Foto: Bakal Calon Bupati Jembrana I Nengah Tamba (kiri) bersama Direktur PT. Hasura Mitra Gemilang T. Lukito, saat mengunjungi pabrik HPC di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.

Jembrana (Metrobali.com)-

Bakal Calon Bupati Jembrana I Nengah Tamba menunjukkan keseriusannya satu persatu meniti jalan mewujudkan kejutan ide-ide besar dan out of the box dalam membangun Jembrana khususnya juga meningkatkan kesejahteraan petani.

Sebelumnya Tamba melontarkan gagasan brilian dan menjadi kejutan pertamanya untuk Jembrana dengan berencana membangun pabrik pengolahan sampah plastik dan limbah pertanian seperti batang padi yang habis dipanen dan kulit gabah untuk diolah menjadi bahan bangunan. Hal ini dinamakan HPC (Husk Plastik Composite).

Tamba pun tampak tak main-main dengan ide besar ini. Ia pun belum lama ini langsung mengunjungi salah satu pabrik HPC PT. Hasura Mitra Gemilang yang sudah beroperasi di kawasan Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.

Tamba melihat langsung bagaimana pabrik HPC ini beroperasi mengolah limbah sampah plastik dan limbah pertanian seperti batang padi yang habis dipanen dan kulit gabah untuk diolah menjadi bahan bangunan dan lainnya seperti bahan furniture.

“Saya super serius ingin wujudkan pabrik HPC di Jembrana untuk selamatkan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Karenanya saya datang langsung ke pabriknya di Cibitung melihat langsung,” kata Tamba, Selasa (18/2/2020).

Didampingi Direktur PT. Hasura Mitra Gemilang T. Lukito, dengan penuh semangat Tamba berkeliling melihat langsung proses pembuatan daur ulang limbah sampah plastik dan limbah pertanian menjadi produk bernilai ekonomis tinggi ini.

Bagi Tamba inovasi pabrik HPC ini sangat menarik dan pemikiran yang out of the box serta sangat tepat jika dibangun pula di “Gumi Makepung” Jembrana. Terlebih jika melihat selama ini limbah pertanian seperti batang padi habis panen dan kulit gabah dianggap sampah, tidak ada yang meliriknya memiliki potensi nilai ekonomi untuk meningkatkan pendapatan petani.

Jadi lewat pabrik HPC ini, limbah sampah plastik dicampur dengan batang padi dan kulit gabah yang hampir tidak ada harganya bagi petani, justru malah bisa dibeli dengan harga yang lumayan bagus yakni Rp 1000 hingga Rp 2000 per kilogram.

“Jadi hal ini kabar baik bagi petani. Kita bisa meningkatkan kesejahteraan petani dengan adanya pabrik HPC di Jembrana. Jadi membantu petani tidak hanya sekadar wacana saja, tapi kita ada aksi nyata. Kasihan petani selama ini menjerit, saat panen raya mereka malah bersedih karena harga juga kerap anjlok,” kata Tamba yang juga mantan Anggota DPRD Bali dua periode ini.

Tokoh masyarakat Jembrana yang populer dengan tagline TMS (Tamba Memberi Solusi) ini juga melihat produk HPC ini bisa dikreasikan atau diinovasikan menjadi berbagai produk bahan bangunan. Seperti seperti papan, bata, conblock, lantai, rumbai atap rumah hingga dinding tembok.

Selain untuk bangunan HPC ini juga bisa digunakan untuk membuat meja, kursi, dan produk furniture lainnya hingga juga menjadi bahan souvernir.

Secara kualitas, produk pabrik HPC ini juga sangat terjamin, aman dan terjaga kualitasnya. Terlebih dengan adanya penerapan manajemen mutu ISO 9001: 2015.

Keberadaan pabrik HPC ini juga berkontribusi pada pengurangan pemakaian kayu untuk bahan bangunan dan furniture. Untuk diketahui, 1 batang pohon setara dengan 7 batang HPC, atau sama dengan 35 kilogram limbah padi dan 22 kilogram limbah plastik.

Yang artinya pabrik HPC secara langsung mengurangi jumlah pohon yang ditebang sehingga dapat menyelamatkan lingkungan, menjaga kelestarian hutan dan tetap menjaga pasokan oksigen.

“Jadi pabrik HPC ini kalau kita bangun di Jembrana bisa berkontribusi mengatasi banyak permasalahan. Mulai dari masalah sampah plastik, lingkungan, hutan, ketersediaan oksigen. Tapi yang terpenting juga adalah meningkatkan kesejahteraan petani dan menciptakan lapangan kerja,” ungkap Tamba.

Sejahterakan Petani, Bawa Jembrana Kembali Jaya

Politisi Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana ini menambahkan dalam pabrik HPC ini yang diolah adalah 60 persen limbah pertanian seperti batang padi dan kulit gabah, sisanya limbah sampah plastik sebanyak 40 persen.

“Artinya limbah pertanian punya nilai ekonomis tinggi. Yang dulunya dibuang nantinya bisa dimanfaatkan dan dijual memberikan nilai tambah bagi petani,” kata Tamba yang memang dikenal sangat peduli pada peningkatan kesejahteraan petani Jembrana ini.

Jadi jika pabrik HPC ini mampu diwujudkan dibangun di Jembrana tentu ibarat menjadi “doubel track stategy” atau strategi jalur ganda untuk mempercepat pembangunan daerah yang sempat termasyhur karena keberhasilan pembangunannya di era Bupati Prof Gede Winasa hingga menjadi objek kunjungan studi banding pemerintah (government tourism).

Keberadaan pabrik HPC ini juga diyakini jadi bagian strategi besar Tamba membawa Jembrana Kembali Jaya (JKJ) seperti era Bupati Winasa. Bahkan Jembrana bisa jadi percontohan nantinya di Bali dalam hal pengolahan sampah dan menyejahterakan petani.

“Ini luar biasa, konsep kita penyelamatan lingkungan sejalan dengan membantu petani dan meningkatkan kesejahteraan petani. Jadi selamatkan lingkungan, kurangi sampah dan sejahterakan petani, tidak lagi hanya slogan tapi konkret, kerja nyata,” pungkas Tamba.

Sementara itu Direktur PT. Hasura Mitra Gemilang T. Lukito mengungkapkan sejauh ini perusahaan sudah mempunyai dua pabrik HPC yakni di kawasan Cibitung dan Tanggerang serta beberapa pabrik pengolahan sampah skala kecil lainnya.

Pihaknya pun melihat potensi Jembrana untuk dibangun pabrik HPC ini sangat besar. Sebab sumber daya materialnya yakni sampah plastik dan limbah pertanian seperti batang padi yang habis dipanen dan kulit gabah tersedia dalam jumlah memadai untuk diolah menjadi HPC.

“Sekarang tinggal bagaimana dukungan pemerintah daerah agar produk ini bisa dipasarkan di Bali. Dan saya apresiasi Pak Nengah Tamba yang melihat potensi ini dan akan memperjuangkannya,” pungkas Lukito.

Ditanya terkait penyerapan pasar atas produk HPC ini, Lukito mengungkapkan sejauh ini pasar sangat merespon baik. Produk HPC dari PT. Hasura Mitra Gemilang dipasarkan ke para pengembang proyek properti seperti apartemen, untuk pembangunan hotel, vila hingga restoran.

“Jadi pasarnya sangat potensial. Saya yakin di Bali juga produk HPC ini bisa sangat diminati karena untuk jangan panjang jauh lebih murah dan tahan lama dibandingkan produk dari kayu,” tandas Lukito. (wid)