Michele Zaccheo

Jakarta (Metrobali.com)-

Sejumlah organisasi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bekerja sama dengan The Japan Foundation mempromosikan pendidikan bencana alam kepada komunitas lokal di beberapa negara yang rentan terkena bencana alam, seperti Indonesia, Thailand, Jepang, dan Filipina.

“Komunitas atau sukarelawan dari segala usia, disiplin ilmu dan pekerjaan, serta negara bersama-sama mengupayakan agar pendidikan bencana alam dapat diperoleh semua masyarakat lokal sebagai langkah pencegahan jatuhnya korban lebih banyak saat bencana datang,” kata Direktur Pusat Informasi PBB (UNIC) Jakarta Michele Zaccheo di Kampus Bina Nusantara Senayan, Senin (13/10).

Ia mengatakan PBB untuk Anda (UN4U) menggandeng sejumlah organisasi, seperti Organisasi Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UN OCHA) dan Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk memberikan pengetahuan tentang kesiapsiagaan dan kontribusi anak muda dalam menghadapi bencana alam.

Sebanyak lima pemuda dari Indonesia mengikuti pelatihan regional bernama program “Hope and Dreams” (HANDs) dari The Japan Foundation untuk mempromosikan pendidikan bencana lewat seni dan kreativitas pada masyarakat lokal di negara yang berpotensi terkena bencana alam.

Kelima pemuda Indonesia dari berbagai instansi tersebut mengunjungi Kawasan Gunung Merapi pasca erupsi, Kota Gede, Yogyakarta, serta Tacloban di Filipina untuk berbaur dengan masyarakat lokal yang terkena bencana guna memberikan pendidikan bencana, seperti langkah pencegahan, tindakan saat bencana terjadi, serta langkah rehabilitasi pasca bencana.

“Saya merasa di sekolah pun, anak-anak tidak diberikan pengetahuan mengenai bencana alam, baik itu gempa bumi, banjir, dan kebakaran. Meski tinggal di Jakarta yang jauh dari bencana alam, pendidikan bencana perlu diberikan,” kata salah seorang pemuda yang mengikuti program HANDs tersebut, Vina Puspita.

Senada dengan itu, Rory Saroso, perwakilan dari Surabaya, mengatakan dirinya berkeinginan untuk belajar lebih banyak mengenai cara penggunaan teknologi dalam penanggulangan bencana.

Direktur Umum The Japan Foundation Jakarta, Tadashi Ogawa, mengemukakan gempa bumi pada Maret 2011 menjadi bencana terburuk yang pernah dialami Jepang. Peristiwa tersebut menjadi motivasinya untuk mempromosikan pendidikan bencana di sejumlah negara.

“Semua pihak harus memprioritaskan pendidikan bencana, baik lewat pertukaran budaya atau menjadi sukarelawan agar bencana dapat ditanggulangi dan diminimalisasi. Bencana tidak hanya merenggut harta materi mereka, tetapi juga pada emosi dan spiritual mereka,” kata Tadashi Ogawa. AN-MB