hibah 1Karangasem (Metrobali.com)-

Fenomena menumpuknya sampah di lingkungan areal pura menjadi perhatian khusus Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Suasana sembahyang yang seharusnya hikmad dipastikan akan menjadi terganggu dengan banyaknya tumpukan sampah sisa persembahyangan. Untuk itu Pastika mengingatkan krama Hindu  membiasakan bersikap disiplin menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah sisa persembahyangan yang sudah digunakan . “Sembah bakti yang kita lakukan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi akan memberi kebersihan diri dari sampah  secara niskala dan terjaganya lingkungan pura yang bersih dari sampah secara sekala,” ujarnya.  Demikian disampaikannya saat memberikan sambutan lisan dalam acara  penyerahan hibah barang dari  UPT Sampah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali  bagi warga Desa Muncan dan Desa Besakih Karangasem . Hibah disampaikan secara resmi oleh Gubernur Pastika yang diwakilkan oleh Bendesa Agung ( ketua)  Majelis Utama Desa Pekraman (MUDP) Provinsi Bali , Jero Gede Putus Suwena Upadesha dan Bendesa Desa Pekraman  Besakih, I Wayan Gunarta, bertempat di Desa Muncan Kecamatan Selat Karangasem, Minggu (17/1). Pastika mencontohkan tumpukan sampah yang terjadi  baru baru ini di Pura Dalem Puri Besakih, Karangasem pada saat odalan  yang sempat diberitakan beberapa media menunjukkan kekurang disiplinan masyarakat  terhadap kebersihan khususnya di lingkungan pura. “Suatu pemandangan yang kurang elok dimana umat hindu bersembahyang diatas tumpukan sisa canang persembahyangan,” ujarnya. Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat khususnya krama Hindu untuk mengambil sisa canangnya sendiri, memasukkan ke dalam plastik lalu membuang ke tempat sampah.” Membersihkan sampah sehabis sembahyang juga termasuk yadnya karena kita tidak menyusahkan orang lain untuk membersihkannya,” imbuhnya. Pastika juga meminta agar para pemangku turut mensosialisasikan kepada para krama untuk mengumpulkan sisa canangnya sendiri seusai bersembahyang. “Mari kita didik umat kita untuk paham kebersihan dan ikut serta menjaga kesucian pura dan hal tersebut merupakan bagian dari yadnya,” tegasnya. Dalam sambutan lisannya Gubernur Pastika juga mengingatkan warga Desa Muncan dan Besakih pada khususnya yang menerima hibah bantuan sarana kebersihan agar menggunakan bantuan yang diberikan dengan sebaik baiknya serta mengolah sampah yang dihasilkan menjadi sampah organik.Melihat suasana desa yang asri dan mendapat sinar matahari yang banyak, orang nomor satu di Bali ini mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sinar matahari yang didapat menjadi energi listrik sehingga nantinya desa Muncan dapat menjadi percontohan penggunaan energi dari energi sinar matahari.” Setidaknya mesin pengolah sampah organik bisa digerakkan dengan solar panel dan tidak memerlukan solar,” imbuhnya. Sementara itu , Jero Gede Putus Suwena Upadesha  yang mewakili masyarakat penerima hibah menyampaiakan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemprov. Ia berharap  dengan alat yang diberikan serta dukungan masyarakat upaya menjadikan  Bali sebagai provinsi yang bersih dan hijau akan dapat terwujud dan kedepannya bali yang mandara akan tercipta pula. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali  Nyoman Astawa Riadi melaporkan hibah yang diserahkan untuk kedua berupa bantuan berupa 1 unit dump truck, 1 unit bangunan  Tempat Pengelolaann Sampah Terpadu (TPST) beserta 1unit sepeda motor roda 3, peralatan Pengolah Sampah ( pencacah sampah organik) dan timbangan duduk sedangkan untuk Desa Besakih diserahkan  bantuan berupa 1 mobil Amroll. Dalam kunjungan kerja yang dihadiri oleh Penjabat Bupati Karangasem,Kepala BPMPD Provinsi Bali juga diisi dengan kunjungan dua gerbangsadu yang letaknya berdekatan yaitu Bumdes Desa Muncan serta Bumdes Wahyu Karya Sedana di Desa Pempatan Kecamatan Rendang. Ketua Bumdes Desa Muncan dalam laporannya menyampaikan di desanya terdapat 410 Rumah Tangga Sasaran (RTS), dari jumlah tersebut sebanyak 283 telah mendapatkan bantuan gerbangsadu. Sisanya belum mendapatkan bantuan disebabkan karena ketakutan dari masyarakat  RTS tersebut tidak bisa membayar cicilan modal yang diberikan. Menanggapi hal tersebut Gubernur Pastika kembali mengingatkan bahwa suksesnya program gerbangsadu tidak diukur dari berapa besar keuntungam dari modal yang diberikan melainkan seberapa besar program ini dapat mengentaskan kemiskinan. Untuk itu ia menginstruksikan segera mengucurkan bantuan modal kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS)  tersebut  agar bisa dimanfaatkan . Hal serupa juga dialami di Bumdes  Wahyu Karya Sedana.  Menurut Made Kandel selaku kepala bumdes yang terletak di desa Pempatan tersebut ,di desanya terdapat 379 RTS  dan baru 166 RTS yang menggunakan dana Bumdes. Untuk itu Gubernur meminta agar aparat bumdes bergerak juga ke lapangan guna menjemput bola sehingga dana yang diberikan Pemprov benar benar bisa dimanfaatkan secara maksimal sehingga tingkat kemiskinan masyarakat semakin berkurang . AD-MB