Pariwisata Bali Berada pada Titik Jenuh
Denpasar (Metrobali.com)-
Sekjen PHRI Bali Ferry Markus menjelaskan, jika pariwisata Bali saat ini memasukan era kejenuhan akomodasi wisata. Menariknya lagi, era kejenuhan akomodasi wisata ini terjadi bersamaan dengan upaya pemerintah mengembangkan 10 destinasi baru pariwisata Indonesia atau yang lebih dikenal dengan istilah Bali Keduanya Indonesia. Menurutnya, kejenuhan akomodasi itu dimulai dengan kondisi hotel di Bali yang sudah over kamar.
“PHRI Bali melakukan survei dengan kerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali. Selain itu survei juga dilakukan dengan menganggandeng agen-agen di Bali. Dan hasilnya sangat mencengangkan dimana di Bali saat ini sudah terjadi over room yakni 130 ribu kamar di seluruh Bali. Dari jumlah itu, ada 98 ribu kamar terdapat di Kabupaten Badung atau umumnya berada di Bali selatan seperti Kuta, Seminyak, Nusa Dua, Legian, Jimbaran, dan sebagian lagi berada di wilayah Kota Denpasar,” katanya di Denpasar, belum lama ini.
Lanjutnya, jumlah kamar sangat mempengaruhi okupansi atau tingkat hunian hotel di Bali dan terus menerus terjadi persaingan harga di antara hotel-hotel di Bali. Menurutnya, bila hitung-hitungan matematika, dengan jumlah kamar yang ada maka minimal Bali seharusnya bisa menyumbang lebih dari 20 juta wisatawan pertahun. Bila dalam satu kamar saja ada dua badroom, maka dalam sehari seharusnya ada 260 ribu orang wisatawan tinggal di Bali. Itu belum lagi ada kamar kadang-kadang terisi lebih dari dua orang. Namun ini estimasi yang terlalu berlebihan karena mengandaikan jika okupansinya 100 persen.
“Anggap saja okupansinya cukup 50 persen maka dalam sehari seharusnya ada 65 ribu orang yang tinggal di hotel di Bali. Angka 65 ribu ini dikalikan 360 hari dalam setahun sehingga jumlah idealnya menjadi 23 juta lebih orang. Ini belum lagi kalau dalam sekamar itu diisi oleh dua orang. Seharusnya jumlah wisatawan kita, cukup dengan tingkat hunian 50 persen setiap tahunnya, maka seharusnya Bali bisa minimal menyumbang lebih dari 20 juta orang. Faktanya, terbalik karena untuk seluruh Indonesia saja belum sampai 10 juta orang,” jelasnya.
Data hasil survei lainnya juga menunjukkan, bahwa untuk tahun 2015, total wisatawan mancanegara sekitar 4,1 juta. Sementara untuk pergerakan wisatawan domestik ditemui dekitar 7,1 juta, sehingga jumlahnya 11 juta lebih.
“Data ini kita peroleh dari agen-agen online yang siap jual Bali. Itu berarti okupansi hotel di Bali tidak lebih dari 40 persen. Pergerakan kenaikan juga tidak lebih dari 10 persen. Bayangkan, ternyata tingkat hunian hotel di Bali secara rata-rata tidak sampai 50 persen. Sekalipun ada hotel yang mengaku okupansinya sampai 90 persen di saat high seasson,” tutupnya.SIA-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.