Ngurah Wirawan tinjau bakal lokasi Bandara Buleleng di Kubutambahan
Singaraja (Metrobali.com)-

Pemerintah propinsi Bali diminta cepat, tepat, dan bijak dalam menentukan lokasi Bandara Buleleng. Karena jika tidak segera diambil keputusan, maka peluang terbangunnya bandara di Buleleng Bali bisa hilang.

Hal ini disampaikan ahli infrastruktur berat asal Bali, yang juga calon DPD atau senator Bali, AA Putu Ngurah Wirawan, saat mengunjungi calon lokasi bandara Buleleng di Desa Kubutambahan.

Menurut Ngurah Wirawan, pada prinsipnya, animo dan kesiapan masyarakat di Desa Kubutambahan untuk mewujudkan bandara baru Buleleng sudah sedemikian tinggi. Namun animo dan dukungan masyarakat setempat ini tidak didukung oleh adanya keputusan yang cepat, tepat, dan bijaksana dari pemerintah.

“Keputusan dimana lokasi bandara baru Buleleng harus cepat diambil karena peluangnya kini sudah ada. Tepat karena ini aspirasi dari Kemeterian Perhubungan bahwa lokasinya di Kubutambahan. Dan terakhir, pemerintah harus bijaksana tampung aspirasi masyarakat terkait dimana lokasi bandara akan dibangun,”papar Ngurah Wirawan.

Ngurah Wirawan menambahkan, alangkah ironisnya, ketika masyarakat setempat sudah siap membantu konsolidasi lahan, tapi pemerintah Bali maupun Buleleng belum siap dalam menentukan lokasi.

“Ini beda dengan pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa, di sana pemerinta sia membangun, tapi masyarakatnya yang tidak siap bebaskan lahan, sementara semeton (warga) di sini (Kubutambahan)  sudah siap membantu penyediaan lahan, pemerintahnya yang belum siap, ini kan ironis,”ujar ahli infrastruktur berat ini.

Sementara itu, Kelian Banjar Adat Tegal Kubutambahan, Made Wijana menyatakan sejak tiga bulan terakhir wilayah Desa Kubutambahan sudah dua kali disurvey tim yang mengaku dari Kementerian Perhubungan Jakarta.

Meski sudah dua kali disurvey dan wilayah desanya sudah sering disebut-sebut sebagai calon lokasi bandara baru Buleleng, tapi pihaknya tidak pernah secara langsung menerima sosialisasi atau pemberitahuan terkait lokasi bandara di Kubutambahan dari pemerintah.

Di wilayah Desa ini, kata Wijana, terdapat sekitar 600 KK  yang mendiami tanah duwen (milik) desa seluas 450 hektar. “Kalau warga di sini terutama anak-anak mudanya berharap bandara baru dibangun di wilayah Desa Kubutambahan, karena akan membuka banyak peluang kerja. Tapi warga juga berharap jangan sampai ada penggusuran-penggusuran,” pungkasnya. JAK-MB