KBS JADI PEMBICARA DI MUHAMMADIYAHAnggota Komisi X DPR RI Dr.Ir. Wayan Koster, MM menjadi pembicara dalam Dialog Nasional dengan tema ‘Urgensi Pendidikan Karakter Menuju Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya’ yang dilaksanakan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Provinsi Bali, Kamis (10/8) di Denpasar.

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Komisi X DPR RI Dr.Ir. Wayan Koster, MM menjadi pembicara dalam Dialog Nasional dengan tema ‘Urgensi Pendidikan Karakter Menuju Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya’ yang dilaksanakan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Provinsi Bali, Kamis (10/8) di Denpasar. Koster yang kini lebih dikenal dengan KBS (Koster Bali Satu) menilai pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini, untuk menghasilkan generasi yang berintegritas, berkarakter serta memiliki nilai moral religius.

Selain KBS, dalam dialog yang diikuti para guru, lembaga pendidikan dan pengurus cabang Muhamadiyah Kabupaten/Kota se-Bali, juga sebagai pembicara Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad.  Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tia Kusuma Wardani. KBS dalam pemaparannya menyatakan, pendidikan karakter sangat penting ditanamkan diseluruh jenjang pendidikan, mulai dari TK/PAUD, pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi. Rumusan mengenai pendidikan karakter sudah ada dan tinggal mengikuti, akan tetapi menurut Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini, materi dan isinya harus terus dikembangkan, terlebih dengan perkembangan media sosial yang belakangan ini semakin pesat.

KBS yang juga duduk sebagai anggota Badan Anggaran DPR RI menegaskan, media sosial selain memiliki dampak positif, juga mememberikan dampak lain yang tidak mengenakan, membawa prilaku yang kurang baik terutama kepada anak-anak muda. “Melalui media sosial begitu bebasnya menyerang orang, mengatai orang seenaknya. Perkembangan media sosial memang tidak bisa kita hindari, harus dimanfaatkan secara cerdas, secara baik dan arif. Media sosial harus dimanfaatkan, salah satunya sebagai media penyampaian pendidikan karakter,”terang KBS. Lebih lanjut dikatakannya, kurikulum pendidikan perlu mengadopsi media sosial dalam sistim pembelajaran. Dalam media sosial  dapat dimasukan unsur-unsur pendidikan, kepentingan nasional dan bangsa, termasuk materi pendidikan karakter. Sehingga pendidikan karakter tidak hanya diberikan secara formal di sekolah. “Media sosial harus dimanfaatkan untuk mencapai tujuan nasional, memangun ideologi negara, membangun umat beragama, menjaga dan mempertahankan kearifan lokal, tradisi serta budaya,”tegas KBS.

Dengan pendidikan karakter kata KBS, generasi bangsa ini akan bisa menempatlan diri sebagai warga negara yang taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) , dan Bhinneka Tunggal Ika,  berkarakter dan berintegritas moral, serta memiliki moral religus sesuai dengan agamanya masing-masing. “Karakter harus dibangun untuk memperkuat rasa nasionalis, patriotisme, saling mencintai satu sama lainnya. Kalau tidak, bangsa ini akan ribut terus, dan mengganggu proses pembangunan,”ujarnya. Pihaknya mengharapkan Muhammadiyah yang memiliki lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi ikut memperkuat pendidikan karakter pada lembaga pendidikan yang dimilikinya.

Sebelumnya Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad mengatakan, sangat penting memperkuat pendidikan karakter kepada anak-anak didik.  Diungkapkannya, saat ini penyimpangan karakter pada anak-anak sudah dalam tahap membahayakan. salah satu indikasinya adalah tindak kekerasan pada anak sekolah sangat luar biasa. “Dulu kalau tawuran hanya anak SMA atau SMK. Tapi sekarang anak SD sudah melakukan kekerasan, itu sangat mengkhawatirkan. Pornografi dan porno aksi juga merambah, sangat merusak akidah dan karakter bangsa,”ungkapnya.

Dia juga mengungkapkan penelitian sebuah universitas ternama di Indonesa tahun 2010 menyebutkan, semua lembaga pendidikan di Indonesia sudah terkeoneksi jaringan narkoba, tidak terkecuali pesantren. Ancaman lainnya, adanya aliran atau paham radikalisme yang tak hanya lagi menyusupi pendidikan tinggi, tapi sudah menyasar mulai dari pendidikan dasar. Aliran ini mengajarkan kekerasan kepada anak didik, membuat anak tidak toleran, tidak senonoh, memiliki sifat sara, kebencian kepada orang lain yang bereda agama. Untuk menangkal hal-hal buruk tersebut semua pihak baik itu lembaga pendidikan formal, keluarga dan masyarakat harus bergerak bersama-sama dengan memberikan pendidikan karakter kepada anak-anak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri kata dia, telah memasukan pendidikan karakter pada kurikulum intrakulikuler, kulikuler dan ekstrakulikuler, yang wajib diajarkan dan dilaksanakan.

Pada  dialog yang juga dihadiri pengurus PW Muhammadiyah Provinsi Bali dibawah kepemimpinan H. Amirulloh,  KBS yang secara terbuka menyatakan dirinya akan maju dalam Pilgub tahun 2018, siap  lahir bathin untuk ngayah secara total sekala niskala  dengan tulus iklas dan selurus lurusnya untuk krama Bali. KBS menegaskan komitmenya untuk menjaga tradisi gotong royong, menyame braya tanpa memandang suku, agama dan golongan. Bersama-sama membangun Bali, bersama-sama memecahkan persoalan mendasar yang terjadi di Bali. Dengan nilai-nilai agama yang dipedomani. Pernyataan tulus ini mendapat sambutan yang sangat baik dari jajaran Muhammadiyah Provinsi Bali maupun Kabupaten/Kota, yang siap mendukung politisi asal Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng ini. RED-MB