Maksimus Ramses Lalongkoe dan Marianus Susanto Edison

Labuan Bajo (Metrobali.com) –

Gerakan yang digalang Institut Lintas Studi (ILS) berupa penandatanganan petisi penolakan privatisasi Pantai Pede, mendapatkan dukungan publik Manggarai Barat (Mabar). Bahkan, sejumlah tokoh berpengaruh di Bumi Komodo itu siap mendampingi ILS saat menyerahkan ‘kado’ Natal untuk Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya.

“Kami dalam waktu dekat akan memberikan kado spesial untuk gubernur NTT, berupa form petisi penolakan privatisasi Pantai Pede. Ada lima tokoh Manggarai Barat yang resmi mendampingi ILS saat penyerahan form petisi tersebut,” papar Direktur Eksekutif ILS Maksimus Ramses Lalongkoe, di Labuan Bajo, Minggu (7/12).

Kelima tokoh Manggarai Barat tersebut adalah Anton Hantam, Alfons Dambuk, Matius Madi, Andreas Fernandez dan Stephanus Herson. “Rencananya, sebelum menemui gubernur NTT, ILS bersama tokoh-tokoh ini juga menemui bupati dan ketua DPRD Manggarai Barat untuk menyerahkan dokumen petisi penolakan privatisasi Pantai Pede,” kata Maksimus.

Saat ini, form petisi penolakan privatisasi Pantai Pede ini sudah ditandantangani oleh 6 ribu orang. “Jumlah ini akan terus bertambah, karena masih banyak masyarakat yang ingin membubuhkan tandatangan dukungan,” ujar Maksimus, yang didampingi Direktur Advokasi dan Publikasi ILS, Marianus Susanto Edison.

Menariknya, dalam perjuangan ILS ini, banyak masyarakat maupun pejabat pemerintah yang bersedia menggandakan sendiri form petisi, untuk dibagikan kepada publik. “Kerelaan dan swadaya publik ini adalah bukti, bahwa privatisasi Pantai Pede ini tak dikehendaki masyarakat,” tambah Edison, pada kesempatan yang sama.

Menurut rencana, form petisi penolakan privatisasi Pantai Pede ini akan diserahkan kepada gubernur NTT bersama dokumen lainnya. Di antaranya, pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Manggarai Barat yang secara tegas menolak privatisasi Pantai Pede. RED-MB