Ketua MPR Dukung Reklamasi Teluk Benoa, Ini Syaratnya
Jimbaran(Metrobali.com) –
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulkifli Hasan mendukung langkah reklamasi Teluk Benoa yang digagas oleh PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI). Menurut Zulkifli, reklamasi bukan barang baru. Di dunia, beberapa negara yang sukses melakukan reklamasi di antaranya Singapura, Dubai dan Amsterdam, Belanda. Indonesia, kata Zulkifli, tak perlu alergi terhadap proyek reklamasi. Sepanjang hal itu memenuhi kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sepanjang reklamasi membawa kemajuan bagi Bali, Zulkifli mengaku mendukung sepenuhnya. “Yang penting reklamasi kalau membawa kemajuan tentu bagus kenapa tidak. Tapi, AMDAL-nya harus betul adanya dan bagus,” kata Zulkifli saat menjadi pembicara dalam Munas Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia di Widya Padma Politeknik Negeri Bali di Jimbaran, Senin 1 Februari 2016.
Ia meminta agar masyarakat Bali bisa berfikir jernih mengenai rencana reklamasi seluas 700 hektar di Teluk Benoa itu. Ia memaparkan, reklamasi sesunggunya lazim dilakukan di beberapa negara di dunia. Singapura, Dubai, Amsterdam, Belanda adalah mereka yang sukses melakukan reklamasi.
“30 persen luas wilayah Singapura itu hasil reklamasi. Pasir kita habis untuk reklamasi Singapura. Dia makin bertambah luas daratannya,” papar Zulkifli. Pada sisi lain, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebut jika Dubai terkenal karena proyek reklamasi lantaran Palm Beach yang berada di tengah laut. Bahkan, ia melanjutkan, saat ini Dubai tengah membangun lapangan renis di dalam laut.
“Saya tiga hari di Dubai habis umroh. Saya lihat pantainya bagus banget. Yang datang wisatawannya 70 juta lebih. Tapi, mereka AMDAL-nya bagus dan betul-betul adanya. Saya dengar juga di Jakarta ada beberapa yang direklamasi. Itu bagus ketimbang sampah terjadi banjir akibat sedimentasi,” terangnya.
Atas dasar itu, Zulkifli mengaku setuju dengan proyek reklamasi Teluk Benoa.
Kendati begitu, ia menyerahkan kajian teknis tersebut kepada para pakar yang melakukan kajian. “Jika itu membawa kemajuan bagi Bali dan AMDAL-nya bagus, why not? Tapi kalau belum ada AMDAL-nya ya kita tunggu dulu sampai ada,” tegasnya.
Ia sendiri mendukung reklamasi Teluk Benoa lantaran Bali wajib memiliki destinasi wisata baru. Singapura, katanya, saat ini jumlah kunjungan wisatawannya mencapai 50 juta. Sementara Dubai sudah mencapai 70 juta wisatawan. “Bali harus ada wisata baru. Sekarang ini Bali memang sudah bagus, tapi jangan stag di sana. Harus mendunia. Kerja sama itu bagus selama aturannya dipatuhi dengan benar,” paparnya. JAK-MB
3 Komentar
1).Singapura, Dubai dan Belanda tidak ada yg namanya Tri HIta Karana, laut disucikan, laut sebagai tempat upacara pembersihan. jadi secara kultural memang beda bagai langit dg tanah jika membandingkan Teluk Benoa dg Singapura atau Dubai; 2). Bali Selatan sudah over crowded,fasilitas pendudukungnnya seperti air akan mempengaruhi daerah yg lainnya, ini masalah serius. 3). Masih banyak tanah di Bali timur yg masih kosong, bangun saja di sana sekaligus pemerataan. Jika destinasi wisata baru itu sangat menarik pasti akan dicari.Why not ? Kenapa mesti Ngurug laut lagi. 4). Dari kacamata orang luar, pasti Teluk Benua dikira sama saja dg Dubai, Singapura, Belanda karena mereka2 itu tidak paham akan budaya Bali, ini masalahnya. 5). Teluk Benoa merupakan tumpahan beberapa sungai, jadi sungai akan menuju ke sana, di Singapur, dubai, Belanda kan tidak demikian adannya, ini resiko banjir yg luar biasa. 6).Terlalu banyak untuk disebutkan. Lebih banyak kerugiannya dari pada sisi baiknya. Ya memang sangat baik bagi investor, tentu.”Mertha matemahan Wisia”
Apakah dipikir memajukan Bali dengan melakukan reklamasi, masih banyak tempat-tempat di Bali yang pembangunannya tidak seperti di Kuta/Badung. Kalo ingin Bali Bagus tanpa merusak dan mengubah peta wajah Bali adalah memeratakan pemabngunan di seluruh Bali untuk seluruh sektor pembangunan termasuk pariwisata.
setuju reklamasi pak, lbh cepet lbh baik klo sdh bnyk mamfaatnya kerjakan sj, nt klo sdh jadi destinasi baru mereka jg pada nyari krj kesana,,jgn dipakai ajang politik bkln rame truss,, dlu tol, underpass jg ditolak tp bgtu selesai mereka jg diem,,