungkin arah pembangunannya seperti Kuta Selatan. “Wilayah Badung Utara telah ditetapkan sebagai observasi yang didominasi aktivitas pertanian dan perkebunan,” jelas Prasta yang juga Ketua DPRD Badung ini. Hal ini tentu dipengaruhi pada kultur, topografi yang berbeda antara pariwisara di Badung Selatan yang lebih banyak bergerak di sektor perdagangan dan jasa.
Sebaliknya, ke depan, Badung Utara akan dikembangkan pada sektor agrowisata sehingga bisa menopang sektor pariwisata Bali. “Kami tidak akan pernah memindahkan pariwisata Kuta ke Badung Utara,” tegasnya dalam acara yang dihadiri anggota DPR RI Nyoman Damantra dan anggota DPRD Bali Nyoman Laka.
Terkait, pilgub, Prasta mengatakan sepenuhnya akan memenangkan Paket PAS. Namun baginya, kemenangan yang akan dicapai nanti bukanlah pertarungan yang saling mengalahkan namun figur yang terpilih nantinya adalah kemenangan rakyat.
Dalam kesempatan sama, Nyoman Damantra menegaskan, bahwa pilihan masyarakat kepada Paket PAS bukan semata alasan kepentingan pragmatis namun juga pilihan ideologis.
“Kita bukan semata untuk kepentingan pragmatis untuk menjadikan PDIP berkuasa namun bagaimana bisa mewujudkan program yang berorientas pada kepentingan rakyat,” tegas dia.
Damantra menghargai program-program populis yang digulirkan gubernur saat ini yang sejatinya melewati proses penggodokan bersama dengan PDIP. Jadi, tidak murni semata program eksekutif. “Lebih penting dari itu, yang diusung PDIP adalah semua program berorientasi rakyat yang terus disempurnakan,” tutup Damantra dalam tatap muka dengan ratusan warga di Kecamatan Mengwi ini. RED-MB
5 Komentar
betul sekali kemenangan rakyat akan tercemin tgl 15 mei 13,,melalui pilkada gub bali,,bukan pemilihan gub partai,,mari jg bali tetep aman ,nyaman dan maju bersama gub yg bisa mewujudkan bali sprt skrg ini,,,,rakyat sdh tahu dan cerdas figur mana yg bner2 pny prgrm nyata utk rakyat dan figur mn yg hny bs mendompleng prgrm orang lain dan cm mengandalkan partai sj,,tdk percaya kemampuan diri sendiri,,,utk menjadikan calon terkenal tdk cukup hny pasang baliho besar2 tanpa prgrm jelas dan cerdas,,disini pertarungan figur,,,,klo pemilihan partai nt 2014(ingat itu),,,bali prlu gub yg pny wawasan lokal utk menjaga nilai2 budaya yg sdh terkenal di seluruh dunia dan thu wawasan nasional dan international utk menyeimbangkan stabilitas keamanan bali kedepan spy bali tetp eksis,,klo cm menghadiri potong gigi masal dan ngaben masal itu ma pekerjaannya jero mangku dan jero bendese adat,,jgn semua diserobot seolah2 itu prgrm dia(tdk pny ide cerdas),,,,pasangan PASTIKERTA lambang perjuangan rakyat bali yg sarat dgn prestasi,,,bukan perjuangan kaum tertentu utk mngembalikan bali ke jmn FEODAL, demokrasi dr akyat oleh rakyat utk rakyat, bukan kakak ketua dprd dan adik gub(demokrasi kongkalikong),,,,BALI MANDARA,,,PASTIKERTA, JAYA,,,,,,PEACE BALI,,!!!!!
Betul sekali bli Nyoman..saya heran partai yang gemabar gembornya menggusung wong cilik, melestarikan adat budaya, jujur dan merakyat…tapi kenyataannya sampai sekarang mana program2 lain/tandingan yang pro rakyat dari mereka? Sungguh sangat ironis partai yang banyak dihuni oleh kader2 hebat dari DPP dan DPC + ada lima bupati + 1 walikota yang masih berkuasa lalu mereka semuanya bisanya hanya ikut mengakuin program orang lain – ditambah lagi kampanye hitamnya oleh Bali Post…apa orang2 di partai itu dan calonnya bisa dikatakan jujur seperti slogan yang mereka usung? sangat MEMALUKAN…..beneh be anake ngorahang calonne pas-pasan….
@pak nyoman n made biasa: betul sekali sekarang bukan jamannya feodalisme, dan sekarang buakan pemilihan partai tapi sekarang adalah memilih sosok pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyat dan pemimpin sudah terbukti sesuai program2nya. mari kita lihat masing2 trak record semua kandidat.
ingat jangan memilih pemimpin yang PAS-PASan, kalau memilih pemimpin yang Pas-pASAN bali mau di bawa kemana arahnya?
pilih yang sudah terbukti dan pilih yang PASTI-PASTI saja. PASTIKERTA JAYA….
Saya sangat setuju sekali dgn bapak”…Rapatkan barisan..Lanjutkan program BALI MANDARA..Pdip kecewa terhadap pak mangku karena terlalu sibuk mengurusi rakyat Bali tdk ada kontribusi ke pdip aneh sekali..Ngaku partai wong cilik tp program cuma buat wong puri
sing kader,,,,sing cagub konyang geginane nungkukin tain kebo