Sydney (Metrobali.com) –

Mereka lucu, suka diemong dan mengambil-alih satu kota kecil di Queensland Utara, sehingga membuat ahli lingkungan hidup dan kesejahteraan hewan berjuang mencari cara bertahan terhadap populasi walabi.

Mereka merajalela dan mengubah tempat masyarakat yang tenang menjadi kota yang terkepung.

South Mission Beach di sebelah selatan Cairn adalah sepenggal nirwana tropis di satu daerah Australia yang terkenal sebagai daya tarik wisatawan.

Kini kota kecil itu menjadi berita besar sebagai magnet walabi. satu dari sekitar tiga puluh spesies macropoda (Familia Macropodidae). Binatang itu merupakan tanda informal yang biasanya digunakan macropoda yang lebih kecil daripada kanguru atau walaroo yang belum diberi beberapa nama lain. Kota tersebut benar-benar menarik ribuan hewan berkantung dan berbulu tersebut; mereka menyantap rumput, melompat, menggali lubang, bermain-main dan memporak-porandakan wilayah yang dulu tenang.

Masalah mengerikan yang sekarang dihadapi warga ialah cara melindungi rumah dan tempat tinggal mereka dari “musuh berbulu” itu, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Meskipun kebanyakan warga di Desa South Mission sependapat bahwa walabi wannade harus pergi, ada perdebatan sengit mengenai cara melakukannya. Dewan lokal mengatakan kepada Xinhua bahwa kegiatan pemilihan yang teratur rapi adalah pilihan yang mendapat dukungan paling sedikit.

Ketika berbicara dari kebun tropis Cassoway Coast Council, Kanselir Alistair Pike berusaha menyatakan bagaimana rasanya hidup dalam pengepungan “lambang” hewan Australia.

“Yah, saya kira orang harus mengatakan siapa saja yang hidup bersama mereka dipengaruhi oleh mereka … Masalah kesehatan juga, orang sangat khawatir, terutama anak kecil yang berjalan dan menginjak kotoran walabi,” katanya.

Pike mengatakan walabi ada di mana-mana –mereka menyeruduk-nyeruduk kebun, melompat ke dalam rumah dan warga lokal telah membentur tembok mengenai cara menghadapi mereka.

Dengan kesehatan dan kebersihan menjadi prioritas utama, Pike mengatakan hewan yang dulu tenang tersebut kini bertambah percaya diri dan jumlah mereka bertambah banyak.

“Tahu lalu ada seorang perempuan yang berusia lanjut yang berusaha mengusir hewan itu dari beranda rumahnya, dan hewan tersebut menyerang balik dan melukai dia. Perempuan itu harus dibawa ke rumah sakit,” kata Pike.

Namun membebaskan diri dari lambang nasional Australia tersebut –yang banyak spesiesnya terancam– bukan tindakan yang mudah.

Hubungan Australia dengan wabali sangat dalam, seperti juga dengan sepupunya, yang memiliki tubuh lebih besar dan lebih dikenal di dunia internasional –kanguru.

Pada kenyataannya, tim rugbi nasional Australia –yang disayangi– menggunakan namanya, the Wallabies).

Sekelompok besar –atau gerombolan– walabi berkumpul di sekitar lubang air yang sama dengan yang digunakan warga selama musim kering, tapi melihat hewan itu dalam jumlah sebanyak itu di Queensland Utara sungguh pemandangan yang langka. (Ant/Xinhua-OANA)