Manado (Metrobali.com)-

Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Idy Muzayyad mengatakan, media penting menjaga kepercayaan di depan publik agar tetap dibaca.

“Dengan tingkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi, pembaca akan semakin cerdas. Nah kalau media tidak lagi bisa dipercaya, masyarakat akan meninggalkannya, tidak akan dibeli. Masyarakat bisa berlaku kejam terhadap media,” katanya pada pelatihan pengawasan pemilu bagi media massa, di Manado, Sabtu (21/9).

Dia mengatakan, ketika media pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah hanya mengangkat satu pasangan calon, dan kemudian calon tersebut kalah dalam pertarungan, akan muncul ketidakpercayaan terhadap media tersebut “Kan kasihan kalau karya jurnalistik kita tidak ada yang baca. Itulan pentingnya kenapa media harus mampu menjaga kepercayaan di depan publik,” ungkapnya.

Dia mengatakan, meskipun media dihadapkan pada tantangan independensi, namun ada sebuah survei yang dilakukan Edelman Trust Survey, sebuah lembaga pemeringkatan Jerman mempublikasi bahwa kepercayaan publik terhadap media lebih tinggi dibanding lembaga-lembaga lainnya.

“Kepercayaan publik terhadap media sebesar 77 persen atau lebih tinggi dari pengusaha, lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah. Namun tingkat kepercayaan publik terhadap media tahun ini turun menjadi 77 persen bila dibanding tahun sebelumnya sebesar 80 persen,” katanya.

Menurut dia, penurunan angka kepercayaan publik ini bisa ada kaitannya dengan kuatnya intervensi internal maupun eksternal seperti partai politik.

Dia mengatakan, walaupun menurun namun peran media masih sangat diharapkan pada agenda pemilihan umum tahun 2014 nanti, ketimbang tidak ada gerakan.

“Bila media tidak bergerak maka potensi terjadi kecurangan, penyimpangan atau pelanggaran akan semakin tinggi. Ini gawat. Dan seandainya kemudian pelanggaran itu dinihilkan, media tetap telah melakukan pengawalan,” katanya. AN-MB