slamet effendy

Jakarta (Metrobali.com)-

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf mengatakan perlu langkah konkret untuk menindaklanjuti deklarasi Konferensi Asia Afrika dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

“Negara-negara Asia-Afrika harus melakukan hubungan multilateral, seperti di PBB khususnya Dewan Keamanan, untuk mendorong pengakuan kedaulatan dua negara di kawasan itu, yaitu Palestina dan Israel,” kata Slamet Effendy Yusuf dihubungi dari Jakarta, Jumat (24/4).

Slamet mengatakan pernyataan negara-negara Asia Afrika memiliki peran penting untuk membuka mata dunia, bahwa bangsa-bangsa di dua benua itu siap memberikan dukungan politis kepada kemerdekaan Palestina.

“Sebenarnya sudah bukan krusial lagi karena keberadaan Palestina sudah diakui oleh PBB. Yang belum terjadi adalah pengakuan kedaulatan dari negara-negara kunci seperti Amerika Serikat,” tuturnya.

Slamet mengatakan Palestina juga sudah menjadi perhatian sejak Konferensi Asia Afrika 1955. Karena itu, dunia internasional harus bisa menerima kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.

Menurut Slamet, Palestina merdeka harus menjadi solusi bagi dua negara yang sedang berkonflik di kawasan tersebut. Dunia internasional harus memprakarsai pembicaraan mengenai perbatasan antara Palestina dengan Israel, dengan mengacu pada perbatasan sebelum perang 1957.

“Yang membuat rumit adalah cita-cita bangsa Israel, yaitu mendirikan negara Yahudi untuk bangsa Yahudi dan agama Yahudi. Padahal di saat negara Israel berdiri, mereka multikultur,” katanya.

Slamet mengatakan sebelumnya Israel terdiri atas bangsa-bangsa yang beragama Yahudi, Kristen dan Islam, terutama di Yerusalem. Namun, lama kelamaan umat Kristen semakin sedikit sementara yang beragama Islam terusir sehingga akhirnya didominasi Yahudi.

Kondisi semakin rumit karena Israel membangun permukiman Yahudi di tanah Palestina dan membangun tembok untuk membatasi wilayahnya dengan bangsa Palestina.

“Bila dulu umat manusia menghancurkan tembok Berlin dengan alasan universalitas, kini malah Israel membangun tembok atas restu pelindungnya, yaitu Amerika Serikat. Israel semakin nyata dan tidak malu-malu mencaplok wilayah Palestina,” ucapnya. AN-MB