Keterangan foto: Ketua IWAPI Bali Dr. A.A Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., yang juga Ketua Yayasan Perdiknas Denpasar/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Kata damai bagi sebagian orang mungkin terkesan abstrak dan sulit diwujudkan. Sebab selalu saja ada potensi konflik di berbagai lini kehidupan. Apalagi di dunia usaha yang sangat kompetitif, dinamis dengan beragam permasalahan dan tantangan yang kompleks.

Namun bagi Ketua IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Bali Dr. A.A Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., cara mencapai damai dalam mengelola usaha atau bisnis itu sederhana. Hanya dua kata kunci kata, Ketua Yayasan Perdiknas (Perkumpulan Pendidikan Nasional) Denpasar itu, yakni sabar dan ikhlas.

“Bicara damai dari perspektif perusahaan bisa sangat kompleks. Tapi bagi saya cukup dengan dua kata kunci untuk damai yakni sabar dan ikhlas,” kata pengusaha perempuan yang akrab disapa Gung Tini itu dalam keterangan pers di Sekretariat IWAPI Bali, Denpasar, Rabu sore (19/9/2018)

Pernyataan itu disampaikan Gung Tini terkait Sarasehan Damai Tokoh Pengusaha Bali akan digelar tanggal 21 September 2018 di Gong Perdamaian Dunia Kertalangu Denpasar.  Melalui sarasehan ini para pengusaha yang tergabung dalam organisasi HIPMI Bali, IWAPI & BKOW Bali menyampaikan komitment mereka untuk ikut memiliki Gema Perdamaian ini bersama-sama.

Kenapa pengusaha bicara damai, papar Gung Tini, karena riilnya persoalan sosial dipicu oleh masalah kesejahteraan. Yang sering menghadapi masalah ini adalah pengusaha. Belum lagi jika bicara soal kompetitor.

“Jadi perlu ekstra sabar dan ekstra ikhlas menghadapi dinamika bisnis yang kadang juga tidak menentu. Apalagi di era disruptif seperti saat ini,”ujar putri dari pendiri utama Perdiknas Prof. Dr. IGN Gorda, M.S., M.M. (alm.) itu.

Kesabaran dan keikhlasan itu juga yang menjadi kunci sukses Gung Tini selama 11 tahun dipercaya memimpin Perdiknas yang membawahi tiga satuan lembaga pendidikan yakni SMP Nasional Denpasar, SMK Teknologi Nasional dan Undiknas (Universitas Pendidikan Nasional) Denpasar

“Dalam mengelola Perdiknas 11 tahun ini hingga generasi kedua saya bangga telah mampu melanjutkan estafet yang diberikan ayahanda kami. Damai yang dilakukan sebagai pimpinan yang tertinggi dari tiga unit satuan pendidikan ada dua kata kunci yaitu sabar dan Ikhlas,” tutur Gung Tini.

Sabar dalam belajar beradaptasi dengan berbagai karakter karyawan, guru, dosen yang  dikelola agar bisa diterima di hati mereka. Sabar untuk bisa menerima semua karakter yang ada.

“Serta ikhlas jika semua yang saya harapkan tidak menjadi harapan banyak orang dan harapan saya selaku pimpinan. Semua pasti ada kadaluarsanya. Kita jalani semua ini dengan sabar dan ikhlas. Karena damai itu sendiri,” ucapnya.

Ia juga mengajak semua kalangan untuk mengupayakan kedamaian dengan melakoni konsep Catur Marga atau empat jalan mencapai kesuksesan dan mendekatkan diri dengan Tuhan dalam perspektif ajaran Hindu.

Misalnya dalam Bakti Marga ada keikhlasan menerima kondisi saat ini, baik sebagai karyawan, pemimpin atau lainnya. Lalu lakukan tugas dan kewajiban kita dengan baik apapun posisi kita (Karma Marga).

“Tapi jangan lupa tingkat pengetahuan dan skill kita (Jnana Marga). Lalu ketika sudah mencapai kesuksesan  tetapi lakukan pengendalian diri (Yoga Marga) agar tetap mencapai kedamaian,” papar Gung Tini.

Terkait Sarasehan Damai Tokoh Pengusaha Bali akan digelar tanggal 21 September 2018 ini, dikatakan bicara damai sangat gampang. Tapi dalam tataran implementasi sangat sulit dilakukan. Namun tema kali ini semakin banyak mengajak komponen masyarakat untuk selalu bicara dan melakukan upaya damai disetiap tindakan.

“Damai itu indah. Damai itu upaya. Jadi kita semua harus mulai mengupayakan kedamaian dalam diri,” pungkas Gung Tini.

Sarasehan damai ini merupakan salah satu bagian  rangakaian acara Gema Perdamaian XVI yang puncaknya digelar 6 Oktober 2018 di Lapangan Bajra Sandhi, Renon Denpasar.

Pewarta : Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati