Denpasar (Metrobali.com)-

Dra. Dewa Ayu Laksmiadi JM, Par, Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi Taman Budaya, belum lama ini mendapat kesempatan menimba ilmu tentang leadership di India bersama duta lain dari negara -negara di dunia. Dalam pelatihan di V.V. Giri International Skill Development, NOIDA, Uttar Pradesh –  India yang jaraknya 10 km dari ibu kota Negara, New Delhi, Laksmi, panggilan akrab ibu cantik satu ini mendapat penghargaan, sebagai peserta yang berdedikasi tinggi, disiplin, dan multi talenta.

Lebih jauh dikatakan, bahwa materi pembelajaran yang cukup banyak itu, dibagi menjadi 3 sesi, teori (skill development & Leadership). “ Yakni dari,  Field Study (berkunjung ke Vocational Training, sekolah, Parlement/Pemerintahan) dan Pesentasi Perorangan dan Group,” paparnya.

Nah, dari mendapat kesempatan minimba ilmu kepimpinan di negaranya Sahruk Khan serta mendapat trophy sebagai peserta yang, berdedikasi tinggi, displin dan multi talenta diantara 22 peserta, dari 22 negara.  Seperti dari negara  Rusia, Estonia, Lithuania, Syria, Armenia, Spanyol, Turky, Myanmar, Bhutan, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Sri Lanka, Maldives, Mauritius, Afrika Selatan, Nigeria, Niger, Tanzania, Ethiophia, Botswana, dan lainnya. “ Soal peniliaian ini dari berbagai unsur , baik itu dari keseharian, para dosen, fasilitator, teman- teman  dan juga diri sendiri,” terangnya.

Sementara  mengomentari tentang India, dikatakan, “ Incredible India (india Luar Biasa) ,” ujarnya, meski sebenarnya ia sudah sering ke India beberapa waktu belakangan lalu.

Menyimak sekilas bangsa India, yang memiliki sejarah yang tidak jauh berbeda dengan bangsa Indonesia.  Sama-sama pernah dijajah ( Indonesi oleh Belanda, India oleh inggris) merdeka dalam jarak waktu yang tidak terlalu jauh (1945 – 1949), serta jumlah populasi, tingkat kemiskinan, kemacetan, korupsi dan sebagainya. “ Mereka hidup sangat sederhana, kapitalis tidak dominan,” selanya. Menjadi catatannya pula, India yang kelihatannya jorok, tetapi sebenarnya pola hidup mereka sangat bersahabat dengan alam. Tidak banyak menggunakan bahan kimia dalam pertanian.

Nah, dari catatan pengalamannya sambil menimba ilmu tentang kepemimpinan (Leadership) di India selama 3 minggu (beasiswa dr Pemerintah India) dari 6 Januari – 27 Januari 2013, harapannya tentu akan bisa diterapkan sesuai dengan kondisi di Taman Budaya. “  Memungkinkan untuk diterapkan di At Center ini. Mengingat, pertama dari sumber daya manusia yang masih bisa dibentuk, diarahkan. Sekarang tinggal para leadernya,” ungkapnya.  Ditambahkan, ketika berbicara masalah “pelayanan”  yang artinya berbicara masalah standar (harus ada standar). Bali sangat identik dengan pariwisata (internasional). Sedang Taman Budaya juga  identik dengan seni dan budaya. “ Jadi penggabungannya adalah, pelayanan yang memenuhi standar, menjaga etika dan berbudaya (Bali). Ini yang akan terus kita terapkan bersama disini,” jelasnya. HP-MB