Foto: Tokoh muda asal Banjar Kaleran, Desa Bungbungan I Putu Agus Putra Sumardana, S.H.,(kiri) yang juga  Ketua LBH Pemuda Sejati bersama Tokoh Masyarakat Desa Bungbungan Nyoman Swenten (tengah).

Klungkung (Metrobali.com)-

LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Pemuda Sejati dikenal tidak hanya konsern dan aktif memberikan bantuan hukum cuma-cuma bagi masyarakat kurang mampu dan marjinal.

Namun LBH yang berdiri sejak tahun 2017 ini juga aktif memberikan edukasi hukum kepada masyarakat khususnya di desa-desa.

Bahkan LBH Pemuda Sejati siap memberikan pendampingan dari aspek hukum bagi desa yang hendak mengajukan desanya menjadi Desa Wisata.

Hal ini sebagaimana akan dilakukan di Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung yang tengah mempersiapkan diri menjadi Desa Wisata.

Ketua LBH Pemuda Sejati juga I Putu Agus Putra Sumardana mengungkapkan pihaknya siap memberikan dukungan dari aspek hukum dan pemenuhan persyaratan administrasi serta proposal pengajuan status Desa Wisata Bungbungan.

“Dari sisi hukum, LBH Pemuda Sejati siap memback up dari nol dan mengawal secara berkesinambungan,” ujar Agus yang juga merupakan tokoh muda asal Banjar Kaleran, Desa Bungbungan, Rabu (9/3/2020).

LBH Pemuda Sejati akan memberikan masukan terkait cita-cita mewujudkkan Desa Wisata Bungbungan.  Seperti harus dipersiapkn juga pendataan status tanah di desa , misalnya  jalan yang menuju obyek wisata/sungai apakah milik pribadi/milik desa/atau lainnya.

“Itu harus jelas terlebih dahulu agar tidak menjadi sengketa di kemudian hari. Kami siap membantu di bidang itu selain membantu merumuskan proposal pengajuan desa wisata,” kata Agus yang juga advokat muda ini.

Agus mengaku mendukung penuh rencana mewujudkan Desa Wisata Bungbungan ini sebab potensinya memang ada dan diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bungbungan ke depannya.

“Saya selaku Ketua LBH Pemuda Sejati yang kebetulan pemuda asli Bungbungan medukung penuh lahirnya Desa Wisata Bungbungan. Ini sejalan dengan program Pemprov Bali dan Pemkab Klungkung yang mndorong desa-desa di Bali untuk menggali potensi desanya menjadi desa wisata baru,” kata Agus.

Hal ini juga sejalan dengan visi misi tokoh desa Bungbungan Nyoman Swenten yang ingin mengabdi di desa sebagai calon kepala desa ke depan. “Mari kita sama-sama bangun Bungbungan sebagai salah satu desa wisata menarik di Klungkung dan Bali,” ajak Agus.

Di sisi lain, LBH Pemuda Sejati juga siap membantu masyarakat Desa Bungbungan khususnya masyarakat kurang mampu yang mempunyai permasalahan hukum.

Sebab LBH Pemuda Sejati tidak hanya beranggotakan advokat, paralegal, mahasiswa namun juga oleh beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang juga tahu secara detail permasalahan di desanya.

Tentunya diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan di desa secara mediasi tanpa harus menempuh jalur litigasi atau pengadilan.

Ini Potensi Wisata Desa Bungbungan

Seperti diberitakan sebelumnya, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Sayangnya potensi tersebut belum dilirik dan dikembangkan dengan serius.

“Kami harapkan dan dorong Desa Bungbungan bisa dikembangkan jadi Desa Wisata. Sebab banyak potensi yang bisa dikembangkan jadi daya tarik pariwisata,” kata Nyoman Swenten, Tokoh Masyarakat Desa Bungbungan, Senin (9/3/2020).

Menurut Swenten ada sejumlah daya tarik pariwisata yang bisa dikemas untuk menjadikan Desa Bungbungan sebagai Desa Wisata.

Pertama, desa ini memiliki ratusan sungai yang potensial dikembangkan sebagai objek wisata arum jeram atau rafting. Persawahan di desa ini juga bisa dikemas menjadi bagian jalur tracking menuju sungai tempat arum jeram.

“Jadi wisata adventure dan wisata alam bisa dikembangkan di Desa Bungbungan untuk mendukung desa wisata,” imbuh Swenten.

Kedua, Desa Bungbungan bisa menjadi destinasi wisata duren sebab desa ini juga dikenal sebagai penghasil duren terbesar di Kecamatan Banjarangkan. Desa ini bisa saja nantinya menjadi destinasi wisata kuliner yang menyediakan beragam olahan dari duren.

“Saat panen raya harga duren anjlok hanya Rp 5 ribu per buah. Jadi kalau dibuat wisata duren dengan beragam produk olahan dan menjadi oleh-oleh khas Bungbungan kan bagus , selain untuk menambah penghasilan petani,” ujar Swenten.

Dengan adanya wisata duren diharapkan home industry atau industri rumah tangga bisa berkembang dan muncul beragam oleh-oleh kuliner dari duren khas Bungbungan. “Nanti kita buatkan brandingnya agar jadi kebanggaan Desa Bungbungan,” tegas Swenten.

Pihaknya pun berharap, upaya mewujudkan Desa Wisata Bungbungan bisa dikerjakan bersama-sama semua stakeholder terkait di desa dan mendapatkan dukungan, pembinaan dan pendampingan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung dan instansi terkait.

“Kami akan ajak pelaku pariwisata, tokoh masyarakat, generasi muda, pemerintahan desa, Dinas Pariwisata agar bersama-sama membantu menggali potensi wisata di Desa Bungbungan,” pungkas Swenten. (wid)