MetroBali

Selangkah Lebih Awal

La Nyalla Mattalitti ke PSSI, kejutan yang tidak aneh

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Nyalla Mattalitti (tengah) didampingi Wakil Ketua Nono Sampono (kiri) dan Mahyudin memimpin sidang paripurna di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (7/10/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama. (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

Jakarta (Metrobali.com) –
Nama La Nyalla Mattalitti kembali mencuat ke publik setelah terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia periode 2019-2024.

Sehari setelah dinobatkan sebagai pemimpin para utusan daerah, tepatnya pada Rabu (2/10), La Nyalla membuat langkah mengejutkan dengan mendaftarkan diri menjadi salah satu bakal calon ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) 2019-2023.

Kejutan, karena sebelumnya tidak terdengar kabar bahwa pria berusia 60 tahun itu akan masuk bursa pemilihan orang nomor satu PSSI.

Namun, tidak aneh melihat langkah putra dari Mahmud Mattalitti tersebut. Sebab, ia merupakan Ketua Umum PSSI tahun 2015, tetapi tidak bisa menuntaskan kiprah setelah organisasi yang berdiri 19 April 1930 itu dibekukan oleh pemerintah Indonesia dan selanjutnya oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) pada rentang tahun 2015-2016.

Jejak La Nyalla di dunia sepak bola sejatinya bisa dilacak sejak delapan tahun lalu ketika dia menjadi wakil ketua Asprov PSSI Jawa Timur.

Saat itu, dia terlibat intens dalam gonjang-ganjing PSSI. Ketika Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) terbentuk pada Desember 2011, La Nyalla terpilih menjadi wakil ketua.

Setahun berikutnya, Ketua Kadin Jawa Timur periode 2014-2019 tersebut naik tingkat menjadi orang nomor satu di KPSI. Dari sana, langkahnya ke tampuk kuasa semakin lancar.

La Nyalla lalu menggantikan Farid Rahman sebagai wakil ketua umum PSSI periode 2013-2015.

Kemudian, dalam kongres luar biasa PSSI 2015, wakil ketua Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tahun 2010 itu terpilih menjadi ketua umum PSSI yang masa jabatannya tidak diselesaikan karena adanya sanksi dari pemerintah dan FIFA.

Meski demikian, La Nyalla Mattalitti sedikit terganjal latar belakangnya yang tersangkut kasus korupsi. Dia pernah menjadi terdakwa kasus korupsi pada tahun 2016. Dia pun sempat ditahan di rumah tahanan Salemba.

Akan tetapi, setelah pengadilan bergulir hingga tingkat kasasi, La Nyalla dinyatakan tidak bersalah atas kasus yang menjeratnya.

Ketua Komite Pemilihan (KP) PSSI Syarif Bastaman menyebut bahwa nama-nama yang menjadi bakal calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 bersih dari pidana.

Menurut Syarif, ke-10 bakal calon ketua umum PSSI itu memiliki surat keterangan dari pengadilan yang menyatakan bahwa dia tidak pernah melakukan atau tidak terlibat pelanggaran hukum.

Di bakal calon ketua umum PSSI 2019-2023, La Nyalla bersaing dengan 10 nama lain yaotu CEO Nine Sport Inc Arif Putra Wicaksono, Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan, Chairman klub Liga Australia Brisbane Roar Rahim Soekasah, Ketua Masyarakat Sepak Bola Indonesia Sarman El Hakim, pewarta senior Yesayas Oktavianus, manajer klub Liga 3 Persigo Semeru FC Aven Hinelo, anggota DPR RI 2014-2019 sekaligus politisi Partai Gerindra Fary Djemi Francis, Brigjen TNI (Purn) Bernhard Limbong, pengusaha Vijaya Fitriyasa dan manajer tim sepak bola PraPON DKI Jakarta Benny Erwin.

Kongres pemilihan 15 personel komite eksekutif PSSI yaitu ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota Exco digelar pada 2 November 2019. (Antara)