Jembrana (Metrobali.com)-

Mempersempit ruang gerak pengacau masuk Bali, pengamanan jalur darat dari Gilimanuk menuju Denpasar semakin diperketat.  Selain penambahan personil dari Polres Jembrana, satu peleton tentara Kodim 1617/Jembrana bersenjata laras panjang ikut memback-up
pengamanan di jalur utama menuju Denpasar itu. Pemeriksaan identitas, orang, kendaraan dan barang juga dilakukan dari unsur Polisi Militer (PM).

Pengamatan di Gilimanuk, Minggu (6/10) belasan petugas berseragam PM dari Pomdam Bali nampak berbaur dengan polisi melakukan pemeriksaan di Pos 2 atau pintu keluar Pelabuhan Gilimanuk.

Saat memeriksa di salah satu bus pariwisata, petugas PM mendapati dua penumpang yang tidak ikut turun. Penumpang dengan tujuan  Denpasar itu selanjutnya diminta turun untuk diperiksa identitasnya di Pos KTP. Pada saat itu, anggota juga memeriksa sebuah mobil yang berisi anggota TNI.

Pimpinan operasi Denpom (Datasemen Polisi Militer) Bali, Mayor CPM Edy Rahmanto mengatakan operasi ini merupakan operasi imbangan dalam rangka KTT APEC di Nusa Dua, Bali.

Menurutnya operasi yang digelarnya itu dilakukan secara acak dan tidak menentu. Tujuan utamanya adalah untuk memback-up Polri dalam melakukan pengamanan serta mempersempit ruang gerak pengacau keamanan untuk masuk Bali. “Semua kami periksa, termasuk tadi, kendaraan yang ditumpangi anggota TNI” ujar Rahmanto.

Dikatakannya dengan ditutupnya sementara bandara, dikhawatirkan para pengacau memanfaatkan jalur darat untuk masuk Bali. Selain dilakukan di pelabuhan, oprasi juga digelar di sepanjang jalur darat, termasuk di lokasi KTT APEC dan pintu masuk Bali lainnya. MT-MB