Gede Ngurah Ambara Putra,S.H.

Gede Ngurah Ambara Putra,S.H. Sekretaris APVA (Asosiasi Pedagang Valuta Asing)

Denpasar,(Metrobali.com)-
Pedagang  valuta asing (Valas) tak berizin saat ini yang masih ada beroperasi saat ini perlu ditertibkan. Karena, selain merugikan APVA  (Asosiasi Pedagang Valuta Asing)  berizin, ulah pedagang valas liar yang merugikan turis membawa dampak buruk bagi citra pariwisata di Bali pada khususnya.
“Harus diingat banyak masyarakat Bali yang bergantung dari pariwisata. Kalau wisatawan sampai tak lagi percaya dengan Bali, maka dampak buruknya sangat luar biasa,” jelas  Sekretaris APVA (Asosiasi Pedagang Valuta Asing) Gede Ngurah Ambara Putra,S.H. saat dminta komentarnya terkait perkembangan APVA di Bali, Selasa (1/8) di ruang kerjanya di Denpasar.
Menurut Dia, pertumbuhan bisnis valas saat ini memang agak lamban. Meski ada pertumbuhan namun tak begitu tinggi. Salah satu penyebabnya karena turis yang ke Bali belakangan ini secara kualitas agak menurun.
“Kita kebanjiran turis Asia yang umumnya belanjanya tak begitu besar,” ujarnya.
Pertumbuhan agak melamban menurut dirinya, juga diperparah lagi dengan masih banyaknya money changer liar yang beroperasi.
“Ada ratusan pedagang valas tak berizin yang masih beroperasi saat ini. Memang, jumlahnya terus menurun pascaadanya operasi penertiban yang cukup gencar belakangan ini. Kalau sebelumnya sekitar 400-an, kini jumlahnya sudah turun signifikan,” cetusnya.
Ambara berharap, langkah penertiban bisa berkelanjutan dilakukan pihak terkait, sehingga Bali bisa terbebas dari pedagang valas tak berizin tersebut. Sebab masalah yang ditimbulkan akibat aksi curang pedagang valas liar ini bisa mempengaruhi citra pariwisata yang berdampak pada tingkat kunjungan turis ke Bali. Menurutnya asosiasi (APVA) tak bisa berbuat banyak terhadap pedagang valas liar ini karena tak memiliki kewenangan melakukan penindakan.
“Kami hanya bisa melaporkan kepada pihak terkait kalau ada temuan serta kejadian yang merugikan turis,” katanya.
Sebari dirinya menambahkan, sebenarnya pengurusan izin money changer persyaratannya sangat sederhanya,  bahkan tak keluar biaya alias gratis. Namun ia mengaku heran banyak yang belum mengurus izin. Sembari melajutkan, dengan tingkat kunjungan turis ke Bali yang terus meningkat serta makin banyaknya objek wisata, maka peluang bisnis money changer ini masih terbuka lebar. AA-MB