PB3AS252Denpasar (Metrobali.com)-

Kekerasan pada anak dewasa ini masih kerap terjadi, dan yang lebih menyedihkan hal itu dilakukan oleh orang-orang sekitarnya. Akan tetapi, sering kali masyarakat sekitar kurang tanggap hingga kekerasan tersebut bisa sampai terjadi. Untuk itu, masyarakat diajak untuk lebih kooperatif lagi, melaporkan kejadian-kejadian kekerasan, pada anak ke kantor Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali. Hal itu disampaikan oleh Eka Santi Indra Dewi, Wakil Ketua KPPAD, dalam orasinya di PB3AS, Denpasar (25/6).
Lebih jauh, Eka Santi juga mengatakan bahwa KPPAD memang dimandatkan untuk menjamin kesejahteraan dan keamanan anak di Bali. “Hal itu sesuai dengan peraturan yaitu UU Perlindungan Anak no 23 tahun 2002, Perda Prov Bali no 6 tahun 2014 dan Pergub Bali no 48 tahun 2015 tentang Perlindungan Anak Daerah.”
Adapun beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh KPPAD selama setaun ini semenjak dilantik oleh Gubernur Bali 6 Oktober 2016 lalu, yaitu koordinasi dan sosialisasi ke seluruh instansi dan OPD akan pentingnya perlindungan anak. Selain itu, KPPAD juga tak henti-hentinya sosialisasi terhadap masyarakat akan pentingnya pemenuhan terhadap hak anak. Ia juga menjelaskan hingga saat ini, KPPAD juga berfungsi menghimpun informasi dan isu-isu terkait pelanggaran hak anak, menfasilitasi pengaduan masyarakat serta mengakomodir isu-isu strategis. Dalam rangka mengisi liburan sekolah, dilanjutkannya, KPPAD membuat program bertajuk “goes to school”, yaitu sosialisasi terhadap anak-anak dari TK hingga SMP tentang upaya melindungi diri. “Menurut kami penting memberikan pemahaman terhadap anak-anak tentang berbagai cara melindungi diri, agar upaya-upaya pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin dari kekerasan dan pelecehan sekaual,” jelasnya. Kegiatan itu sudah dilakukan di Tabanan, Gianyar dan Denpasar, sementara Kabupaten lainnya akan menyusul. Selain itu, tim KPPAD akhir-akhir ini juga turut mendampingi orang tua siswa yang mendaftarkan sekolah untuk anak-anak. “Karena aturan baru tentang rayonisasi, banyak orang tua bingung mendaftarkan anak-anaknya,” imbuhnya.
Yang terakhir Ia juga menyarankan  agar tersedia fasilitas publik yang juga  layak untuk anak-anak. Jangan sampai terulang kembali kejadian anak tewas tersetrum ketika hendak minum air di Lapangan Puputan Badung. Hal itu terjadi karena kurang perhatian akan fasilitas publik.
Pembicara berikutnya adalah Jro Penjor yang menapresiasi toleransi kehidupan beragama di Bali. Bertepatan dengan Idul Fitri kali ini, Ia sangat bangga masyarakat muslim bisa menunaikan ibadah Sholat Ied di Lapangan Puputan Niti Mandala Renono dengan lancar. “Semoga Bali bisa menjadi contoh Bhineka Tunggal Ika yang baik bagi Indonesia, serta menjadi lentera perdamaian untuk Indonesia dan dunia,” gugahnya. Ia juga mengajak masyarakat untuk menjalankan anjuran Gubernur Pastika yang ditulis dalam artikelnya yaitu tentang bagaimana cara beragama secara utuh, agar tercipta kedamaian antar umay manusia.  AD-MB