Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Mangku Pastika “diuji” mahasiswa Undiknas lewat sejumlah pertanyaan tentang persiapan daya saing Bali dalam menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA) di auditorium Undiknas, Selasa sore, 26 Februari 2013.

Menurut Mangku Pastika, masih ada waktu dua tahun untuk menyiapkan diri menghadapi pasar bebas Asean tersebut, “Namun apakah masih cukup waktu. Inilah kondisi yang menjadi pertanyaan bagi kita semua. Dan kenapa tantangan ini saya mesti sampaikan pada Undiknas. Karena saya merasa berdosa bila membiarkan terjadi, sementara kita belum siap.”

Mangku Pastika merasa beruntung, karena tantangan ini direspon Tini Gorda dari Undiknas, lalu diwujudkan dalam bentuk Seminar Nasional bertajuk “Potensi dan Tantangan Membangun Bali Menyongsong Pasar Bebas,” dan langung dimoderatori oleh Rektor Undiknas Prof.Dr. Sri Darma. S.T.,MM.

“Siap siap saja, bila nanti supir taksi adalah orang Filipina, mereka pasti lebih ganteng, lebih penuh senyum dan pasti lebih fasih berbahasa Inggris,” ujar Mangku Pastika yang menyandang dua gelar master dalam bidang ekonomi, “Karena itu mahasiswa musti belajar keras dan siap siap bersaing. Tidak ada lagi pemerintah memberi proteksi, karena negara sudah menandatangani kesepakatan ini. Tidak lagi bisa diperdakan untuk melindungi.”

Karena itu, kata Mangku, kampus harus sudah menyiapkan lulusan yang sudah langsung bisa menghadapi persaingan bebas tingkat Asean ini, dengan bekal ketrampilan dan entrepreneurship. Sementara pemerintah sudah menyiapkan segala infrastrukturnya, dan bantuan dalam bidang pendidikan berupa beasiswa dan juga sistem yang dibangun agar investasi dan keamanan bisa terjamin lewat program program Bali Mandara.

Mangku Pastika memuji antusias sekitara 300 mahasiswa dan dosen Undiknas yang mengikuti diskusi. Ia juga menilai bahwa mutu Undiknas bagus dilihat dari bagaimana mereka merespon kondisi saat ini dan memiliki banyak pertanyaan dalam menghadapi persaingan bebas ke depan.  “Orang itu akan mampu bersaing, bila mereka punya fighting spirit yang tinggi. Punya semangat dan disiplin yang tinggi. Semangat pantang menyerah, inilah modal untuk bersaing itu.”

Kemudian ditambah ilmu pengetahuan yang hebat.  “Tanpa keberanian yang tinggi, juga tidak bisa bersaing. Karena itu saya akan senang bila Undiknas membentuk sarjana sarjana yang pantang menyerah, punya semangat tinggi dan terus diberi muatan muatan character building yang cuku,”.  RED-MB