Washington (Metrobali.com) –

Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Ahad (16/2) kembali menegaskan komitmen negerinya bagi proses Jenewa dan menyerukan lebih banyak upaya guna menemukan penyelesaian politik bagi konflik Suriah.

Seruan diplomati senior Amerika itu dikeluarkan saat perundingan babak-kedua Konferensi Internasional Jenewa II mengenai Suriah berakhir tanpa hasil nyata pada Sabtu (15/2).

Lakhdar Brahimi, utusan khusus PBB-Liga Arab untuk Suriah, mengatakan satu agenda yang diusulkan buat babak berikut pembicaraan disepakati oleh delegasi Pemerintah Suriah dan oposisi, tapi ia tidak mengungkapkan tanggal pastinya.

“Tak ada reses dalam penderitaan rakyat Suriah, dan semua pihak serta masyarakat internasional harus memanfaatkan reses dalam pembicaraan Jenewa guna memastikan cara terbaik untuk memanfaatkan waktu ini dan kelanjutannya guna menemukan penyelesaian politik bagi perang saudara, yang mengerikan ini,” kata Kerry di dalam satu pernyataan.

Ia menyalahkan “rintangan” Pemerintah Suriah atas lambannya kemajuan dalam pembicaraan tersebut, sementara memuji oposisi atas “kesediaan mereka membahas semua aspek konflik tersebut”.

“Kami menyeru para pendukung rejim agar menekan rejim,” kata Kerry, sebagaimana dilaporkan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. “Pada akhirnya, mereka akan memikul tanggung jawab jika rejim melanjutkan sikap keras kepalanya dalam pembicaraan dan taktiknya di lapangan.” “Kami tetap terikat komitmen bagi proses Jenewa dan bagi semua upaya diplomatik untuk menemukan penyelesaian politik sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik secara berkelanjutan dan selamanya,” ia menambahkan.

Di dalam pertemuannya dengan Raja Abdullah II dari Jordania pada Jumat (14/2) di Rancho Mirage, California, Presiden AS Barack Obama mengakui, “Kami kira penyelesaian belum bisa dicapai dalam waktu dekat ini.” Namun ia berjanji akan “melakukan tindakan segera” guna membantu mengatasi situasi kemanusiaan di Suriah dan “beberapa langkah penengahan” untuk melakukan lebih banyak tekanan atas Pemerintah Suriah.

Pada Jumat, delegasi Pemerintah Suriah dan oposisi mengakui babak kedua Konferensi Jenewa II gagal menghasilkan kemajuan apa pun.

Perundingan saat ini memasuki penetapan agenda pembahasan, namun kedua pihak tidak bergeser sedikit pun dari posisi mereka.

Pihak pemerintah berkeras bahwa penghentian kerusuhan dan aksi teror harus menjadi prioritas utama, sedangkan oposisi memusatkan perhatian pada pembentukan pemerintah peralihan dengan hak eksekutif penuh dan tanpa kehadiran Presiden Bashar al-Assad.

Dalam taklimat yang diselenggarakan masing-masing oleh kedua pihak pada Jumat siang, setelah pertemuan itu, suasana suram merebak; satu pihak menuduh pihak lain kurang memiliki komitmen. (Ant/Xinhua-OANA)