Denpasar (Metrobali.com)-

Rencana Kemendikbud menghapus mata pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum baru pada jenjang pendidikan dasar tingkat SD dianggap keliru dan sebagai langkah mundur yang tidak masuk akal. Pasalnya, saat ini daya saing generasi muda bangsa di tingkat dunia masih sangat rendah, karena keterbatasan komunikasi, yakni bahasa asing (Inggris).

Jika, proses pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SD yang sedang diupayakan kini sampai dihapuskan berarti bencana “tsunami” bagi kemajuan bangsa di masa datang. Karena, generasi muda sebagai aset paling utama dalam pembangunan bangsa ke depan tidak mampu bersaing secara global. Maka itulah, seharusnya rencana untuk menghapus bahasa Inggris dalam kurikulum SD segara dihentikan.

Demikian diungkap oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Denpasar, Putu Rumawan Salain, Sabtu (13/10) kemarin. Kepada koran ini, dia bahkan menegaskan bahwa semestinya pembelajaran bahasa daerah dan bahasa asing (Inggris) harus diberikan sejak dini secara sejajar dan berimbang. Mulai dari tingkat TK atau Playgroup, termasuk tingkat SD tentunya. Hal ini sebagai penguat jati diri sekaligus daya saing bangsa di kancah internasional. “Karena pembelajaran bahasa memang harus diberikan sedini mungkin,” katanya.

Diakuinya, kalau memang secara nasional bahasa Inggris dalam kurikulum SD dihapuskan, dia berharap pemerintah Bali melalui Disdikpora Bali untuk memperjuangkan menjadi mata pelajaran muatan lokal bahasa daerah Bali dan bahasa asing (Inggris). “Disdikpora Bali harus berani protes dan mengusulkan kepada Kemendikbud agar mata pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum baru pada jenjang pendidikan dasar tingkat SD tetap dipertahankan,” cetusnya.

Sementara itu, Kepala Disdikpora Bali, AAN Gde Sujaya mengatakan memang dalam kurikulum baru rencananya ada penghapusan mata pelajaran bahasa Inggris pada jenjang pendidikan dasar tingkat SD. Tapi, itu baru rencana dan belum final, karena saat ini sedang dalam proses kajian.

Jadi, katanya, dalam hal ini pihaknya belum bisa mengambil sikap. Namun, yang jelas apapun yang terbaik untuk peningkatan mutu pendidikan khususnya di Bali pasti akan selalu diupayakan. Tentunya, termasuk mengusulkan bahasa Inggris dalam kurikulum SD sebagai muatan lokal jika secara nasional nantinya benar-benar dihapuskan. “Kita saat ini yang pasti sifatnya masih menunggu kebijakan dari Kemendikbud,” kilahnya.

Diketahui bahwa dalam perombakan kurikulum baru 2013 rencananya mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar tingkat SD akan dipangkas menjadi enam mata pelajar, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Matematika. IJA-MB